Part 11 : Let everythings go the way it was

1.4K 95 10
                                    

Annabeth

Kami berhasil kembali ke camp setelah mengalahkan Luke dan menghancurkan Kronos. Tak kusangka Maria bisa bertahan sejauh ini. Aku membuatkannya ramuan sederhana dari alang-alang liar yang tumbuh di pesisir pantai pulau usang dengan taman bermain kumuh itu.

Sekarang Maria sedang dirawat di klinik. Satu kelebihan anak dewa, mereka cenderung lebih kuat dari manusia biasa.

Aku mencari Percy, tapi yang kutemukan malah Gover.

"Hey where is Percy ?", tanyaku pada Grover yang sedang memandang para Nymph.

"Dunno. terakhir kulihat dia bersama Tyson", jawabnya tanpa menatapku. Kami biasa saja setelah tiba di rumah. Entah apa yang kurang. Mungkin camp ini sedikit berkabung mendengar kematian Thalia.

Aku kembali mencari hingga akhirnya bertemu Tyson yang sedang makan.

"Hey where is your brother ?", tanyaku, Tyson menggeleng. Ugh, ada yang tahu dimana Percy ?

Aku bermaksud untuk ke klinik dan menemani Maria hingga ia siuman. Tapi, yang kutemukan adalah Percy dan Maria.

Mereka berdua sedang berbincang di tepi danau.

*****

Percy

Makhluk di sampingku ini memang gila. Dia tukang mabuk dan pemberani, jago pedang sekaligus tidak takut mati! beberapa hari yang lalu dia melindungiku dari tembakan peluru Luke, mantan pacarnya. Sampai sekarang aku masih dibuat kagum oleh keberaniannya.

"Bagaimana keadaanmu ?", tanyaku. Maria menghela napas, ia memakai tank top dan celana jeans selutut, outfit favoritnya. Namun baju tanktopnya itu justru memperlihatkan perban yang melilit sebelah bahunya.

"I'm fine Perce, really", jawabnya.

"Look, thankyou very much", ucapku, Maria hanya mengangguk sambil menatap bebatuan kerikil di bawah kakinya.

"And i'm sorry. I can't protect you well", tambahku. Rasanya tidak kuat melihatnya sendu dan sakit seperti ini.

"It's okay Percy Jackson", balasnya kini menatapku dengan mata kelabu itu. Seakan menelanjangi hatiku.

"Dan maaf, aku terlambat menyadari perasaanmu", aku melihat sekelebat rasa terkejut dalam matanya ketika aku mengucapkan kata-kata itu.

"What do you mean?", tanya Maria gemetaran.

"Kenapa kau tidak bilang ? kau punya perasaan kan padaku ? kenapa waktu itu kau mengiyakan argumenku ? kenapa kau menyelamatkanku ? kenapa kau menatapku.....", pertanyaan liar tu menyembur saja dari mulutku hingga membuat Maria membekap mulutku dengan sebelah tangannya, kemudian ia tersenyum, "I can't do that Percy", ucapnya lirih.

"You have Annabeth. You belong with her. Not me", lanjutnya.

"The reason why i did so many things to save you and watched you, is because i want to spare my times for only-with your shadow", ujarnya. Aku menatapnya tidak mengerti.

"I like you Percy. But you're only my cousin",oh, demi para dewa yang naif,

"There's no such things as that in gods", sambarku, Maria menggeleng "Yes there is in me", balasnya.

Entah mengapa aku menyangkal segala pengakuannya. Aku ingin dia terus menyukaiku dan tidak menjauh. Jangan katakan kalau aku hanya untuk Annabeth. Tunggu, apa aku bimbang ?

"But Maria....", belum selesai aku bicara, Maria sudah melangkah mendekati wajahku dan mendaratkan sebuah kecupan di pipi kananku.

"Ssshhh, let me kiss your cheek once. Setelah itu, biarkan semuanya kembali pada tempatnya Percy", ucapnya.

Mata kelabu Maria menatapku sendu, seakan mengingat setiap fitur wajahku satu persatu. Aku pun melakukan hal yang sama sejak tadi.

"After this i have to go back to my world. I have jobs and many things to do", lanjutnya. Jadi, ini perpisahan ?

"It's very nice to meet you Percy. And i know your mom would be proud of you", my mom. She lives with my mom.

"Jadi... aku ditolak ?", ucapku. Aku pun benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi padaku sekarang.

"Tidak. Justru aku yang menolak perasaanku sendiri. Aku tidak boleh egois Percy. Kau sudah bersama Annabeth sejak lama. Kalian cocok, jangan sampai aku jadi perusak hubungan orang lho", ucapnya seraya terkekeh. Aku tersenyum mendengar renyah tawanya. Tawa yang kuat. Aku telah dicintai wanita yang kuat.

Aku mendekati Maria dan memeluknya erat-erat, hembusan napas Maria terasa di atas tengkukku, merasakan Maria menenggelamkan kepalanya pada pelukanku. Harum lavender dan hitam rambutnya terselip di sekitar jemariku.

Maria melepaskan pelukan kami. Kemudian ia berbalik, hendak bersiap meninggalkan camp sebelum akhirnya berpapasan dengan Annabeth. Tunggu, sejak kapan dia ada di sini ?

****

Maria

Aku dan Annabeth bertatapan kaku pada awalnya. Namun, dia tidak perlu merasa cemburu lagi setelah ini karena aku lebih memilih hidup normal.

Untuk itu aku mendekatinya kemudian memeluk anak dewi Athena itu.

"Good bye Annie. I am glad to see you and know you along this time", bisikku. Tadinya Annie tidak membalas pelukanku. Namun akhirnya aku merasakan tangannya merengkuh tubuhku. Membuatku tersenyum.

"Jadilah yang terbaik", ucapku setelah melepaskan pelukan kami. Annabeth tersenyum padaku yang sudah tersenyum padanya. Mungkin saja aku akan merindukan sahabat kakakku ini,

Sepertinya aku sudah harus bangun dari mimpi indah...

Aku melangkah meninggalkan Percy, Annabeth, Grover dan Tyson. Mereka semua adalah bagian bagian dari mimpi indahku.

Dan aku tidak akan lupa, dengan Percy yang ternyata adalah sepupuku.

Kurasa mencintai bayangannya saja sudah cukup :)

The End.

****

m/s

Akhirnya cerita ff Demigod versi fanfiction based on Percy Jackson's movie selesai ya. Sudah direvisi jadi lebih rapi lagi, gimana ? suka nggak ? suka ya, please put vote dan commentnya itu sangat berarti buat author amatir ini :')


Sekali lagi terimakasih karena sudah membaca dan memberi vote dan comment,

xoxo♥♥


DemigodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang