Ch. 7

28 5 2
                                    

Terkadang harus merasakan kesedihan untuk merasakan kebahagiaan- Lauren Anderson

•••
Pagi hari yang cerah, seperti biasa sinar matahari yang menembus jendela ku sudah menyambutku.
Aku melihat jam, 6:30 am.
Betapa senangnya hari ini aku bisa tidur dengan puas, karena hari ini adalah hari sabtu.
Hari ini aku bisa santai, tidak perlu mandi pagi, bahkan aku bisa bangun lebih siang.
Aku berpikir mungkin hari ini aku bisa pergi jalan-jalan bersama William. Akhirnya aku mengambil handphone ku, lalu aku memberi pesan untuk William.

Me: Will, nanti siang mau jalan jalan Gak? Kemana kek gitu, hari ini kan hari Sabtu, terserah lu si mau apa nggak

Tidak lama kemudian William membalas.

Little shit (nama kontak William di handphoneku): boleh, Ayok mau kemana? Gua ikut lu aja
Me: makan di Cafe biasa kita nongkrong aja mau Gak?
Little shit: ayok, mau jam berapa?
Me: jam 17.00 gimana?
Little shit: sipp
Little shit: eh tapi nanti gua kerja kelompok dulu sama Amanda :)
Palingan Gak lama
Me: oh Ok
Little shit: Ok

Lalu aku mandi dan sarapan, menonton film, main piano dll.

Pukul 16.50,
Aku bersiap-siap untuk bertemu William di cafe biasa kita kunjungi.
Lalu aku berpamitan dengan mama. Sebelum aku berangkat aku mengirim pesan ke William bahwa aku dalam perjalanan.

Beberapa menit kemudian, aku sampai di cafe tersebut. Lalu aku duduk di dekat jendela biasa aku dan William duduk untuk makan dan mengobrol.

"Mau pesan apa mbak?" Tanya seorang pelayan, "ehm, nanti aja deh, lagi nungguin Temen saya dateng dulu"kataku, "oh Ok, saya permisi dulu ya"kata pelayan tersebut sambil meninggalkan mejaku.
'Aduh, William mana si,lama banget deh'
Lalu aku coba mengirim pesan lagi ke William.
Me: Will, gua udah nyampe nih. Lu dimana ??

'Gua telepon aja kali ya'
Akhirnya aku menelepon William,
Namun Handphone William tidak aktif.
'Aduh, William mana si'
Aku sudah menelepon dia berkali-kali, namun tetap saja handphone William tidak aktif. Akhirnya aku memutuskan untuk menunggu dengan sabar.

Pukul 18.05,
William pun tak kunjung datang,
'Kok William belum dateng juga si'

Tiba-tiba ada seorang cowok yang menghampiriku,
"Lauren?"sapanya
"Eh,dylan" sapaku balik
"Sendirian doang?" Tanya dylan
"Ehm...sebenernya gua lagi nunggu William, tapi Gak tau, dia Gak belum dateng-dateng dari tadi"jawabku
"Ohh, Yaudah William belum dateng kan, gua temenin lu dulu aja disini, boleh?" Tanya dylan sambil menunjuk kursi kosong yang sebenarnya untuk William,
"Boleh, duduk aja" jawabku terpaksa Karna William belum kunjung datang juga,

"Lu janjian sama William dari jam berapa?" Tanya dylan,
"Dari jam 17.00"jawabku singkat,
"Buset, udah satu jam dong lu nunggu" kata dylan terlihat sedikit kaget,
"Makanya itu, gua dari tadi nungguin William Gak dateng dateng", jawabku sedikit kesal,
"Hmm.. gimana kalau dia Gak dateng?" Tanya dylan,
"Ya, gimana, gua pulang aja kali" jawabku dengan nada sedikit sedih,
"Yaelah, mendingan, lu pesen makanan aja, gua temenin deh, gua juga baru dateng kok, belum pesen apa apa, gimana?" Tanya dylan,"kan sayang banget lu udah kesini, tapi cuman duduk doang kayak gini" sambung dylan,
"Yaudah deh" jawabku pasrah, ya apa boleh buat, dylan ada benarnya juga, aku sudah datang kesini, namun hanya duduk nungguin William yang tidak datang-datang.

"Lu udah sahabatan sama William dari kapan?" Tanya dylan sambil memakan pesanannya,
"Mmm.. dari gua umur 8 tahun" jawabku,
"Udah lama juga ya" kata dylan,
"Iya" jawabku singkat,

Aku tidak berpikir semuanya akan begini, yang seharusnya sekarang aku mengobrol dengan William saat ini, namun posisi itu sekarang digantikan oleh dylan, aku sangat sedih.
William tidak pernah mengingkari janji sebelum nya, aku heran. Masa dia lupa atau sengaja?, menurutku itu tidak mungkin.

Aku pulang diantar oleh dylan, saat aku melihat depan rumahku ternyata ada William.
Aku turun dari mobil dylan lalu berjalan menuju rumahku, William segera menghampiriku.

"Ren,ren sorry banget gua Gak dateng" kata William sambil berusaha mengejarku, Karna aku berjalan dengan cepat, aku sudah sangat kecewa dengan William.
"Ren,ren tunggu dulu gua bisa jelasin tadi, gua kerja kelompok sama Amanda, terus-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya aku sudah memotong perkataan William, "lu kerja kelompok sama Amanda, terus lu lupa kalau kita udah janjian, dan lu terlalu asik sama Amanda, dan lu lebih milih sama Amanda dan lu Gak peduli sama sahabat lu yang udah nungguin lu dalam waktu yang lama, dan lu sama sekali Gak ada kabar"Kataku sambil berkaca-kaca, "udah Will gua capek, mau istirahat" kataku sambil membuka pintu rumahku,
"Tunggu dulu ren, gua mau jelasin kenapa tadi gua Gak ada kabar" kata William,
"Lu mending pulang aja" kataku sambil menutup pintu, namun William menahannya,
"Ren tunggu dulu ren, Lauren gua mau jelasin, ren Dengerin dulu" kata William sambil menahan pintu yang mau kututup, namun dia tidak berhasil menahannya dan aku langsung menutup pintu,

"Udah Lah Will, dia mungkin capek, besok aja lu ngomong lagi sama dia, lagian lu kok bisa si, lupa kalau lu ada janji sama Lauren, kasian dia udah nunggu lama" kata dylan
"Bukan urusan lo" jawab William dengan singkat.

Aku langsung berlari ke kamarku dan aku menangis.

'Kenapa Will, lu bikin gua kecewa, gua Gak mau kayak gini' batinku sambil menangis,

Baru kali ini William membuatku kecewa dan disebabkan oleh satu perempuan.
Aku benci mengatakan bahwa aku kecewa dengan William, aku tidak mau merasa seperti ini.
Namun William memang benar-benar membuatku kecewa.

15-10-18

Inside outTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang