3

82 2 0
                                    

Pagi yang sangat cerah ini aku pergi kerumah nenekku karena ada acara keluarga, awalnya akum alas untuk pergi kerumah nenekku, tapi saudaraku bernama Fiqri memaksaku untuk datang kerumah nenek. Fikri Yusuf itu satu-satunya saudara yang sangat akrab denganku. Dia itu anak dari adik Ibuku. Setiap aku sedang ada masalah, aku selalu cerita sama dia tentang masalah cinta, pekerjaan dan masalah hidup selalu saja aku nyaman untuk cerita sama dia.

Aku pernah cerita tentang aku pernah dekat sama namanya Indra. Menurutku Indra itu cowo jahat yang hanya memanfaatkan keuangan aku saja, dan begonya aku, aku selalu saja mau di manfaatkan oleh cowok yang bernama Indra itu

"Terus lu gimana sama Indra Rin?" tanya Fiqri yang sedari tadi ada di sampingku

"Gausah ngomongin dia lagi Fiq. Sampah diamah" bentakku

"Masalahnya apa"

"Ya gitu, wajar kan kalau gue sebagai pacarnya ngasih kado ke dia pas dia ultah"

"Iya lah wajar, terus apa salahnya?"

"Lu tau ga sih?" tanyaku

"Apaan Rin, lah mana gue tau. Lu aja ini baru cerita sama gue" ucap Fiqri sambil menjitak kepalaku

"Sakit anjir" yang hanya dilanjutkan oleh ketawanya

"Haha abisnya. Apaan emang?" tanyanya. Emang ya Fiqri itu ga pernah peka setiap gue curhat

"Dia putusin gue pas udah dapet kado dari gue anjirrr" bentakku ke Fiqri dengan penuh emosi. Dan Fiqri terkejut tidak percaya

"Lahh Anjirr. Demi apa lu Rin?"

"Demi apapun Fiq, cowo brengsek emang" kataku dengan memaki Indra

"Yaudah sabar Rin" saran Fiqri sambil mengelus pundaku

"Iyaa thanks Fiqri" ucapku sambil tersenyum

"Btw lu emang nyari cowo yang kaya gimana sih?"

"Cowok yang merubah gue menjadi lebih baik, dan nerima gue apa adanya Fiq. Tapi menurut lu ada ga ya cowok kaya gitu?" tanyaku menatap muka Fiqri dengan serius

"Haha ada lah, berdoa aja. Semoga"

"Iyaa aminn"

Sebelumnya aku kenal Indra itu di sekolah pas SMA. Dia kakak kelas aku, dan aku sama Indra hanya bertahan beberapa bulan aja. Menurutku Indra itu jahat sih, jahat banget. Cowok macam apa yang hanya pacaran denganku cuman untuk memanfaatkan aku doang. Aku juga ga nyangka sih Indra punya sifat kaya gitu. Pinter banget gitu membunyiin sifat aslinya, awalnya dia baik, baik banget. Sampe ga keliatan dia punya sifat kaya gitu.

Sebelum dia ulang tahun itu aku bingung mau ngasih apa ke dia. Sampe aku nyari-nyari ke hampir semua mall yang ada di Jakarta. Dan akhirnya aku putuskan untuk membeli jam tangan warna Merah dan beberapa batang coklat.

Aku kasih kadonya pas sore-sore dirumah Indra, iya aku kerumahnya sendiri menggunakan mobil.

"Assalamualaikum" ucapku, dan pintu terbuka dengan disambut oleh Pembantu di rumah Indra pembantunya baik banget, namanya Bi Ita

"Waalaikumsalam, ehh Non Karina. Sini masuk" kata Bi Ita

"Indranya ada Bi?" tanyaku

"Ohh ada Non, masuk dulu aja. Bibi panggilkan Den Indranya" Ajak Bi Ita mempersilahkan aku untuk duduk di ruang tamu

"Den ada Non Karina di depan" Teriak Bi Ita

"Okee Bi" Ucap Indra dengan teriak juga

Beberapa menit kemudian Indra datang

"Ehh Karina sayang. Kenapa kerumah?" tanya Indra sambil menghampiriku

"Happy Birthday Sayang" kataku

"Ohh iya, makasiii Sayang. Padahal aku lupa kalau sekarang aku ulang tahun loh" candanya

" Haha masa lupa sama ulang tahun kamu sendiri"

"Iyaa beneran lupa, untung kamu ngingetin. Makasii yaa sayang"

"Ohh iya aku lupa. Ini aku punya kado buat kamu" kataku sambil mengeluarkan bingkis kado dari tasku

"Wahh apa isinya?" tanya Indra dengan penasaran

"Ada dehh. Tapi nanti dibukanya" kataku

"Hmmm iya deh" ucap Indra sambil mengangguk-anggukkan kepala

Setelah itu keadaan semakin hening, aku sama Indra sama-sama diam. Dan akhirnya Indra memecahkan keheningan itu

"Karina" panggilnya

"Hmm"

"Aku mau putus"

Deg

"Hah. Maksud kamu?" tanyaku kaget

"Iyaa aku mau putus dari kamu, kamu itu bodoh apa bego sih. Ga nyadar kalau aku selama ini manfaatin kamu doang" Ucapnya sambil teriak

"Karina Karina, gampang banget ya manfaatin cewe kaya kamu itu"

Sakit emang sakit dia mengatakan itu. Tanpa terasa aku mengeluarkan air mata yang sedari tadi aku bendung agar tidak keluar. Tapi akhirnya sia-sia aku tetap menangis

"Maksud kamu apa? Manfaatin aku doang?"

Plak

Sebuah tamparan yang pas mengenai pipi Indra, iya aku menampar Indra. Dia pantas kali aku tampar

"Iyaa aku manfaatin kamu doang. Iya btw makasi yaa kadonya"

"Jahat ya kamu Dra. Ga nyangka kamu kaya gitu"

"Iyaa emang aku jahat"

"Aku gamau kenal sama cowo brengsek kaya kamu lagi" Lalu aku langsung meninggalkan Indra yang masih tertawa sinis. Dan aku langsung pergi tanpa pamit dengan Bi Ita.

Brak

Pintu yang aku banting dengan keras. Dan langsung memasuki kedalam mobil ku yang terparkir rapi di depan pintu gerbang rumah Indra.

Di perjalanan aku nangis sangat keras, hingga tidak fokus untuk menyetir. Lalu aku menepikan mobil disamping jalan dan menangis sejadi-jadinya.





Jangan lupa untuk meninggalkan jejak yaa

Aku sangat menghargai masukan kalian

Happy Reading ^^

HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang