CHAPTER 12

27 10 11
                                    

Pantai Bali.

"Penampilan selanjutnya oleh SMA 2 Jakarta. Baiklah, mereka akan menampikan sebuah teater drama yang berjudul Cinta Mu Bahagia Ku. Silahkan maju ke depan dan Selamat menikmati" Mc mengumumkan penampilan selanjutnya. Dengan suara yang sangat menggelegarkan Pantai Bali ini. Mc itu sepertinya sangat senang sekali karena dapat hiburan oleh teater drama yang tampil sebelumnya. Tapi..

Berbeda dengan Senna kelihatan sangat gugup sekali. Bagaimana tidak? Dia akan menampilkan drama bersama Reint. Senna memakai pakaian pengantin wanita. Dengan gaun berwarna putih, memakai mahkota, seperti pengantin wanita yang asli. Sangat cantik sekali, mungkin manusia lain yang berasal dari kaum hawa akan iri melihat kecantikan Senna.

Senna memalingkan arah kedepan, melihat keadaan Reint yang biasa biasa saja menurutnya. Kemudian Senna berjalan mendekati Reint yang tidak jauh darinya.

"Reint.." Ucap Senna.

"Cantik" Desis Reint. Reint tidak menyangka Senna akan secantik ini mengunakan Gaun itu. Reint hanya ternganga melihat Senna.

Senna mendekat dan melambaikan tangannya pada Reint. Reint bahkan tidak mengedipkan matanya. Senna pun memegang rahang Reint dengan tangan kecilnya. Apa cara ini tidak juga berhasil untuk membuat mata Reint berkedip?

Akhirnya, akibat dari pegangan itu Reint tersadar dari lamunannya. Entah apa yang dilamunkannya. Senna yang melihat Reint tersenyum dengan kelakuan Reint.

"Terima kasih" Ucap Senna pada Reint dan tersenyum sangat manis sekali. Bukan apa apa, Senna tidak sengaja mendengar Reint mengatakan cantik padanya.

Kemudian Senna melepaskan pegangannya dari rahang kokoh Reint. Senna merasa rahang Reint sangat lah keras. Menggambarkan sosok yang sangat tegas.

'pasti wajah tampannya ini keturunan dari Ayahnya' batin Senna.

Reint memakai pakaian pengantin pria, dengan jas berwarna hitam. Kemeja berwarna putih dan dasi berwarna hitam kebiru biruan. Sangat tampan.

"Eh.. Senna. Maaf tadi aku melamun, ada apa Na?" Tanya Reint sambil menetralisir rasa terkejutnya melihat Senna.

"Sekarang giliran kita tampil" Ucap Senna.

"Baiklah, kita beritahu anak anak yang lain" Ucap Reint memegang tangan Senna dan memberitahukan pada yang lain.

"Semuanya, silahkan berkumpul disini. Kita akan tampil, jadi persiapkan dan kita berusaha dengan sebaik baiknya" Ucap Reint berteriak.

Senna dan Reint beserta temannya yang lain naik ke panggung dan akan menampilkan dramanya.

Saat drama berlangsung, tiba tiba angin menyerpa panggung drama itu. Angin itu sangatlah kencang, membuat penampilan drama kacau. Orang orang berlarian kesana sini mencari bantuan. Sepertinya air pantai sedang surut. Senna masih di atas panggung. Tapi belum sempat Senna turun dari panggung itu. Panggung langsung roboh, kayu kayu menghantam tubuh Senna. Tunggu.. Senna tidak terhimpit oleh kayu tersebut, dia berhasil mengumpulkan tenaga dan membuat waktu berhenti.

"Huff.. Untung aku selamat. Kenapa badai tiba tiba datang? Aku harus bagaimana?" Senna beranjak dari tempatnya. Senna melihat ada orang yang terhimpit oleh kayu. Dan juga orang yang terhantam oleh kursi, dan banyak lagi.

Senna menghentikan waktu di sekitar badai ini saja. Dia tidak bisa terlalu banyak mengeluarkan tenaganya. Karena ini membutuhkan banyak tenaga untuk menghentikan waktu.

Keadaan di tepi pantai sangat kacau, dia juga menemukan temannya terluka. Guru yang mendampinginya tidak tau dimana. Senna kemudian mencari keberadaan Reint. Reint menghilang entah kemana, dia tidak menemukan Reint saat ini.

Senna akan menyelamatkan semua orang yang berada disini.

....

Saat drama berlangsung tadi, Reint mengetahui tanda tanda badai ini. Dia berhasil pergi dari sana. Memang ini juga termasuk rencana dari Ayahnya. Reint merasa bersalah atas apa yang diperbuatnya ini. Badai itu buatan ayahnya. Sekarang Reint berada di atap sebuah gedung yang sangat tinggi. Dari situ dia bisa melihat keadaan orang orang yang berada di tepi pantai.

Akibat dari Reint yang bisa ber teleportasi dia bisa pindah ke gedung ini dengan sangat cepat. Tetapi, ada sesuatu yang ganjal di tepi pantai saat ini. Reint melihat tidak ada yang bergerak disana. Seakan akan waktu berhenti disana. Reint memperhatikan Seseorang yang memakai gaun warna putih berjalan.
Reint tahu itu siapa..

...

Senna berjalan mencari handphonenya untuk menelvon seseorang. Ya, Pak Parto di telvonnya dan menyuruh pak parto membawa banyak mobil agar semua orang disini bisa diselamatkan.

Akhirnya Pak Parto datang berserta mobil yang banyak. Pak parto juga bingung kenapa bisa keadaan disini kacau sekali?

"Tuan putri, kenapa disini kacau sekali? Apa yang terjadi?" Ucap Pak Parto yang sangat cemas dan khawatir.

"Ada badai yang menyerang kita Pak, kita harus bergegas membawa orang di sini pak. Karena tenaga aku mulai lemah pak" Lirih Senna menahan tubuhnya agar tidak tumbang. Badai yang di tahan Senna membuatnya cepat kehilangan tenaga.

"Semua tolong angkat orang orang itu menuju mobil, cepat" Teriak Pak Parto yang sangat kencang sekali. Dan semua orang yang dibawa pak Parto bergerak menolong yang lain.

"Pak, gimana kalo semua orang tau kekuatan aku?" Tanya Senna khawatir.

"Saya akan menghilangkan ingatannya Putri" Jawab pak Parto dengan tenang.

"Baiklah"

....

Reint yang melihat kejadian di bawah sana, hanya diam saja. Reint sekarang tau, kekuatan yang dipunya oleh Senna yaitu menghentikan waktu. Dia tidak tau harus melakukan apa saat ini. Di satu sisi dia tidak ingin mencelakai orang lain, tapi dia harus melakukannya demi Ayahnya.

Tatapan datar Reint sangat berguna saat ini.

...

Semua orang selamat dan diasingkan di lapangan sekolah Senna. Ada yang luka, tetapi untung tidak ada yang menjadi korbannya. Pak Parto menghilangkan semua ingatan mereka tentang apa yang terjadi hari ini. Setelah menghantarkan orang orang kesekolah Senna pergi ke rumah dan beristirahat agar tenaganya kembali pulih.

Setibanya dirumah Pak parto menyuruh Senna agar tidur dikamarnya. Senna pun mengangukkan kepala dan kembali ke kamarnya.

Senna memakai pakaian kerajaan, dengan balutan itu Senna kecil terlihat sangat cantik. Senna kecil berjalan ke kamar ibunya. Setelah sampai dia mendekati ibunya.

"Ibu, aku pengen main sama Ein. Boleh ngak bu?" Ucap Senna. Ibunya menoleh ke arahnya dan memegang lembut kepala Senna kecil.

"Pergilah, tapi jangan jauh jauh ya sayang" Jawab Ibu Senna dan tersenyum simpul.

Senna kecil berteriak kesenangan. Tak lama setelah itu, Senna bermain dengan Ein. Mereka bermain di tepi sungai.

"Nana, aku akan pergi" Ucap Ein.

"Pergi kemana?"

"Aku pergi untuk kembali kok"

"Kapan kamu kembali? Aku ngak mau kamu pergi"

"Hanya sebentar kok"

"Baiklah, tapi kamu harus janji dulu. Kalo kamu akan kembali nanti"

Mereka menautkan jarinya pertanda perjanjian telah resmi. Tapi mereka melanjutkan acara bermainnya dan ini terakhir kalinya mereka bermain setelah perpisahan.

Senna kecil melihat kepergian Ein. Dia menitikkan air mata. Menyedihkan sekali.

"Jangan pergi Ein" gumam Senna.


....

Tbc.
Jangan lupa votment ya..
Makasih..

Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang