Part 9 : Speaking with Hades

835 71 3
                                    

Percy

      Aku terbangun di atas sofa. Mengedarkan pandangan ke sekelilingku. Grover dan Tyson tertidur sambil memeluk guling. Haha, mereka berdua sangat dekat dibanding aku. Rasanya senang adikku punya teman dekat, membuatku merasa adikku punya pelindung yang lain.

       Ada seseorang yang tidak ada di kamar, Maria. Entah kenapa sejak gadis itu datang, dia jadi seseorang yang sangat menarik dan membuatku tertarik padanya. Sejenak aku merasa dia telah merubah semuanya, merubah keadaan camp dan mengubah nasib kami. Sejak kedatangan Maria, entah mengapa aku merasa nyaman. Dan kurasa, entahlah, apa ini hanya perasaanku saja atau memang benar, i think she likes me.

Oke, lebih baik aku mencarinya sebelum berpikir yang lebih aneh lagi.

     Aku mencari Maria di kafetaria hotel, dan menemukannya sedang duduk memakai kacamata dan membaca buku. Tunggu, what is she doing ?
"Hei", sapaku. Membuat Maria menoleh padaku. "Hai", balasnya sambil menutup buku dan melepas kacamatanya. Aku melihat secangkir kopi dan roti panggang di atas meja, kurasa dia habis sarapan.
"Kenapa kau tidak membangunkan kami untuk sarapan bersama ?", tanyaku sambil duduk di hadapannya.
"Kalian kelihatannya lelah sekali. Aku tidak enak membangunkan kalian. Jadi aku sarapan duluan", jawabnya, kemudian aku mengangguk. "Aku akan kembali setelah membangunkan mereka", ucapku lalu berjalan menuju kamar.

****

Annabeth

      Percy membangunkan aku pukul 9 pagi, mengajakku sarapan. Sebelum Percy membangunkan yang lainnya, aku menarik lengannya dengan tanganku. Mata birunya menatapku sendu, dan aku membalas tatapan sendu itu. Kemudian mendekati wajahnya seraya mengecup bibirnya sekilas. Bisa kulihat Percy terkejut dengan tingkahku, tapi kemudian dia tersenyum sambil mengelus pipi kananku. Dan dia kembali membangunkan yang lainnya.

      Setelah sarapan, kami membicarakan apa yang akan kami lakukan setelah ini. Percy sepakat kalau kita ke Underwolrd dulu untuk bicara pada Hades. Kau tahu, Hades terbuat dari api dan bisa jadi dia tahu dimana Kronos.
"The point is, how to get out from there", ucap Maria. Membuat kami berempat bersandar dan menghela napas.
"Touché", gumam Tyson. membuat kami tambah berpikir.
"Bukankah ada mutiara itu ? bagaimana menemukannya ?", tanya Grover. Percy memijat keningnya kebingungan.
"Apa masih ada waktu untuk mencari mutiara Persephonie ?", tanya Perce.
"Mutiara apa ?", tanya Maria.
"Mutiara hitam yang isinya asap. berbentuk bulat seperti kelereng", jawab Grover dengan kepalanya yang tertunduk. Maria tiba-tiba pergi ke kamar meninggalkan kami berempat.

      Beberapa saat kemudian ia kembali dengan kantung kecil di tangannya.
"Maksudmu kelereng seperti ini ?", tanya Maria sambil menunjukkan mutiara Persephonie. ya! mutiara Persephonie!
"D-d-darimana kau dapat itu ?", tanya Percy gelagapan. Maria tersenyum menang, "Aku mencarinya sebelum datang kesini. Beberapa kudapat di toko antik dengan harga yang tidak begitu mahal untuk ukuran barang antik", jawabnya. Grover tercengang, "Untuk apa kau mencari mutiara itu ?", tanya Grove, pasti di benaknya sudah ada bayangan Persephonie yang seksi.

"Tunggu, itu tidak penting. kau jelaskan nanti saja. sekarang, ayo kita siap-siap ke Underworld. Tidak jauh dari sini!", ajak Percy yang kemudian pergi ke kamar disusul kami untuk bersiap-siap.

Well, we are on our way to hell.

****

Grover

        Well, ini adalah part pertamaku dalam cerita kan ? tenang saja guys, aku akan berusaha sebaik-baiknya. Oke, oke ini tidak begitu penting.

        Ketika kami tiba di bukit Hollywood, cuaca sedang cerah dan nyaman. Ah, kalau sedang di camp, aku pasti sedang bermesraan dengan anak-anak Aprodhite.

         Tak lama kemudian, Perce menemukan pintu Underworld yang masih terletak di tempat yang sama. Anak-anak dewa memang gila.
"Kau punya berapa mutiara Maria ?", tanya Percy. Maria menghitung mutiara itu. "Only four", jawab Maria. Percy menggigit bibir, "Kalau begitu biar aku masuk sendiri agar bisa keluar dengan selamat dan kita tidak terpisah", ucapnya. Aku ingin mencegah Perce, tapi sepertinya hanya dia yang bisa bernegoisasi dengan Hades. Lagipula, Percy kan keponakannya.

       Sebelum Percy masuk ke dalam. Annabeth menepuk punggungnya, "Percy", panggil Annie. Wajah Percy yang sudah lebih dewasa mengingatkanku padanya saat pertama kali bertemu. Sudah 5 tahun ini aku berteman dengannya.
"We believe in you", lanjut Annabeth, disambut anggukan dariku, Tyson and Maria. "Be carefull Perce", ucap Maria. Percy melemparkan senyum padanya. Kemudian Annie memeluknya, disusul dengan Tyson, kemudian aku dan Maria memeluk mereka. Pelukan seperti ini pertama kalinya terjadi setelah 5 tahun.

****

Percy

      Setelah sampai di depan rumah paman Hades. Aku menghela napas panjang, berharap semuanya akan berjalan dengan lancar.

      Aku langsung melihat bibi Persephonie setelah membuka pintu. Dia menatapku seakan tahu apa yang ingin kulakukan.
"Now what ?", tanya Persephonie. Aku tahu, dia sebenarnya adalah orang baik. Mungkin harus ada orang seperti dia di sisi Hades. Bayangkan kalau mereka berdua sama-sama jahat, mungkin aku tidak akan pernah keluar dari Underworld waktu itu.
"I have to speak with Hades", jawabku.
"He's inside", ucapnya sambil menunjuk ke dalam rumah. Aku berjalan menemui Hades.
"What a surpirse", sambut Hades dengan sumringah. Boleh saja wajahnya terlihat ramah, but deep inside, he still Hades. God of hell.
"I want to speak with you", ucapku to the point.
"About ?", tanya Hades dengan sebelah alisnya yang terangkat.
"Kronos", jawabku. Hades terdiam, diamnya itu kemudian berubah jadi tawa yang besar, tawa yang jahat dan menjengkelkan.
"Kau pikir aku akan memberitahumu semudah itu ?", ucap Hades sambil terkekeh. Aku tahu tidak akan semudah itu bicara dengan Hades. Apalagi anjing-anjing gila yang dia pelihara sudah memperhatikan aku dengan mata kelaparan.
"Bagaimana dengan perjanjian ? apa yang kau mau ?", tawarku. Hades menimbang nimbang "Memangnya kau punya apa ?", tanya Hades dengan wajah mengejek.
"Aku punya pedang ini, dan pelindung yang bagus. Aku punya banyak barang bagus", ucapku. Sekarang Hades tertawa.
"Aku tidak membutuhkan semua itu Percy jackson", gelaknya.
"Justru aku butuh Kronos untuk mengalahkan Olympuss", geram Hades. Aku menatapnya nanar, si penjaga neraka ini sangat keras kepala dan suaranya seperti iblis (tentu saja dia iblis)

       Tiba-tiba aku terpikirkan sesuatu. Tempat terakhir Kronos dikembalikan pada petinya. Di sebuah taman hiburan yang dekat dari sini, south California bukan ? atau dimanapun itu. Di sebuah tempat tinggal Cyclops raksasa.

      Aku mengeluarkan mutiara itu dan menginjaknya, membuat Hades membelalak menatapku yang ingin pergi dari rumahnya. "KEMBALI KAU PERCY JACKSOOON!!!", teriak Hades, namun teriakannya tenggelam diantara asap-asap yang membawaku keluar dari underworld.

Let's rip this devils down!

****

Gimana ? suka tidak ? ._.

DemigodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang