"Kau ingin melihat si Berengsek yang satunya lagi?" nyonya Park bertanya, melirik putra-putrinya yang mungkin saja sudah siap melihat pelaku pemerkosaan.
Seolhee menegang, namun Jimin menggenggam erat jemarinya.
"Kau masih ingat janjiku? Aku akan membunuhnya dengan tanganku untuk membalasnya. Jadi jangan takut," bisik Jimin menenangkan. Kemudian Seolhee mengangguk pelan, sedikit penasaran juga siapa pria yang begitu tega menghancurkannya.
"Bawa dia keluar!" seru nyonya Park pada pengawal kepercayaannya.
Lalu keluarlah seorang pria muda dengan wajah yang hampir tidak terlihat karena ditutupi dengan darah, namun Jimin masih dapat mengenalinya.
"Taehyung?"
Laki-laki yang dipanggil namanya menyunggingkan senyum miringnya, mengabaikan jika bibirnya telah sobek di beberapa bagian.
"Apa kabar, Jim? Bagaimana, kau terkejut?"
"Berengsek!"
Jimin berlari menerjang tubuh terkulai Taehyung, menambah beberapa luka pada wajahnya yang semula tampan hingga tidak berbentuk.
"Kau sialan, Tae! Kau seharusnya kubiarkan mati!"
Taehyung terbatuk, mengeluarkan darah yang berasal dari dalam perutnya. Meski begitu, ia tetap tersenyum, terkekeh pelan seperti ada hal yang lucu.
"Benar, kau seharusnya membiarkanku mati. Tidak perlu menyelamatkanku seperti seorang pahlawan jika pada akhirnya meninggalkanku seperti sampah."
"Aku tidak meninggalkanmu, bodoh! Kau yang menghilang, lenyap entah ke mana saat aku membutuhkanmu." Jimin berteriak kencang, dadanya naik turun, tidak percaya jika yang melecehkan istrinya adalah sahabat kecilnya sendiri.
Jimin ingat, pertama kali bertemu Taehyung saat keduanya berusia tujuh tahun. Lelaki tampan itu sebatang kara, duduk termenung di pinggir jalan dengan tangan yang memegang erat perut kosongnya. Taehyung kelaparan, lalu Jimin dengan sifat baik hatinya menyelamatkannya. Mengajak Taehyung untuk tinggal bersama dengan seorang wanita penyakitan yang ia panggil "Eomma" atas izin Jimin.
Taehyung bahagia, ia jadi memiliki saudara juga seorang ibu. Namun semuanya tidak bertahan lama sebab Jimin pergi meninggalkannya bersama dengan membawa ibunya. Tidak pernah kembali hingga ia memutuskan untuk pergi juga.
"Eomma sakit, aku membawanya ke rumah sakit saat kau sibuk pergi bermain. Lalu semuanya terjadi begitu cepat. Dia meninggalkanku, kemudian kau juga menghilang. Dan sekarang kau muncul sebagai seorang bedebah yang menghancurkan hidup wanitaku. Betapa hebatnya dunia mempermainkan kita."
Taehyung terdiam, ia merasa tertohok akan kebenaran yang diterimanya. Ia kira Jimin sengaja meninggalkannya. Pergi berhari-hari dan tak akan pernah kembali. Namun ternyata ia salah, Jimin mencarinya.
"Jimin ... maafkan aku. Aku tidak tahu kalau kau pergi ke rumah sakit."
"Lupakan tentang Eomma. Sekarang aku tanya, kenapa kau begitu bodohnya mengikuti perintah pria tua itu?!"
Lewat ekor matanya Taehyung melirik pria paruh baya yang sebenarnya juga ia benci. Karena pria itu Taehyung berubah seperti monster, menghabisi puluhan nyawa dan merenggut kegadisan wanita yang tidak bersalah. Bukan hanya karena uang, tapi juga karena ambisinya menghancurkan Jimin-seperti yang dijanjikan oleh ayahnya sendiri.
"Karena dia bilang, kau akan hancur sepertiku jika aku menghancurkan permatamu. Seolhee cinta pertamamu, kan? Maaf, aku merebut milikmu." []
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGELIC✓
Fanfic❝Jika kau terluka, ingatlah untuk selalu datanglah padaku. Gunakan aku, sebagai penawarmu.❞ Started : 12 October 2018 Published : 13 October 2018 (KST) [Special fanfiction for Jimin's birthday] Copyright © Vdr_wings 2018