|twenty one|

347 50 6
                                    

Kejadian itu terasa begitu lambat untuk Sohyun. Menyakiti June adalah hal terbodoh yang pernah dia lakukan. Tapi terkadang hal bodoh perlu dilakukan disaat seperti ini.

Sohyun bisa melihat rasa kecewa, sedih dan sakit dimata June. Hati Sohyun juga terluka, tapi ia berusaha bertahan demi semua orang.

Sohyun hanya memainkan kukunya diranjang, diam. Kepalanya penuh dengan wajah kecewa June.

"Menyesal?"

Bobby muncul dari balik pintu, membawa beberapa kantong plastik makanan.

"Entah, tapi ini yang terbaik kan."

"Kau keterlaluan, apa tidak ada cara lain?"

"Semakin dia membenciku, semakin cepat dia melupakanku mencari penggantiku."

"Apa kau sanggup melihatnya bersama yeoja lain?"

Sohyun tertawa kecil.

"Aku tidak yakin masih bisa melihatnya, aku tidak yakin apa besok aku masih hidup."

"Jangan berpikir negatif,.. Kau pasti akan sembuh, aku jamin itu."

"Apa kakak sudah datang?"

"Belum, mungkin sebentar lagi, jalanan agak macet... Kau mau ini?"

Bobby menata banyak camilan dimeja.

"Itu semua saja pasti kurang untukmu."

Bobby tersenyum. Benar. Memang kurang.

"Aku ingin pergi keluar dengan kakak."

🎎🎎🎎🎎🎎🎎🎎🎎🎎🎎🎎🎎🎎

June mengurung diri didalam kamar. Adegan Sohyun mencium Bobby terus berputar dikepalanya seperti sebuah drama.

Hanbin berkali kali menyuruhnya turun untuk makan, tapi jawaban yang didapat hanya "aku tidak lapar".

Pada akhirnya Hanbin hanya makan berdua dengan ayahnya.

"Apa Junhoe ada masalah? Dia tidak keluar kamar seharian."

"Kurasa tidak, mungkin dia sedang fokus bermain game."

Hanbin fokus pada makanannya, memasukkan makanan kemulutnya.

"Selesai makan, antarkan makanan untuk Junhoe, pastikan dia memakannya."

"Emm, arraseo."

Selesai makan,  Hanbin melaksanakan perintah ayahnya. Ia berdiri didepan kamar June membawa nampan berisi sepiring makanan dan segelas air putih.

"Yakk...buka pintunya...palli.."

Tidak ada jawaban.

"Apa kau sudah mati, tanganku pegal memegang nampan terus."

Hanbin berteriak, pintu sedikit terbuka, menampakkan wajah berantakan June.

"Sudah kubilang aku tidak lapar, pergi sana."

June menutup pintu, tapi Hanbin menahan dengan kakinya.

"Aa...sakit..dasar bodoh."

Hanbin menyelinap masuk ke kamar June, menaruh nampan dimeja.

Hanbin melihat keadaan kamar June.

"Apa baru terjadi perang disini?"

Hanbin mengambil beberapa pakaian kotor dan memasukkannya kedalam keranjang pakaian.

"Kalau sudah keluarlah, jangan menyusahkan dirimu sendiri."

June kembali duduk dimeja belajarnya.

My love, My Kiss, My Heart [✔] [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang