4🔪

2.8K 194 2
                                    


"A-akh, Y-yoongi maaf!"

Wendy masih mendongak, jari jari panjang Yoongi masih terus meremat rambut rambut indahnya yang mulai kusut. Sesekali ia memejam, meresapi rasa sakit kulit kepalanya yang benar benar seperti akan copot.

"Y-yoon please Yoon. Hk, hiks.." akhirnya bulir bening itu keluar, jambakan Yoongi benar benar menyakitkan bung!

"Oh maaf, jadi kau bicara?" tanya lelaki itu dengan tampang sucinya.

"Shit! Persetanan dengan semuanya! LEPAS BRENGSEK!" maki Wendy pada akhirnya. Ia muak menjadi keledai bodoh.

"Kau mulai berani? O-oh aku terkejut!"

Wajahnya benar benar membuat Wendy muak.

Yoongi meraih gunting yang ia simpan disakunya. Mengarahkan benda itu pada bibir Wendy dan sedikit mencapitnya. Baru sedikit, dan bibir itu sudah berdarah.

"BAJINGAN KAU!"

Wendy menjerit jerit, Yoongi hanya menatapnya datar.

Muak dengan situasi, Jennie segera berindak.

Mendorong Yoongi ke tembok dengan sekali hentakan.

"Hey! Aku tak menyuruh mu untuk menyiksanya!" ujar Jennie sambil menatap tajam Yoongi.

"Memang tidak, lagi pula kau siapa? Berani menyuruhku?"

Yoongi membalikan situasi, sekarang bagian Jennie yang terkurung diantar kedua tangan Yoongi.

"Kau tahu kan kalau Wendy keledaiku?! Lalu untuk apa kau yang menikmati nya juga?!"

"Dia adalah sasaran ku dari kemarin!! Dan tanpa izin kau mencapnya sebagai keledaimu? Cari mangsa barumu sana, nona Kim!"

"Kau siapanya? Haruskah aku meminta izin mu? Sepertinya tidak."

Mereka sama sama kuat jika kau ingin tahu.

"Berisik!" pekikan Wendy menyadarkan keduanya seketika. Sepertinya gadis itu memiliki nyawa banyak seperti kucing.

Jennie langsung mendorong Yoongi hingga lelakk itu jatuh ke lantai, lalu ia segera mendekati Wendy yang masuk dalam mode keledai bodoh.

"Ouh, jadi orang ini tak sabar untuk menjemput sahabatnya?"

Tangan Jennie terulur untuk mengangkat dagu Wendy yang basah karena airmata. Ia mencengkramnya seketika. Membuat kuku kukunya menancap di pipi yang tak terlalu bulat itu.

"A-akh Jen. Ku mohon akh!"

Wendy terus meringis pelan.

"Maaf sayang, waktu permohonan sudah di tutup." ujar Jennie sambil mengeluarkan mainanya. Salah satu dari mainan lucunya segera ia ambil.

"J-jane please! Akh!"

Wendy memejamkan matanya erat, perih mulai terasa dipipinya ketika Jennie menggoreskan cutternya disana.

Suga langsung bangun dari jatuhnya dan segera bergabung.

Jennie mengangkat mainan besarnya yang lebih lucu. Harusnya ini untuk sesi terakhir, tapi ia sudah tak sabar.

Pisau daging itu di arahkan ke tangan Wendy yang terikat, setelah memilih bagian yang pas ia segera memetongnya dengan cepat.

Bugh!

"AKHHH! S-SIALAN! Hiks.."

Jennie segera menampar pipi Wendy dengan kencang.

"Mulutmu kotor sekali sayang." ujar Jennie sambil kembali mengarahkan pisau lucunya.

Yoongi memulai serangannya, ia mengambil seonggok palu di kotak mainan Jennie, setelahnya ia pukulkan benda itu tepat di jantung Wendy.

"Uhuk! Uhuk! Akh s-sakit!" Wendy terbatuk, dadanya nyeri sekali hingga rasanya nyawanya sudah berada diujung tenggorokan. Ia tak bisa menahan semuanya. Lagi.

"S-sialan k-kalian." ujar Wendy terbata-bata. Namun hatinya masih di penuhi amarah, ia menyemburkan darah dari mulutnya sehingga mengenai muka Jennie dan Yoongi. Pembalasan yang sedikit cukup untuk di akhir hayatnya.

"Kau tak sabar untuk pulang?" tanya Jennie sambil mengelap wajahnya, ia segera memukul kencang dada Wendy dengan ujung pisaunya.

"Akh.." ringisannya memelan. Suaranya mengecil dengan darah yang terus keluar dari mulutnya.

"Bagaimana? Sakit?" tanya jennie lalu mengambil gergaji mesin dan memotong kaki Wendy hingga hampir lepas.

Tubuh wendy hancur berantakan, kaki dan tangannya nyaris terpisah. Ia heran, kenapa masih tetap hidup disaat saat seperti ini.

"Sudah, aku puas sekali. Ayo antar dia pulang." ajak Yoongi sambil menarik keluar pisau panjang dari kotak mainan Jennie.

Itu samurai.

Jennie dan Yoongi segera mengatur posisi. Menaruh ujung samurai itu didada Wendy yang semakin memelan detaknya.
Mereka segera mendorongnya turun hingga jantung Wendy tertusuk dalam.

Wendy menatap kosong mereka berdua lalu menghembuskan nafas terakhirnya dan menutup matanya dengan perlahan.

"Hebat! aku suka yang ini." pekik Jisoo lalu riuh memberikan tepuk tangan.

"Sudah, silahkan bakar." ucap Jennie mempersilahkan.

Jisoo segera menyiram tubuh Wendy dengan bensin, lalu segera membakarnya.

Mereka bertiga menyaksikan acara bakar bakaran itu dengan cara yang berbeda namun dengan kepuasan yang sama.

...
...

Hai!

Psycopath - Yonnie [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang