Jieun pov~
Apa yang baru saja kudengar? Renjun oppa?
Ohh ini tidak mungkin, ini pasti hanya candaan para member dream. Mana mungkin oppa seperti itukan? Mana mungkin Pacarku..
.
.
.Aku menatap kosong ponsel milik Jeno. Tertera jelas kabar pertunangan Renjun oppa, sulit dipercaya.. dia benar-benar tidak terduga.
"Maaf ga kasih tau kamu sebelumnya, kita cuma gamau kamu sakit hati." ucap Chenle oppa.
"Kamu pasti bakal kecewa kalau tau." Jeno.
"Justru aku kecewa karena aku yang terakhir tau kabar ini. Aku ini pacarnya, tapi aku orang yang paling akhir," tetes demi tetes air mata mulai membasahi pipiku, "aku masih ga percaya hiks.."
"Sekali lagi kita minta maaf Jieun." Mark sunbae.
"Bukannya bermaksud buat ngerahasiain ini, tapi tolong ngertiin kita juga." Jaemin sunbae.
"Aku.. hiks.. masih g-ga hiks percaya-"
BRAKK
"Berhenti nangisin cowo kayak gitu! ga ada gunanya, terima kenyataan kalau dia emang lebih milih cewe lain daripada kamu!" Semua orang didalam ruangan sontak kaget karena Jisung yang tiba-tiba menggebrak meja dengan keadaan marah.
"Kamu apaan sih?! wajar dong aku nangis, ko kamu nyolot?!" Aku yang ikut terbawa emosi mulai meninggikan suaraku.
"Jangan nangisin dia lagi, aku bilang ga guna! Lupain aja susah amat."
"Enteng banget kamu ngomong! Emangnya segampang itu lupain orang yang kamu sayang hah?!"
"Kamu ga pantes sayang sama cowo brengsek yang bisanya cuma mainin-"
"Jisung cukup! Kamu tu kenapa sih?! Aku tau kamu marah, tapi ga seharusnya kamu sekasar itu! Renjun oppa itu teman bahkan keluarga kamu."
"Ck.. kamu udah disakitin tapi masih aja ngebela dia? Bela aja terus! kamu udah buta sama cinta!"
"Maksud kamu apa Jisu-"
"AKU KHAWATIR KARENA AKU SAYANG SAMA KAMU!!"
Jisung langsung pergi keluar ruangan setelah berbicara seperti itu. Aku benar-benar kaget.
"Obatin dulu luka kamu, lain kali kalau ada yang gangguin kamu hubungin aku atau yang lainnya, kita ga akan diem aja kalau kamu dibully kayak gini." ucap Jeno.
"Apalagi pasti penyebabnya kita, maaf Jieun." Chenle oppa.
"Engga.. kalian ga salah sedikitpun, aku yang ga hati-hati."
"Ayo kita kesana, aku obatin luka kamu." ucap Jaemin sunbae sambil menarik tanganku ke sofa ujung ruangan dengan obat yang dia bawa.
.
."Pelan-pelan sunbae.." ucapku saat Jaemin sunbae tengah membersihkan sisa darah dikeningku.
"o-ohh maaf, mereka keterlaluan. Ini bukan salah kamu.." ucapnya dengan serius sambil tetap fokus pada lukaku.
Jarak kami sangat dekat,
Jantungku berdetak dengan sangat cepat. Tapi ini bukan artinya aku menyukai Jaemin sunbae, eh tapi memang aku menyukainya. Dalam bentuk lain.
Memangnya siapa yang tidak deg-degan berada diposisiku saat ini?
"Maafin kita."
"Udah aku bilang ga usah minta maaf sunbae.."
"Maafin Jisung juga."
Oke kini aku terdiam
"Dia cuma terlalu kecewa sama Renjun karena udah bikin kamu gini.."
Aku hanya terdiam menunggu dia melanjutkan perkataannya.
"Karena dia sayang banget sama kamu, Jieun." kini matanya terfokus pada mataku. Jaemin sunbae terlihat sangat serius, "Jangan marah sama dia, jangan buat dia kesel, jangan bahas tentang Renjun kalau lagi sama dia."
Aku hanya menganggukan kepalaku, "Aku ngerti sunbae.. makasih." kami sama-sama tersenyum.
.
.
."Untuk kedepannya jangan keluar rumah sendiri, atau seenggaknya kabarin aku kalau kamu mau kemana-mana, lokasi hape juga harus aktif terus." ucap Jeno cerewet.
"Iya.. iya bawel, udah sana balik ke dorm. Latihan yang bener." Jeno mengangguk dan pulang setelah mengacak-ngacak rambutku pelan.
Aku memasuki rumah. Sepi, ah iya tadi mama bilang ia akan ke rumah sakit untuk menengok anak temannya yang sakit. Lukaku belum kering sepenuhnya, mereka menyayat sedikit pergelangan tanganku tadi. Gila ya?
Aku merebahkan diri dikasur. Mengingat kajadian tadi, apa benar Renjun oppa seperti itu? Dan juga Jisung...
.
.
.Renjun oppa
Hai oppa..
Kamu masih lama disana?
Kapan pulang?
Aku kangen tau..
Disini banyak yang menyebar gosip tentang kamu
Itu ga benar kan?
Aku percaya sama oppa
Aku juga kangen
Banget..Semua pesanku tidak pernah ia lihat lagi. Ini sudah 2 minggu setelah aku mendengar kabar pacarku bertunangan. Mereka semua benar.
"Ngapain?" Tanya Jisung dibelakangku sambil menepuk bahuku pelan lalu duduk di kursi kantin sebelahku.
Sejak kejadian kami bertengkar dia malah semakin perhatian padaku, memang awalnya kami sama-sama canggung tapi keadaan membaik. Karena Jaemin sunbae. Jisung melirik sekilas layar ponselku yang terlihat jelas roomchat Renjun oppa.
Raut wajahnya berubah, "Masih nunggu dia? Sampai kapan?"
"Hmnn..."
"Aku bilang cukup Jieun, lupain dia dan liat aku disini." ia menatapku sangat dalam.
"Jisung, kita udah sering bahas ini kan? Aku ga akan berhenti sampai dia sendiri yang bilang dan minta putus. Aku bakal tetep nunggu dia balik."
"Kalau dia ga balik? Jieun, liat ini." Jisung mengeluarkan benda kotak miliknya. Mengutak-atik sebentar dan menunjukan satu foto padaku. Menyakitkan.
Renjun oppa yang tengah tersenyum manis pada wanita dihadapannya, Ning Yizhuo. Mereka tengah berada di sebuah taman, sedang piknik. Senyumnya sama seperti senyum yang biasa ia lontarkan padaku. Dia terlihat sangat bahagia.
"Kamu liat kan? Dia asik bersenang-senang sama Ningning disana sementara kamu terpuruk sedih nunggu dia. Kamu masih ga mau berhenti?" Aku ragu..
Bagaimana ini?
Drttt..drrttt...
Ponselku bergetar menandakan aku dapat pesan. Akhirnya..
Renjun oppa
Jangan tunggu aku, maafin aku Jieun..
Dengan segera mungkin aku membalas pesannya.
Kenapa?
Kenapa aku ga boleh nunggu?
Aku ini pacar kamu kan?
Atau ningning? Hm?-read
Dia hanya membaca pesanku,
Ini artinya ia sudah memutuskan hubungannya dengaku?
Aku dicampakkan?"Jisung.."
"Kenapa? Siapa tadi?"
Aku membenarkan posisiku agar sejajar dengannya. Kami berhadapan,
"Bantu aku lupain Renjun oppa."
TBC...
INI ENDINGNYA JIEUN SAMA RENJUN ATO JISUNG?? PLIS HELEP MII
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Fangirl Is My Girlfriend | Nct Dream
Fanfiction[Completed] Apa mungkin seorang Park Jisung suka aku? - Kim Jieun Ga mungkin, aku benci dia. - Park Jisung Sorry, I love you. - Huang Renjun Sedih, saat kita tidak akan pernah berbagi tawa. Berat, saat melihat kau yang tidak pernah menganggapku ada...