CHAPTER 4

60 13 8
                                    


"Senna, ayah harus segera pergi ke kerajaan untuk menyelamatkan kerajaan ayah yang semakin terancam rakyatnya. Musuh kita bukanlah seseorang yang mudah dikalahkan. Besok ayah akan pergi lewat portal cermin". Senna melihat ke arah ayah nya yang ikut duduk bersamanya di ruang televisi. Senna mengernyit bingung dengan perkataan ayahnya.

"Jadi ada portal di cermin ya yah ? Selama ini aku gak tau apa kekuatan ayah hingga sekarang. Dan kenapa banyak sekali orang yang ingin menghancurkan kehidupan kita?". Senna memperhatikan ayahnya yang nampak sedih.

"Kamu akan tau semuanya setelah kamu ikut ke dunia ayah, tetapi ayah melarang kamu untuk ikut sekarang. Kalau alex biar ayah bawa ke dunia ayah, karena dia akan belajar untuk memimpin sebuah kerajaan. Ayah akan urus kepindahan nya dari sekolahnya".

"Terus aku cuma sendiri tinggalnya yah? Aku gak mau sendirian!". Senna juga merasakan yang namanya takut, tetapi dia tidak takut dengan hantu ataupun manusia melainkan takut ditinggalkan.

"Kamu tidak sendiri senna, masih ada pak parto yang senantiasa menjaga kamu. Kalau kamu kesepian, kamu boleh membawa temanmu ke rumah. Ayah akan lansung pergi besok, ayah tidak akan membawa pakaian ayah. Pakaian kerajaan tidak sama dengan pakaian kita di dunia manusia ini". Xander menguarkan kalung berlian untuk di berikannya ke senna. Kalung itu adalah pemberian ibunya, selama dalam keadaan darurat senna bisa mengunakan kalung itu.

"Nah, kalung ini adalah pemberian ibu untuk kamu na. Kamu bisa menggunakan ini jika kamu berada dalam keadaan darurat. Kamu akan ayah lihat dari dunia ayah, dimana pun kamu berada. Karena ayah tidak mau kehilangan kamu." Tanpa sengaja Xander menumpahkan air matanya. Xander lansung menghapus air matanya agar tidak dilihat senna.

"Senna sayang ayah". Senna mengeluarkan air matanya. Senna merasa sangat sedih karena ayahnya juga akan pergi ke dunianya. Mereka berpelukan tanda perpisahan. Senna pun tertidur di pelukan ayahnya.

"Hei senna, bangun! Kamu ini kebiasaan tidur dekat ayah terus. Basah deh baju ayah, kamu ngilernya banyak banget". Senna menguap dan mengeliat mencari kenyamanan karena tidurnya terganggu.

"Baju ayah kok basah?". Senna kebingungan dengan baju ayahnya yang basah kayak pulau laut sumatra.

"Aishh.. Ngiler kamu na. Makannya tidur itu mulutnya di tutup. Udah sana pergi ke kamar kamu". Senna berjalan menuju lantai dua. Kamar senna dan alex berdekatan di lantai dua tersebut. Senna melihat pintu kamar yang terbuka, ternyata alex masih memainkan game dikamarnya dan belum juga tidur. Senna kemudian berjalan mendekati kamar alex.

"Lex, lo udah tau kalo ayah besok pergi sama lo juga".

"Udah". Alex masih sibuk dengan game yang dimainkannya.

"Singkat amat jawaban lo. Ngak kangen lo sama gue ntar". Senna mengundukkan kepalanya menahan sedih.

"Ya kangenlah bego, gue bakal jagain lo di dunia ayah dengan cara gue sendiri". Alex meletakkan handphone nya dan menyuruh senna untuk mendekat.
Kemudian senna duduk di tepi ranjang dengan kepala yang masih menunduk.

"Ya elah, jangan nangis dong kak. Gue ngak bakal ninggalin lo untuk selamanya. Kan gue bisa balik lagi kesini sama ayah juga. Sini gue peluk biar gak nangis lagi. Ingus lo hapus dulu". Senna memukul alex yang semaunya bilang ingusnya dihapus, padahal senna hanya mengeluarkan air matanya bukan ingusnya. Senna akhirnya tertidur juga di pangkuan alex, dan kayaknya baju alex juga basah gara gara ilernya senna.

"Kak, bangun dong kak. Lo kebiasaan banget deh, di peluk terus tidur. Kan jadi basah baju gue". Senna kemudian bangun dengan mata yang sedikit bengkak. Senna nelihat baju alex yang basah, dan senna menyeringai melihat adiknya yang kelihatan kesal.

"Terus ntar kalo lo udah punya pacar di peluk sama pacar lo, dan lo ngiler. Pasti lansung diputusin tuh. Itu kalo punya pacar sih". Senna lansung menatap kesal ke arah alex yang mengejeknya. Senna kemudian keluar dari kamar alex dan menghempaskan pintu dengan kencang.

"Hahahaha, ngambek lagi tuh anak". Alex memilih untuk tidur dan membiarkan kakaknya yang terlihat kesal kalo mengenai pacar.

°°°

Kringgggg..

Senna mematikan alarm yang membangunkannya dari tidur. Senna menguap dan membersihkan tempat tidur yang kayak kapal pecah tersebut. Setelah selesai senna pergi ke kamar ayahnya. Tenang saja senna tidak akan terlambat pergi ke sekolah karena keahliannya itu bisa di andalkan.

Tok tok tok..

"Ayah.. Bangun yah. Sekarang sudah jam 6.30, kalau ayah lewat portal cermin kan hanya sampai jam 7.00 pagi yah". Senna berteriak diluar kamar xander.

"Iya na, ayah udah bangun". Xander membukakan pintu untuk senna agar dapat lebih leluasa untuk berbicara.

Ceklek

Senna masuk ke dalam kamar ayahnya. Dan di situ ternyata alex sudah siap untuk pergi.

"Kak, maafin gue yang kemaren ya". Alex meminta maaf atas kejadian kemaren malam.

"Iya gak papa kok". Senna merasa sedih sekaligus khawatir dengan ayah dan adiknya. Senna khawatir kalau mereka tidak sampai ke tujuan.

"Senna, ayah pergi ya. Jaga diri kamu baik baik dan jangan lupa makan". Xander memeluk senna sebentar. Kalau tidak sebentar senna akan tertidur lagi, karena itu kebiasaannya.

"Kak, lo jangan nakal lagi. Lo udah gede, pilih mana yang baik dan mana yang buruk" alex bergiliran memeluk senna.

"Iya dedek alex". Senna tersenyum perpisahan kepada ayah dan adiknya.

Xander dan alex menghilang dibalik cermin di kamar ayah senna. Senna kemudian merasa sangat sedih. Tapi kesedihan ini tak akan lama karena senna memikirkan pembalasan kepada inisial B itu.

Senna kemudian berjalan mendekati lemari ayahnya. Senna membuka lemari itu, tetapi tidak ada sesuatupun yang mengganjal. Lemari itu seperti biasa pada umumnya. Namun, saat senna akan keluar kamar tiba tiba senna menekan tombol ruangan tersembunyi. Lantai pun terbuka, seperti lubang tersembunyi senna pun terjatuh kedalam lubang tersebut. Di dalam hanyalah kegelapan yang ada.

Brakk..

Senna tidak memiliki penerangan sedikitpun. Namun, senna memikirkan cara agar dia bisa keluar dari ruangan tersebut.

Senna memanjat dan dapat keluar dengan mudah. Tiba tiba lubang itu lansung tertutup. Senna hanya akan mengambil senter untuk penerangannya dibawah, tetapi lubang itu sudah tertutup. Senna tidak mengetahui tombol apa yang di tekannya tadi.

"Gimana caranya gue bisa masuk, kalo lubangnya tertutup gini?". Senna memilih untuk pergi dari ruangan tersebut. Senna berencana akan menanyakan tentang ruangan ini pada ayahnya.

....
Hi guys.. Tambah absurd ya cerita aku.
Vote
And
Koment
Ya guyss..

Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang