Brakk..
Jisung membuka pintu dorm dengan tergesa-gesa. Menghampiri para hyungnya yang sudah dulu sampai.
"Santai, duduk dulu sini." titah Jaemin yang menenangkan Jisung.
"Dimana?" Tanya Jisung menghiraukan Jaemin.
"Tadi katanya disini, tapi pas aku sampe udah ga ada." Chenle.
Drtt..drtt..
Ponsel Mark yang berada di meja bergetar. Mereka semua melihat bahwa manager yang menghubungi.
"Hallo Hyung?" Jawab Mark.
"..."
"Apa?"
"..."
"O-oke."
BIP.
"Kenapa Hyung?" Haechan.
"Disekolah."
Another side
Karena bosan istirahat kedua tidak ada Jisung, Jieun memilih untuk pergi ke perpustakaan sendirian. Entah kenapa rasanya dia sedang ingin ketenangan.
10 menit berlalu, bukannya tenang tapi dia malah semakin bosan. Disimpannya buku yang baru ia baca beberapa halaman itu kembali ke raknya. Dia mengelilingi perpustakaan sambil mencari buku lain.
Sret..
Sebuah buku jatuh dari sisi lain. Mau tak mau Jieun harus mengambil dan menyimpannya kembali.
"Cara mudah belajar gitar," bacanya, kemudian ia tersenyum sambil tetap berjongkok memandangi buku itu
"Jadi ingat Renjun oppa.""Aku mau nagih janji kamu."
Deg
Tubuh Jieun seketika menjadi kaku.
Suara itu.. -Jieun
Dengan perlahan Jieun mendongkakan kepalanya untuk melihat siapa yang baru saja berbicara itu.
"Janji, ngajarin aku main gitar. Ingat?" Ucap seseorang yang mengenakan pakaian serba hitam. Ditambah masker dan topi.
"R-renjun oppa.."
"Apa kabar, Kim Jieun?" Renjun tersenyum, berbeda dengan Jieun yang sudah meloloskan cairan bening dari pelupuk matanya.
.
.
."udah ketemu?" Tanya Jisung pada Chenle.
"Belum, kira-kira ada dimana dia."
"Kenapa Renjun Hyung harus balik kesini?!"
Keduanya berhenti,
"Jieun!" Chenle Jisung.
"Dia kesekolah pasti buat ketemu Jieun kan?"
"Ayo kita cari Jieun juga." Chenle.
Jieun pov~
Dia..
Renjun oppa sudah kembali. Aku tidak percaya ini, kini dia tepat berada di hadapanku. Menarik tanganku lembut menuju ruang musik.Setelah sampai dia melepas jaket,topi dan maskernya. Masih tersenyum manis padaku.
Sedangkan aku? Terdiam kaku sambil terus memandanginya tidak percaya. Dia menghampiriku dan mengusap air mataku
"Jangan nangis, aku minta maaf. Aku kangen kamu." dengan segera Renjun oppa membawaku ke pelukannya. Tangisku semakin menjadi saat merasakan kehangatan ini.
Kenapa?
Kenapa dia harus kembali dan muncul lagi dihadapan ku?
Setelah mencampakkan aku, bahkan dia bertunangan dengan gadis lain.Aku langsung melepas pelukannya, "e-engga, gabisa gini."
"Kenapa Jieun?"
"Buat apa nyamperin aku?"
"Aku kangen.."
"Setelah apa yang kamu lakuin? Kamu dateng tanpa rasa bersalah?"
"Aku minta maaf, ini emang salahku. Jieun, aku sayang-"
"Cukup! kalau kamu sayang aku kamu ga akan seenaknya pergi dan bohong gini. Aku udah percaya sama kamu oppa, tapi apa yang kamu lakuin? Tunangan? Apa kamu ga mikirin gimana aku?" Aku hendak pergi, namun dia mencegahku.
"Jieun..Jieun dengerin aku, aku tau aku salah. Makanya aku mau memperbaiki semuanya. Kita bisa mulai dari awal lagi, ya?"
"Buat apa?! Terus mau kamu kemanain Ningning? Kamu tinggalin juga iya? Tolong berhenti bikin sakit hati orang oppa."
"Aku ga tinggalin siapapun. Biar aku jela-"
"Huh?! Terus aku apa? Emangnya kamu apain aku hah?! Jelas-jelas kamu salah ud-"
"Aku ga salah!!! Ngerti?!!"
Aku semakin kaget saat dia tiba-tiba mengamuk sambil berteriak tepat didepan wajahku, bahuku dia goyang-goyangkan dengan keras.
"O-oppaa.." aku takut padanya, namun tak lama ia tersadar. Tatapannya kembali.
"Ma-maaf-"
Bugh..
Satu pukulan mendarat dirahangnya.
Jisung. Dia terlihat sangat marah karena melihat kejadian tadi.
"Itu karena bohong ke kita."
Dia menghampiri Renjun oppa lagi, menarik kerahnya,
Bugh..
"Itu karena bohong ke Jieun."
Bugh..
"Buat ucapan selamat atas pertunanganmu."
Bugh..
"Buat tinggalin Jieun."
Bugh..
"Buat yang bikin Jieun nangis."
BUGH
"BUAT BALIK LAGI DASAR BRENGSEK!!"
Jisung langsung ditahan oleh Chenle oppa yang sedari tadi berusaha melerai.
"Jisung sabar! Jangan tersulut emosi!"
"Lepas! Aku harus kasih dia pelajaran!" Jisung memberontak, aku sudah bisa melihat Renjun oppa yang sudah tak berdaya terbaring di lantai.
"Hiks.." aku tidak sanggup, aku menangis. Kini karena aku takut melihat Jisung yang marah seperti itu. Salahkan aku karena aku terlalu cengeng.
"J-jieun.." Jisung melihat kearahku, tatapan amarahnya mereda.
"Tolong berhenti.."
Dengan cepat Jisung menarikku dan membawa aku ke pelukannya.
"Maaf.. aku ga bermaksud buat kamu takut." tangisku semakin menjadi, aku membalas pelukannya.
Tak lama member nct dream yang lain datang, bahkan Jeno.
"Renjun.. ikut kita." ucap Mark oppa sambil membopong Renjun oppa.
"T-tapi.. j-jieun."
"Berani membantah aku bikin kamu lebih parah dari ini!!"
Tanpa berbicara lagi mereka keluar ruangan, menyisakan aku, Jisung dan Jeno.
"Kamu ga apa-apa?" Tanya Jeno, aku hanya mengangguk, "kita balik dulu ke agensi."
"Aku pergi dulu ya? Secepatnya aku pasti kesini lagi." ucap Jisung seraya menangkup kedua pipiku.
"Ya, hati-hati."
Mereka berlalu keluar ruangan,
Apa yang sebenarnya terjadi?
TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Fangirl Is My Girlfriend | Nct Dream
Fanfic[Completed] Apa mungkin seorang Park Jisung suka aku? - Kim Jieun Ga mungkin, aku benci dia. - Park Jisung Sorry, I love you. - Huang Renjun Sedih, saat kita tidak akan pernah berbagi tawa. Berat, saat melihat kau yang tidak pernah menganggapku ada...