Kenapa aku berbeda ?

0 0 0
                                    

Angin yang berhembus kencang menerpa wajah tampan seorang anak kecil dipinggir danau, kepalanya berada di atas kedua tangan yang ia jadikan bantalan, matanya terpejam merasakan angin yang terus-terusan menyapa sebagian kulitnya yang tidak tertutup kain.

Lalu anak kecil itu pun membuka matanya melihat langit sambil memikirkan sesuatu yang membuat wajahnya menjadi serius.

"Tae... "

Merasa terpanggil tae pun segera bangun dari tidurnya dan menghampiri sesosok tinggi hitam yang tertutup kain seluruh tubuhnya, hanya mata tajam yang dari dahulu anak kecil itu lihat.

"Iya tata"

Sesosok tinggi itu mengeluarkan kalung silver dan memakaikan kalung itu dilehernya.

"Wuah tata apa ini hadiah? Bagus sekali ada namaku, tae suka"

"Iya, ini ke 8 tahun dirimu bersamaku. Jaga baik-baik ya"

"Baiklah" anak itu tersenyum kotak, merasa bahagia karna baru kali ini tata memberikan hadiah.

Lalu tata menghilang kembali, membuat tae anak itu seringkali berpikir kenapa ia tidak bisa menghilang seperti tata dan yang lainnya, anak itu selalu bertanya-tanya? Namun, ia enggan menanyakan hal itu pada tata ia takut tata marah.

Kebingungan yang terlalu banyak dipikirannya membuat tae tak sadar bahwa dirinya telah berjalan terlalu jauh sehingga jalan raya tertangkap di indra penglihatannya.

Tae memasang topengnya kembali dan berjalan menelusuri jalan raya, membuatnya bertemu banyak mahluk yang sama sepertinya. Sungguh pemandangan yang baru pertama kali tae lihat seumur hidupnya. Namun langit yang semakin menggelap membuatnya harus kembali ke hutan.

Tae kembali ke hutan, tata sudah ada di depannya.

"Kau keluar dari hutan ini tae?"

"Ehh,eee tadi tae gk sengaja tata"

"Maafkan tae" tae menundukan kepalanya takut

"Tidak apa, sudah seharusnya kau tau diluar sana. Tapi ingat pesan tata jangan sampai menyentuh manusia"

"Manusia? apa yang tadi tae lihat kebanyakan diluar sana"

Tata mengangguk.

"Kenapa tae tidak boleh menyentuhnya? Tae lihat merasa sama seperti tae"

"Tidak, kau berbeda dengan mereka. Kalau sampai tae tersentuh oleh manusia atau menyentuhnya tae akan hilang"

Lalu tata kembali menghilang.

Membuat tae lagi-lagi membuang nafasnya.

***

Hari-harinya ia habiskan dihutan, tae tidak berani lagi untuk keluar karna perkataan tata semenjak itu.

Musim berganti begitu cepat, hari- hari yang tae jalani sama seperti biasanya namun kini tubuhnya makin bertambah tinggi.

TAE POV

Aku mengukur tubuhku pada pohon dekat kuil, payah sudah 17 tahun kanapa tinggiku masih saja sama. Yasudahlah mungkin tinggiku sampai disini asal janha memendek saja. Lalu aku menendang pohon itu.

Aku berjalan ke arah kuil dan merebahkan badanku, lelah sekali rasanya hari ini. Namun ketika aku hendak menutup mata, suara tangisan anak kecil membuatku kembali terbangun dan mencari suara itu.

Selama aku hidup belum pernah aku mendengar suara tangisan di hutan. Ketika aku sudah menemukan sesosok anak kecil dengan rambut sebahu sedang memeluk lututnya dan menangis kencang.

"Hey anak manusia" panggilku pelan, tapi anak itu tidak menyadarinya juga.

"Hey bocah" ucapku lagi dengan suara agak keras.

Anak kecil itu lalu melihat ke arahku, wajahnya yang sudah terbasahi air mata kini tersenyum senang.

"Yeay ada orang pakai topeng"

Lalu anak kecil itu berlari kencang ke arahku dengan meregangkan tangan hendak menangkapku dengan cepat aku menghindar. Tetapi gadis kecil itu tidak menyerah, sampai akhirnya anak kecil itu terjatuh ke tanah dan bangun kembali dengan  wajah melas dia melihat ke arahku.

"Kenapa kau jahat oppa huwaa" tangisnya

"Hey hey berhenti menangis, aku tidak bermaksud seperti itu. Maafkan aku tapi aku tidak bisa menyentuhmu"

Gadis kecil itu nampak berpikir, lalu jarinya mencoba menyentuh lenganku dengan cepat aku menghindar.

"Sudah ku bilang jangan menyentuhku bocah kecil" 

Tidak cukup sekali ku peringati gadis kecil itu terus-terusan mengejarku dengan terpaksa aku mematahkan ranting pohon dan melempar ranting itu kearah kepalanya.

"Appoo.." jeritnya

"Itu akibat kau nakal bocah"

"Sudah jangan menangis, mari aku antar kau pulang. Kau tersesatkan?"

Gadis kecil itu mengangguk. Dan aku memberinya ranting pohon yang tadi ku ambil.

"Pegang ya"

"Baiklah"

Ditengah perjalanan dia mulai berbicara.

"Ini terasa aneh pegangan pakai kayu"

"Apa kulitmu sedang melepuh oppa"

"Kenapa oppa juga memakai topeng"

"Apa kulit oppa takut matahari"

"Hmm" balasku

"Oh begitu ya, akan ku belikan payung nanti hehe"

Aku hanya membalas dengan senyum.

"Oppa namanya siapa?"

"Tae"

"Aku haru"

"Oppa sejenis apa?"

"Ya intinya aku bukan manusia"

"Tapi, oppa seperti manusia sama sepertiku?"

"Tentu, tapi kita beda alam"

"Apakah alam ada banyak"

"Mungkin"

"Beritahu aku oppa apa saja macam-macam alam"

Jangankan kau bocah aku pun tidak tau, gadis kecil ini membuatku gemas. Kalau aku bisa memegangnya akan ku cubit kedua pipi gembilnya.

"Oppa saja tidak tau"

"Tapi tadi kata oppa alam ada banyak"

"Sudah sampai. Sana pulang"

Akhirnya aku memberhentikan langkahku diperbatasan hutan dan pemukiman kecil. Aku menyuruhnya untuk kembali ke rumahnya lalu gadis kecil itu melambaikan tangannya dan  berlari pergi.

Hari ini hari yang berbeda dari yang lainnya setidaknya aku tau bagaimana berbicara dengan seorang manusia walaupun itu hanya anak kecil.

Sejujurnya aku pun masih bertanya-tanya "kenapa aku berbeda?"

Tae pov










#TBC

Regards

Sister taehyung💙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang