"Jangan takut, Seol. Taehyung tidak seburuk itu." Jimin mencoba membujuk istrinya, menarik lembut pergelangan tangannya dan membawanya menemui Taehyung yang keadaannya kini sudah lebih baik.
"Hey, kalian datang." Taehyung mencoba memulai pembicaraan, meski sebenarnya ia merasa canggung dan bersalah pada wanita yang menggengam erat pinggiran baju Jimin.
"Ya, aku tiba-tiba merindukanmu," kata Jimin sedikit menggoda hingga Taehyung menatap jijik. "Ini Seolhee, istriku."
Taehyung menggaruk pelan kepala bagian belakangnya, sungguh ia tidak tahu harus berbuat apa.
"Eng, hai. Aku Taehyung. Waktu itu aku belum sempat mengenalkan diriku padamu."
Seolhee hanya diam, menundukkan kepala seraya tetap memegang tepian baju suaminya.
"Seol ...."
"Tidak apa-apa, Jim. Aku mengerti," kata Taehyung dengan pelan sembari tersenyum tipis. "Kau pantas membenciku, tapi ...," Taehyung menggantungkan ucapannya, melirik sekilas perut bulat Seolhee yang semakin membesar dari terakhir kali ia lihat. "Tolong jangan membencinya. Tolong jaga anak yang di dalam perutmu dengan sepenuh hati. Aku ... ingin melihatnya tumbuh."
Perkataan terakhir Taehyung berhasil mengetuk hati Seolhee. Wanita itu akhirnya memberanikan diri mengangkat kepalanya, melihat tatapan teduh yang Taehyung berikan. Dengan otomatis ia mengangguk kecil, mengiakan permintaan Taehyung.
"Terima kasih," kata Taehyung penuh haru.
"Kau mau melihat wajahnya? Kami baru saja memeriksakannya." Jimin mengeluarkan dua lembar foto hasil pemeriksaan bayinya. Menunjukkan bentuk wajah yang mulia terbentuk sempurna.
"Tampan ...," lirih Taehyung.
"Tentu saja, Seolhee bekerja keras menatapi wajahku sebelum tidur!" kata Jimin membanggakan diri hingga sukses dipukul pelan oleh Seolhee.
Sementara itu Taehyung hanya tertawa kecil, ia senang melihat putranya tumbuh baik di perut istri sahabatnya. Ia juga senang melihat Jimin bahagia dengan istrinya. Begitu pun senyuman Seolhee yang mampu mengusir sedikit rasa bersalahnya. Taehyung bahagia dengan cara yang sederhana. Tidak ingin lebih egois dengan merebut milik Jimin lebih jauh.
"Setidaknya aku berharap ia mengambil tinggi badanku. Kasihan putraku jika pendek seperti dirimu," ejek Taehyung.
"Yak, Kim Taehyung! Kau mau lebih lama di penjara, eoh? Kemari kau, penjara sepertinya tidak memberikan pelajaran pada otakmu. Kau harus kupukul agar lebih pintar."
Tawa keras di ruangan kecil menandakan betapa bahagianya orang-orang yang berada di dalamnya meski hanya bertahan dalam waktu singkat. Tapi kesingkatannya justru semakin berharga. Tahun depan atau atau tahun-tahun yang akan datang Jimin berjanji akan menebus waktunya dengan Taehyung-dengan sahabat baiknya, beserta istri dan anak-anaknya kelak.
Jimin tidak pernah menyesal telah menikahi wanita seperti Seolhee, sebab yang dicarinya dari seorang wanita hanyalah kesempurnaan cinta, bukan kesempurnaan dari sebuah raga.
-END-
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGELIC✓
Fanfiction❝Jika kau terluka, ingatlah untuk selalu datanglah padaku. Gunakan aku, sebagai penawarmu.❞ Started : 12 October 2018 Published : 13 October 2018 (KST) [Special fanfiction for Jimin's birthday] Copyright © Vdr_wings 2018