"J-jisung?" Ucap Taejin terbata-bata.
Jisung menghampiri kami dengan wajah yang memerah.
"Kalian apain dia?" Tangannya mengepal dan sorot matanya tajam.
"A-anu.." salah satu gadis itu menyenggol Taejin.
"Itu ulah sunbae?"
"J-jisung.. itu.."
"Aku tanya kamu apain pacarku?!!" Semua tersentak dengan teriakan Jisung, aku pun tidak menyangka Jisung bisa semarah itu.
"P-pacar? Maksudnya apa.. o..ppa..?" Ucap gadis berambut pirang seraya sembunyi dibalik Taejin.
"Ck.. bukannya udah jelas? Jieun itu pacarku."
"Apa-apaan kamu, jadi kamu pacaran sama dua idol sekaligus hah?!" Taejin yang tersulut emosi kembali menjambak rambutku hingga aku merintih.
"CUKUP SIALAN!!" Lagi-lagi kami kaget dengan bentakan Jisung.
"Jisung, kamu masih bela dia hah? Udah jelas-jelas dia pacaran sama kamu dan Renjun oppa."
"Pacar Renjun hyung? Ck.. yang bener aja, dia ini pacarku."
"T-tapi bukannya Renjun oppa sendiri yang bil-"
"Menurutmu? Emang kamu belum tau kalau Renjun hyung udah tunangan sama anggota rookies?" Jisung menaikan sebelah alisnya.
"Renjun dan Jieun itu skandal?" Hah? Mereka menganggap hubunganku dengan Renjun oppa hanya sebuah skandal? Yang benar saja.
"Renjun hyung bilang Jieun ini pacarnya karena mau nutupin fakta kalau sebenernya yang jadi pacarnya itu aku, bukan dia. Dan biar dia juga ga ketauan tunangan sama Ningning. Udah jelas?" Lanjut Jisung, "ini terakhir kalinya aku liat kalian berinteraksi sama Jieun. Aku masih menghargai kalian, kalau sekali lagi kalian kayak gini. Aku bakal lakuin yang lebih. Paham?" Mereka semua mengangguk kemudian berlarian pergi.
Jisung menghampiriku. Menatapku dengan iba dan sedih, ya aku sangat buruk saat ini.
"Ikut aku," Jisung membopongku menuju ruang kesehatan, "Ini, pake seragam cadanganku dan tunggu sebentar biar aku obatin lukamu."
"M-makasih." dia tidak menjawab, "Aww!" Aku meringis saat Jisung mengobati luka dipipiku tadi. Tapi dia sama sekali tidak berbicara apapun. Apa dia marah? Tapi karena apa?
"Sini tanganmu." ucapnya tanpa melihat kearah ku.
"Pelan-pelan." ia menghentikan kegiatannya sebentar kemudian menghela napas kasar.
"Bukannya udah aku bilang supaya hati-hati? Atau hubungin salah satu dari kita. Juga kenapa kamu diem aja diperlakukan kayak tadi? Kamu harus bisa melawan mereka Jieun, mereka udah keterlaluan. Kalau ka-"
"Sssttt..." Aku menaruh telunjukku di bibirnya. Entah mengapa senyumku mengembang begitu saja, "aku ga apa-apa. Cukup obatin aku aja.. aku.. tau kamu khawatir-"
Grep..
Dia memelukku dengan erat.
"Jelas aku ini khawatir bodoh. Aku ga mau kamu kenapa-napa." aku membalas pelukannya. Rasa nyaman kembali muncul.
"Maafin aku karena ga bisa jaga diri, karena ga bisa lawan mereka, karena ga hubungin kamu. Maaf.." ia melepas pelukannya sambil tersenyum lalu kembali mengobatiku dan memberikan seragam cadangannya yang kebesaran padaku.
Chup~
Dia mencium tanganku yang baru diobatinya, "istirahat disini dulu. Jangan masuk kelas, aku beli makanan sebentar." aku hanya mengangguk setelah berganti pakaian dan merebahkan diri di kasur. Jisung mengusap kepalaku sebentar sebelum ia keluar ruangan.
Perlahan aku memegang dadaku. Merasakan sensasi aneh itu lagi, dadaku kembali derdegup setelah sekian lama tak merasakannya saat bersama Jisung. Apa ini?
BRAKK..
Sebentar lagi aku akan terlelap, tapi aku kembali terjaga setelah mendengar suara gebrakan pintu karena seorang Lee menyebalkan Jeno.
"Jieun kamu kenapa?" Jeno.
"Kamu ga apa-apa?" Chenle oppa.
"Mana yang sakit?" Haechan sunbae.
"Siapa yang lakuinnya?" Jaemin sunbae.
"Kenapa kamu bisa kayak gini?" Mark sunbae.
Semua pertanyaan itu tidak ku jawab karena melihat ekspresi lucu dari Jisung yang mengerucutkan bibirnya sebal.
"Aku kan udah kasih tau tadi Hyung.. kenapa kalian masih nanya ke Jieun?"
"Kita cuma mau mastiin kebenarannya langsung dari Jieun." ucap Jeno yang duduk di sudut kasur dan hendak memelukku dengan tampang sok imutnya, "Kasihan jieunku.." ia merentangkan tangannya yang dibalas tatapan melas ingin dipeluk olehku.
Pletakk
Baru saja aku mau memeluknya, ia sudah memukul kepalaku, "bodoh! udah aku bilang kamu harus hubungin kita. Liat sendiri kan gimana? nih, sakit kan sakit?!" dia menggeplak beberapa bagian lukaku yang baru saja diobati.
Aku meringis sambil memegang lukaku yang sakit "aww! iya ampun ampun..iya aku minta maaf, aku sama sekali ga kepikiran ke situ. Aku ketakutan, lagian aku yakin mereka ga akan biarin aku pegang hape."
Semua mengiyakan perkataan ku.
"Terus sekarang gimana? Kalau mereka macem-macem lagi kita susah taunya. Jadwal kita padat, pasti kita bakal jarang masuk sekolah." ucap Mark sunbae selaku yang paling tua disini.
"Aku udah kasih tau mereka biar ga macem-macem, seenggaknya mereka ga akan berbuat apapun untuk beberapa waktu kedepannya." Jisung, semua mengangguk.
Jam menunjukan pukul setengah 3 sore. Waktunya pulang, aku berinisiatif sendiri untuk mengambil tas dikelas. Ohh ayolah, seharian ini aku tidak mengikuti pelajaran apapun.
Hei..heii.. katanya dia cuma pacaran boongan sama Renjun oppa?
Iya.. dia ternyata pacaran sama Jisung!
Aku ga habis pikir, buat apa buat skandal gitu?
Jangan lupain juga Jeno dan Chenle yang emang deket sama dia.
Maunya apa sih?
Aku hanya menghembuskan napas berat mendengar ocehan mereka. Lagipula untuk apa Jisung bilang jika aku pacarnya?
"Jieun kamu ga apa-apa? Aku dengar dari Jeno oppa tadi kalau ka-"
"Aku ga apa-apa Raewon." ucapku selembut mungkin padanya yang sedari tadi menunggu ku kembali.
"Syukurlah..aku khawatir tadi, dan juga.." ia menghentikan perkataannya.
"Apa?"
"Kamu harus ikut aku sekarang.." ia dengan cepat menarik pergelangan tanganku.
"Aww!" Aku merintih karena Raewon yang sangat tidak sabaran.
"E-ehh.. maaf Jieun aku lupa kamu lagi sakit, ayoo."
Entahlah dia mau membawaku kemana, aku hanya pasrah saat ini..
TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Fangirl Is My Girlfriend | Nct Dream
أدب الهواة[Completed] Apa mungkin seorang Park Jisung suka aku? - Kim Jieun Ga mungkin, aku benci dia. - Park Jisung Sorry, I love you. - Huang Renjun Sedih, saat kita tidak akan pernah berbagi tawa. Berat, saat melihat kau yang tidak pernah menganggapku ada...