CHAPTER 7

50 8 5
                                    

"Beberapa hari ke depan akan diadakan perlombaan teater drama, tepatnya minggu depan kita sudah harus siap dengan segala peraturan perlombaannya. Setiap pemeran harus bisa menguasai emosional dan intelegen di dalam suatu drama. Ibu akan memilih siapa yang akan ikut drama antar siswa siswi yang ada di jakarta ini". Guru kesenian senna diberitahukan oleh pihak pemerintahhan bahwa akan di adakan suatu perlombaan untuk mencari bakat siswa maupun siswi dibidang akting. Pihak pemerintahhan juga memberi hadiah atas kemenangan dari penampilan drama yang terbaik. Hadiah itu berupa piala kemenangan serta uang yang terbilang cukup banyak.

Bu mira sekaligus guru kesenian senna memandang keadaan siswa siswinya yang mungkin dapat melakukan akting. Ternyata manik bu mira berhenti tepat ke arah Senna. Senna yang merasa tidak aman pun mengangkat tangannya ke atas.

"Saya tidak mau bu". Setelah mengucapkan itu, Senna lansung menurunkan tangannya.

"Saya paling tidak suka di tolak, dan itu sangat berlaku untuk kamu Senna". Bu mira juga terkenal di sekolah karena dia termasuk guru yang pemarah. Tenang bu mira juga bisa bercanda pada waktu yang tepat. Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk bercanda.

"Bu, apa yang saya perbuat? Sehingga ibu bebas menyuruh saya?". Senna tidak akan mengikuti acara yang menurutnya sangat membosankan itu. Senna lebih memilih tidur daripada menghapal naskah drama itu yang entah berapa banyak lembarannya.

"Itu adalah hukuman karena kamu sendiri tidak mengerjakan apa yang saya suruh kemaren, dan jangan komentar lagi. Saya akan pergi".
Bu mira langsung pergi meninggalkan kelas Senna. Senna masih melongo mendengar perkataan bu mira itu.

"Lo tau ngak na? Partner lo siapa? Lo juga tau kan, kalo lo itu pemeran utamanya". Cloe yang duduk disamping Senna sudah mengetahui mengenai drama yang akan di perankan oleh Senna beserta partnernya itu. Cloe tak sengaja lewat di kantor kepala sekolah. Ia mendengar guru rapat mengenai drama yang akan di perankan oleh Senna, Reint, dan siswa siswi lainnya yang bersangkutan.

"Emang siapa partner gue?". Senna memandang ke arah cloe yang duduk disampingnya itu dengan pandangan penasaran sekaligus bingung.

"Itu Bodyguard lo alias Reint si dungu". Lengkap sudah gelar yang diberikan Senna untuk Reint. Cloe menyebutkan gelar Reint dengan sangat lancar sekali.
'untung Reint ngak ada' batin cloe

"What.. Si DUNGU ?".

.
.
.

"Reint, lo sengaja ya?". Senna menepuk pundak Reint yang tengah minum. Minuman Reint tumpah dan berhasil membuat seragam Reint basah.

"Lo yang sengaja begok, baju gue yang basah malah gue yang salah. Aneh banget lo?". Reint memaki Senna yang dengan sengaja menumpahkan minuman Reint.

"Udah, lebay lo. Lo pasti sengaja bilang sama bu mira, gue jadi pemeran utama drama besok". Senna melanjutkan perkataannya yang tertunda tadi.

"Hah.. Emang bu mira mau lo yang kucel gini jadi tokoh utamanya?". Reint juga terkejut Senna yang menurutnya cantik tapi kucel gini jadi peran utama.

"Heh.. Gue ngak kucel tuh. Orang secantik ini dibilang kucel". Senna mengerutkan bibirnya tanda dia lagi kesal. Tapi itu terlihat lucu di mata Reint.

"Pengen cium lo deh". Reint tak habis pikir, kenapa Senna semakin hari semakin cantik saja.

"Cium aja kalo bisa". Senna mengangkat roknya agar lebih leluasa untuk berlari. Senna berlari dengan sekuat tenaganya. Reint ternyata menyusul Senna yang terbirit birit berlari.
Menurut Reint kekuatan Senna berlari sangat lah kecil, jauh beda di bandingkan dengan Reint. 2 langkah Senna sama dengan 1 langkah Reint.

"Wah.. Dapat". Reint memeluk Senna sangat erat. Karena badan Senna yang lebih kecil dibandingkan Reint memudahkan Reint untuk memeluknya. Reint memeluk senna dari arah belakang. Senna yang dipeluk pun meronta ronta untuk dilepaskan. Reint tidak akan melepaskan pelukan itu. Karena kesempatan tidak akan datang dua kali.

"Iiihh.. Reint lepas. Gue ngak mau". Senna semakin meronta ronta, tapi tetap tidak berhasil. Senna tidak bisa lepas dari pelukan hangat Reint.

"Tadi kan lo mau gue cium, kok lo malah lari. Salah lo juga ngapain mau". Reint membalikkan badan Senna kearah wajah Reint. Senna merasa jantungnya saat ini tengah melompat lompat. Senna juga merasakan pipinya seperti kebakar dan jadi memerah.

Reint semakin mendekatkan wajahnya pada Senna. Senna reflek menutup matanya, sehingga Reint puas menatap Senna. Reint hanya menatap Senna dengan senyum manisnya. Akibat dari tatapan Reint Senna merasa akan ceceguk kan.

"humkk..". Senna membuka matanya, dan ceceguk kan di depan Reint. Hal itu membuat Reint semakin mendekatkan wajahnya. Dan itu berhasil membuat Senna banyak melakukan ceceguk kan.

Reint menyentil ujung hidung Senna dengan senyuman manisnya Reint yang membuat kaum yang bernama wanita tertarik.

"Makanya jangan main main sama gue senna". Reint menurunkan tangannya dari hidung Senna. Reint hanya bermain main dengan Senna. Tidak mungkin Reint mau menyium Senna dengan terpaksa.

Tetapi sepertinya, Senna mengharapkan sesuatu dari Reint. Itu terbukti karena Senna mengalami ceceguk kan. Tanda Senna gugup yaitu dia akan ceceguk kan.

"Lo berharap gue cium lo? Udahlah.. Gue mau ke Ruang BK". Reint meninggalkan Senna yang berusaha menetralkan jantungnya.

.
.
.

"Kamu gak pernah kapok dengan hukuman saya ya? Udah sering buat surat perjanjian masih saja nakal. Saya tidak mau tau, Kamu akan saya bimbing dalam belajar. Ini perintah langsung dari Ayah kamu". Reint menghela nafas mendengar tutur kata dari Pak Arwan selaku guru pembimbing siswa dan siswi.

"Tapi Pak? Kemaren saya dapat juara 1 Pak! Saya kan udah pintar, ngapain belajar?". Reint mengutarakan komentarnya.

"Justru itu kamu belajar, Saya dapat amanah dari Ayah kamu buat kamu lebih rajin lagi di sekolah. Bukan tawuran, ngerjain siswi, sering ke ruang BK, melawan guru, bolos, tidur dalam kelas, dan banyak lagi". Pak Arwan tidak tanggung tanggung menyebutkan kenakalan Reint di sekolah.

"Oke. Tapi ada syaratnya nih Pak! Saya ngak mau sendiri belajar, Senna harus ikut pak!". Reint mengeluarkan smirk nakalnya.

"Selama itu untuk kebaikan tidak apa, besok bapak panggil Senna". Pak Arwan mengangguk tanda setuju untuk perkataan Reint. Pak Arwan juga mangaku bahwa Senna juga sangat cerdas dalam bidang apapun.

...

Tbc

Hi guys,,
Thank you buat yang baca cerita ini. Semoga cerita ini ngak tambah aneh.

Salam dari Author😄😄

Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang