|five|

498 76 3
                                    

Kadang sulit membedakan rasa cinta dan kagum

June sibuk dengan laptop dihadapannya, dia belum selesai mengerjakan laporannya untuk diserahkan pada guru besok.

Sesekali June mengacak acak rambutnya, frustasi. June bukan anak yang rajin dan pintar dalam hal akademik. Dia tidak akan mengerjakan tugas ini kalau saja ia tak diancam oleh gurunya.

Mengerjakan tugas atau keluar dari sekolah.

Krekkk...

Pintu kamar June terbuka, menampilkan orang yang tak asing bagi June.

"Apa kau tidak bisa menghilangkan kebiasaan burukmu?"

Hanbin kebingungan dengan ucapan adiknya itu.

"Kebiasaan masuk kamar orang lain tanpa mengetuk pintu."

"Aaa..itu..mian... Kamarmu sangat sepi, kupikir kau sudah tidur.."

Hanbin duduk di pinggir tempat tidur June, sudah lama dia tidak masuk ke lamar adiknya itu. Tidak banyak yang berubah.

"Kau belajar....kemajuan yang besarr."

"Hemm..."

"Ngomong ngomong selamat atas kemenanganmu ya, kau memang sangat berbakat basket, aku jadi iri."

"Iyaa."

"Emm...itu...kau dan Sohyun...kalian dekat?"

June menghentikan kegiatannya. Diam. Tangannya mengetuk ngetuk meja.

"Jadi tujuanmmu kemari untuk itu?"

"Bukan seperti itu..hann..."

"Kami tadi berciuman...dia sangat manis bukan...bibir cherry nya."

Hanbin diam, dia sulit mempercayai ucapan June.

"Kau sudah bersama Rena, bukankah seharusnya kau melepaskan Sohyun. Jangan serakah, jangan memberi harapan palsu, kau hanya akan menyakiti Sohyun."

"Arra... Tapi kau tahu kan..."

"Turunlah, sebentar lagi pria bangsat itu akan pulang, bisa jadi masalah kalau kau tidak membantunya, kecuali...dia pulang bersama jalang jalangnya itu."

"Junhoe...berhentilah memanggil ayah dengan sebutan itu."

"aku hanya mengatakan kenyataan."

Hanbin mehembuskan nafas kasar, adiknya ini memang keras kepala. Sangat.
Hanbin menepuk pundak June dan segera turun kebawah, menunggu tuan Kim yang sebentar lagi pulang.

Hanbin menunggu diruang tamu, ia tau ayahnya pasti pulang dalam keadaan mabuk berat dan membutuhkan bantuan untuk berjalan menuju kamar.

Pintu utama rumah terbuka, tuan Kim berjalan masuk rumah dibantu seorang wanita cantik berpakaian serba minim, berusia sama dengan Hanbin.

Hanbin dengan sigap menghampiri sang ayah, membantunya berjalan menuju kamar.

"Minggir sana...khauu..."

My love, My Kiss, My Heart [✔] [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang