Ch. 5

22 4 10
                                    

Terima kasih sudah menjadi sahabatku, William - Lauren Anderson
•••

Aku terus melihat wajah William yang sedang tidur sampai akhirnya aku sadar bahwa sudah semakin larut malam, aku melihat jam dan sudah jam 23:35,
'Ya ampun udah jam segini, Duh gua bangunin aja deh'
"Will, Will, bangun udah malem" kata ku sambil menepuk pelan punggung William, tak lama kemudian william langsung membuka matanya dan bangun,
"Eh sorry gua ketiduran,jam berapa ni?" Tanya William sambil menguap,
"Jam setengah 12" jawabku sambil menunjuk ke arah jam,
"Yah, Gak sempet lanjutin PR dong" kata William
"Gpp lah Will, tinggal no 11 doang kok, gua juga gak ngerti kalau itu"jawabku,
"Mending, lu pulang aja, udah jam segini, lu juga keliatannya udah capek, istirahat gih"kataku sambil tersenyum kecil, "Yaudah deh, gua pulang dulu, lu juga istirahat ren" jawab William sambil tersenyum, "siap" jawabku,

Lalu aku dan William membereskan buku-buku matematika dan William pun berpamitan pulang.

'Hari ini, hari yang lumayan melelahkan namun menyenangkan bagiku'
Aku mengeluarkan handphone ku dan membuka galeri, lalu aku menemukan foto William yang tadi aku ambil saat pulang nonton bioskop.

Lalu aku tersenyum melihat foto ini, 'Ish gua kenapa si, Haduh Will, gua bersyukur banget punya sahabat kayak lu, makasih' batinku sambil tersenyum senang, lalu aku mematikan handphone, mematikan lampu, menyalakan lagu jazz, lalu aku tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu aku tersenyum melihat foto ini,
'Ish gua kenapa si, Haduh Will, gua bersyukur banget punya sahabat kayak lu, makasih' batinku sambil tersenyum senang, lalu aku mematikan handphone, mematikan lampu, menyalakan lagu jazz, lalu aku tidur.

•••

Pagi hari cerah, sinar matahari menyinari kamar ku seperti biasa,
'Apa yang akan terjadi ya hari ini'

Seperti biasa aku mandi dan siap siap untuk pergi ke sekolah, lalu aku sarapan, dan saat aku membuka pintu depan rumahku,
"PAGI LAUREN", teriakan William didepan mukaku menyambut,
"Pagi Will, lain kali sekalian aja bawa toak terus lu teriak sekenceng- kencengnya" kataku, "ide bagus tuh" kata William , "Ish ni anak Yaudah ayo berangkat" kataku sambil berjalan ke arah mobil William, lalu kami berangkat ke sekolah.

Beberapa menit kemudian kami sampai disekolah, kami berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelas, tiba-tiba kami bertemu dengan dylan,
"Hi Lauren" sapa dylan kepadaku sambil tersenyum, "eh,hi dylan" sapa balikku,
"Ehem ehem" William sok-sok batuk di depan ku dan dylan, "eh, hi William" sapa dylan, "haloo" sapa balik William, "Yaudah deh gua mau ke kelas dulu" kata dylan lalu dia berjalan meninggalkan aku dan William,
"ehem cie" kata William dengan nada mengejek, "kebiasaan ni anak" kataku sambil meninggalkan William, lalu William tertawa.

Pelajaran pertama adalah sejarah, percayalah pelajaran ini paling membuatku merasa bosan dan ngantuk, bahkan mungkin ada beberapa anak yang tidur saat guru sejarah menceritakan sejarah yang menurutku seperti dongeng tidur.

Saat jam istirahat, seperti biasa aku dan William berjalan ke kantin dan memesan makanan favorit kita. Lalu saat kita makan, Amanda lewat dengan teman-temannya, William memperhatikan Amanda yang sedang berjalan,
"Biasa aja kali liatinnya, nanti tumpah tu minumannya" kataku dengan nada mengejek, "yeu, emang gua liatin siapa" kata William sambil menghabiskan minumannya,
"Yeu siapa lagi emang kalau bukan Amanda"kataku,
"Gpp kali, Amanda cantik ya" kata William, "iyain deh, eh Btw ni ya, lu juga harus tau sifat sebenernya Amanda, jangan asal suka aja" kataku sambil menyenggol tangan William, "iya Lauren, tapi gua yakin kok dia kan cantik, pinter, pasti sifatnya juga baik" kata William, "yeuu belum tentu kali, nggak ada yang tau kan" kataku sambil meminum minumanku, "iya deh, eh Btw Tumben lu ngasih tau gua kayak gitu, biasanya cuek cuek aja, jangan jangan..... lu cemburu ya???" Kata William dengan nada mengejek dan menunjuk ke arah ku, seketika aku yang sedang minum tersedak, lalu batuk batuk,
"Eh eh Buset, makanya pelan-pelan kalau minum" kata William sambil menepuk-nepuk bahu ku,
"Lagian lu aneh deh, cemburu?, ngapain coba" jawabku sambil membersihkan mulutku,
"Yeu bercanda kali" kata William "eh tapi jangan jangan Bener lagi, sampe keselek gitu tadi" kata William sambil tertawa, "Ish ni anak ngeselin banget ya" kataku sambil berusaha memukul William, "aduh, aduh, bercanda bercanda" kata William sambil berusaha menghindari pukulanku,
"Lagian, kalau ngomong ngawur" kataku dengan nada yang sebal, "yeuu marah"kata William mengejekku, "yaah marah"kata William mengejekku lagi, "iih, siapa juga yang marah udah ah, udah bel ayo ke kelas" kataku sambil berdiri dari tempat dudukku.

"Tapi beneran Gak marah ni???"tanya William dengan nada manisnya,
"Ngga, williaaam"jawabku,
"Beneran??"tanya William lagi,
"Iyaaaa"jawabku lagi,
Lalu dia berjalan mundur di depanku,
"Beneran?" Tanya William lagi,
"Iya williaaaam"jawabku sambil mengacak-acak rambutnya dan William tersenyum, "udah awas"kataku sambil menyingkirkan William.
Sebenarnya didalam hatiku, aku cemburu, bahkan sangat cemburu, melihat betapa William menyukai Amanda, tatapannya yang terlihat beda dengan tatapan kepadaku.
Tatapan yang dia berikan ke Amanda seperti orang yang sedang jatuh hati, tatapan nya kepada ku seperti orang yang sayang, namun, sayang sebagai sahabat, tak lebih.

14-10-18

Inside outTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang