Part 12

1.6K 79 14
                                    

Gun terkejut mendengar ucapan Off. Sungguh dia hampir lupa tentang perasaan Off pada dirinya. Belakangan ini Off sudah benar-benar bertindak seperti seorang teman yang baik pada Gun, jadi wajar saja jika Gun lupa perasaan Off.
"Baiklah P', aku mengerti".

Off bernafas lega mendengar hal itu, "kau mengerti? Bagus, kalau begitu cepat hubungi keluargamu".

"Kau boleh melakukan apapun yang kau inginkan padaku".

"Hah??????"

Part 12

Gun terlentang pasrah di atas kasur, membentangkan kedua tangannya pada Off, "kau boleh melakukan apapun yang kau inginkan padaku, silahkan!, aku tidak peduli"

Deg.. "Baiklah".  Perlahan Off mendekati Gun, mencium bibirnya dengan ringan, "asal kau tau, aku tidak akan berhenti ditengah jalan walaupun kau berubah pikiran dan memohon padaku", perlahan Off mulai turun ke leher, tangannya membuka kancing piama yang Gun pakai, menunjukkan kulit putih mulus dada Gun. Gun terkejut dan mencengkram seprei di sisinya, melihat hal itu membuat Off semakin gatal lalu mulai menciumi dada Gun. Saat Off mulai menghisap puting Gun, lidah Off terus bermain di kedua puting Gun bergantian, menjelajah hingga ke bagian bawah perutnya. "Waw..", Off terkejut melihat dirinya disambut dengan baik oleh 'Gun junior' yang sudah setengah berdiri. Tanpa buang waktu Off segera mengeluarkan teknik lidah terbaiknya untuk membuat 'Gun junior' lebih bangkit bersemangat.
Gun merasa bagian bawah tubuhnya seperti tersengat listrik, dan menjalar ke seluruh sendinya. Saat ini walau Gun mencoba menahan erangan keluar dari mulutnya, namun justru membuat suaranya terdengar lebih seksi, dan semakin membangkitkan kecepatan menghisap Off.
"P'... jangan lagi... tolong... aku....aaaaaahhh..".

Off menjulurkan lidah, menjilati sisa cairan putih Gun di ujung bibirnya. Senyum puas terpasang diwajahnya, "selanjutnya...disini..", Off membelai lubang kecil dibawah 'Gun junior' dengan gerakan memutar mengikuti tepi lubang, sebelum akhirnya Off memasukkan satu jarinya kedalam. Lubang Gun begitu kecil dan sempit bahkan hanya untuk satu jari. "Ha?", Off mengerutkan alis, jarinya merasakan gemetar didalam tubuh Gun, saat Off mengangkat kepala, betapa terkejutnya dia melihat Gun gemetar ketakutan dengan mata terpejam, terlihat begitu kecil dan tak berdaya. "Bukan ini yang ku inginkan. Sama sekali bukan!". Off melompat bangkit dari tempat tidur, "tidak, aku tidak bisa!!".

"Heh?", teriakan Off yang tiba-tiba mengejutkan Gun.

"Aku tidak ingin mengambil tubuhmu hanya karena kau menyerah!. Aku sangat serius mencintaimu. Aku tidak menginginkan tubuhmu jika aku tidak bisa mendapatkan hatimu juga!", setelah mengucapkan itu Off langsung berlari keluar dari kamar.

"P'Off", Gun bangkit berusaha mengejar Off, namun berhenti setelah mendengar perkataan Off.

"Jangan pernah remehkan perasaan tulusku!". Braakkk

"Heh? Kenapa P'Off tiba-tiba pergi seperti itu?", Gun memandang pintu dengan wajah lugu dan bingung. "Huft, terserahlah!!. Aku 'gak ngerti pikiran P'Off!!. Aku capek, mau tidur lagi". Gun menarik selimut dengan kesal, "tapi...., "Jangan pernah remehkan perasaan tulusku!".... aku benar-benar sudah menyakiti perasaannya".

****

Wuuusssshhh.....wwuuuuussshhh....
Suara air mengalir tanpa henti dari kran di wastafel, Off berdiri memandangi wajah dirinya di cermin, yang masih merah karena gejolak emosi.
"Betapa bodohnya aku! Apa yang ku lakukan?! Itu tadi mungkin  kesempatan yang datang hanya sekali seumur hidup, Gun bahkan mempersilahkan padaku, tapi, walau begitu tetap saja...",

Drrttt....drrttt...

"Hemm, siapa sih?. Halo..oh P'Kwang, iya aku sudah bangun, iya iya aku berangkat sekarang, hemm bye"
"Lebih baik aku segera berangkat kerja saja", Off segera bersiap dan berangkat ke lokasi syuting.

love stage offgunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang