CHAPTER 13

40 7 0
                                    

"Jangan pergi.." Teriak Senna yang berkeringatan. Hari telah pagi,  Senna terbangun dari mimpinya.  Mimpi yang membuatnya, takut akan kehilangan seseorang.

"Huff..  Mimpi ini datang lagi" Ucap Senna. Senna kemudian pergi ke kamar mandi.

Setelah acara ritualnya selesai,  Senna memilih untuk pergi ke dapur membuat sarapan. Dia tidak lupa kalau sekarang adalah hari libur.

Akibat dari mengeluarkan kekuatannya kemaren, tenaga Senna jadi berkurang. Tetapi tenang, tenaganya sekarang sudah pulih kembali.

Bugh..  Prangg..

"Hei..  Siapa itu?" Teriak Senna. Dia mendengar sesuatu dari kamar Ayahnya.  Dimana di sana terdapat ruangan rahasia. Senna meninggalkan nasi goreng yang dibuatnya, sebelum itu dia mematikan kompor terlebih dahulu.

Senna berjalan mendekati kamar Ayahnya itu. Setelah sampai dia membuka pintu itu dan..

"Hehehehe..  Hai Kak" Ternyata Adiknya Senna.

"Hahahahaha.. Pakaian lo aneh banget. Kek orang jaman dulu tau" Tawa Senna menggelegar di kamar Ayahnya melihat pakaian Alex yang terbilang aneh juga.

"Ini pakaian kerajaan tau. Lo mah nggak pernah ke tempat Ayah" ucap Alex sewot.

"Iya iya. Lo kesini lewat portal cermin ini?" Tanya Senna.

"Iyalah, terus dimana lagi kalo nggak di cermin ini"

"Ya bisa aja di cermin kamar mandi Ayah kan"

"Mana bisa Kakak cantik.."

"Eh..  Tunggu lo apain nih pot bunga bisa pecah gini? " Tanya Senna. Ketika melihat Pot Bunganya pecah.

"Nggak sengaja gue pecahin" Ucap Alex dengan santai.

"Gue nggak mau pokoknya lo bersihin ini" Ucap Senna dengan pandangan marah.

Alex membuat jarinya seperti huruf V.  Dia membuat lingkaran di sekitar pot bunga. Dan ajaib,  pot bunga itu kembali seperti semula. Seketika semua yang kotor bersih olehnya.

"Wiih..  Jadi ini kekuatan lo? " Ucap Senna terkagum kagum.

"Ya. Tapi ini cuma bagian kecil aja" Ucap Alex.

"Dan kalo kita berada di tempat Ayah, kekuatan itu akan bertambah" Lanjut Alex.

"Pengen deh ketempat Ayah. Gue kangen Ayah" Ucap Senna dengan pandangan sendu.

"Suatu saat lo bakal berada di  dimensi tersebut, tapi setelah kekuatan lo yang di segel itu lepas" Penjelasan seorang adik dari Senna.

"Gimana cara lepasinnya?" Tanya Senna bingung dengan topiknya kali ini.

"Setelah lo berumur 18 tahun Kak" Ucap Alex.

"Jadi, kekuatan lo juga di segel dong? Umur lo kan masih 16 tahun" Tanya Senna lagi.

"Kekuatan gue emang di segel. Ya, pas umur gue 18 tahun baru bisa lepas segel nya" Jelas Alex.

"Lex..  Lo tau nggak ruangan tersembunyi di kamar Ayah ini?"

"Tau lah.. Gue liat lo di dunia Ayah.  Ngendap ngendap masuk ruangan itu kek maling"

"Hehehe.. Pak Parto nggak ngebolehin gue masuk sana.  Makanya gue kek maling"

"Wajah lo kan emang mirip kek maling.. Ahahahaha" Ucap Alex yang sengaja menjahili Kakaknya sendiri.

"Iihh.. Gue gelitik lo ya. Ayo sini" Senna mengejar Alex yang berlarian keluar dari kamar Ayahnya.

Senna tidak mau kalah, dia terus menyusul Alex agar dapat membalaskan kesalnya pada Adik semata wayangnya. Alex hanya berlari santai, karena kakinya yang lumayan panjang bisa membuatnya lebih mudah untuk berlari.  Sedangkan, Senna kaki mungilnya hanya bisa mengejar Alex dengan secepatnya.

Senna menghela nafas,  ini sungguh letih.
"Capek Lex.. " Ucap Senna.

"Udahlah jangan lari lari lagi" Ucap Alex sambil mendekati Kakak kandungnya.

"Kak..  Lo baik baik aja kan? " Tanya Alex yang berhasil membuat Senna kebingungan.  Masa iya, cuma lari sedikit aja dia khawatir.

"Gue baik baik aja kok. Kenapa emang?"

"Kemaren gue lihat lo hampir aja mati kena badai"

"Gue baik baik aja kok,  buktinya gue masih hidup nih.  Dan berdiri pula di depan Adik nyebelin gue" Ucap Senna.

"Tenaga lo udah pulih kan?" Ucap Alex yang memeriksa keadaan Kakaknya.

"Udah.. Tenang aja Dedek Alex" Ucap Senna. Tanpa aba aba Senna mendorong kepala Alex dan sebelum si pemilik kepala marah. Senna berlari menuju kamarnya.

'Pembalasan telah dilakukan, Misi selesai' batin Senna.

Alex yang merasa tidak terima langsung menyusul Senna ke kamarnya itu.

Klekk..

Alex mendekati Senna yang mulai sibuk dengan Game yang ada di handphonenya.

"Eh.. Kak. Gue ada sesuatu buat lo" Ucap Alex dengan pandangan yang serius. Kali ini dia tidak bercanda. Senna kemudian meletakkan handphone yang berlogo Apel itu di atas mejanya.

"Apa Lex?" Senna juga penasaran apa yang akan dilakukan Alex. Biasanya,  Adiknya ini jarang melihatkan wajah seriusnya. Kecuali, game.

Alex mengeluarkan sesuatu yang berbentuk seperti kitab.

"Ini buku tentang kekuatan. Jika suatu saat kekuatan lo yang di segel itu lepas, maka bumi dan seluruh dunia dimensi lain akan berhenti.  Jadi, lo harus bisa memakai buku panduan ini" Penjelasan yang sangat panjang menurut Senna.

"Oke Lex.. Tapi setelah ini lo mau kemana lagi?" Tanya Senna.

"Gue nggak bisa di sini lama lama Kak. Ayah nyuruh gue untuk memberikan buku ini ke lo" Ucap Alex.

"Jadi..  Lo pergi lagi? Ya udah, peluk gue dong. Gue kangen sama lo" Ucap Senna yang merengek kayak anak kecil yang minta di beliin permen sama Mamanya.

"Lo tuh ya Kak. Udah jadi emak orang masih aja kekanak kanakan gini" Ucap Alex. Alex memeluk Senna dengan lembut.  Seperti seorang Kakak yang menenangkan Adiknya.

Berbeda dengan Senna, dia emang Kakak dari Alex.  Tapi ya,  Senna nggak bisa hilangin sifat kekanak kanakkannya.

"Hehehe..  Biarin. Suka suka gue lah" Ucap Senna.

Alex kemudian melepaskan pelukannya dan beranjak dari tempat tidur Senna.

"Gue pergi ya Kak"

"Iya, hati hati"

...

Reint saat ini tengah berada di ruangan Ayahnya. Ya, Ayahnya melihatkan Urat Urat nadinya yang keluar dari keningnya.  Pertanda Tuan Branderd Marah besar.

"Senna mengeluarkan kekuatannya untuk menyelamatkan orang orang disana Yah"

"Ini semua gara gara kamu yang tidak becus untuk mengurus dia" Semburan Api keluar dari tangan Ayahnya dan berhasil membakar gelas yang berisi air di atas mejanya Tuan Branderd.

Suasana semakin mengancam Reint. Dia juga tidak menyangka Ayahnya jadi seperti ini.

"Apa kamu jatuh cinta padanya hah?" Dugaan Ayahnya.

Deg.. Deg..

"Tidak Ayah. Aku tidak jatuh cinta sama dia" Reint tidak tau harus berbuat apa.

Dia saja bingung dengan perasaannya sendiri pada Senna. Reint sebelumnya tidak pernah merasakan cinta. Dia semakin bingung saat Ayahnya bertanya seperti itu.

"Kalau memang tidak,  Ayah akan buat tantangan" Ucap Tuan Branderd dengan tegas.

"Tantangan apa Ayah? "

"Kamu harus bunuh dia secara perlahan lahan dan serap kekuatannya" Ucap Ayah Reint dengam pandangan mata yang sangat menyeramkan untuk dilihat.

"Aku setuju jika Ayah memberitahukan dengan jelas kenapa Ibu meninggal dunia. Dan Apakah benar yang membunuh ibu adalah Ayah Senna? "

....

Tbc.
Jangan lupa votment.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang