part 1

294 17 1
                                    

"AAA", keringat dingin menghiasi wajah seorang gadis yang baru saja terbangun dari tidurnya.

"Huh...ternyata hanya mimpi". Lalu gadis itu melihat keatas nakas dan melihat jam yang menunjukkan jam 06.30. Lalu tak lama setelah itu ia langsung terkejut setelah semua kesadarannya terkumpul.

"Apa? Sudah jam stengah tujuh? Oh tuhan aku terlambat." Gerutu gadis itu dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Tidak lama setelah itu gadis itu pun sudah keluar dari kamar mandi dan segera merias tipis wajah cantiknya setelah berpakaian.

"Huft aku harus cepat" gumamnya dan segera turun dengan membawa 2 koper besar. Lalu mengambil 2 helai roti tawar yang terletak dimeja.

"Bi aku berangkat dulu" pamitnya pada salah seorang asisten rumah tangganya.

"Nona apa anda tidak sarapan dulu" saat melihat nona muda-nya yang langsung pergi.

"Enggak bi, aku nggak mau ketinggalan pesawat".

"Tapi nona, kau akan pergi dengan jet pribadimu, kenapa kau takut nona. Ayo sarapanlah dulu".

"Enggak bi, aku udah nggak sabar lagi pengen ketemu mereka. Aku sangat merindukan mereka, sudah 2 tahun aku tidak berjumpa dengan mereka. Aku ingin segera bertemu mereka bi. Jadi aku pergi dulu bi" bantahnya.

"Huft". Percuma saja menasehati nona mudanya yang keras kepala itu. Sang bibi pun kembali masuk kedapur setelah tidak lagi melihat nona mudanya.

Ya, kalian pasti tahu bahwa gadis ini adalah kania atau lebih akrab dipanggil Kiki.

(Abaikan)

Setalah menghabiskan waktu yang cukup lama dari Jerman-Indonesia. Akhirnya dia sampai juga di bandara Soekarno-Hatta.

Tak henti-hentinya ia mendapat tatapan yang berbeda-beda dari orang -orang yang berada di bandara, ada yang menatapnya dengan tatapan memuja, kagum dan masih banyak lagi, bahkan ada yang terang-terangan menatap tidak suka padanya.

"Eh eh, bro liat deh di sana."

"Dimana? Wuih cantik banget"

"Nggak nyangka gw bakal ketemu cewek sebening itu"

"Ouh mimpi apa gw semalem, sampai-sampai ada bidadari di hadapan gw skarang"

"Nikmat tuhan yang mana yang engkau dustakan"

"Dasar sok cantik, padahal cantik kan gw kemana-mana dari pada dia"

"Hai, mau jalan sama gw gk?"

"Hai cantik, minta nomor telpon-nya dong"

"Hai, mau kemana nih? Sini biar gw yang anterin"

Dari banyak pujian dan hinaan tersebut, tidak satu pun yang direspon Kania. Ia hanya menampilkan wajah datarnya dan terus berjalan keluar dari bandara menuju taksi yang tadi sudah dia pesan.

Saat sudah mendapatkan taksi yang dia pesan, tidak lupa dia memberikan alamat mansion keluarganya kepada supir taksi tersebut. Saat Kania sudah sampai di mansion keluarganya ia segera menggeret kopernya setelah membayar taksi yang tadi dia pesan.

Saat telah sampai di depan gerbang dia melihat terlebih dahulu jam yang melingkar indah di tangannya yang sudah menunjukkan pukul 10.35 malam.

"Kurasa mereka sudah tidur jam segini" Gumamnya.

Kania pun berjalan lebih dekat ke arah gerbang dengan menggeret kopernya dan memanggil satpam mansion tersebut. Sengaja tidak menekan bel, supaya tidak mengganggu orang-orang yang berada di mansion yang kemungkinan sudah tidur mengingat sekarang sudah jam berapa.

"Iya tunggu sebentar, eh nona Kania? Sejak kapan berdiri di sana? Mengapa tidak mengabari orang rumah terlebih dahulu supaya ada yang menjemput nona nantinya" ujarnya setelah membuka gerbang.

"Hehe nggak pak, saya cuma pengen ngasih mereka semua kejutan. Oh iya pak, apa mereka sekua sudah tidur?" Tanya Kania

"Sepertinya sudah non" ujar sang satpam

"Ooh gitu, yaudah kalau gitu jangan beritahu mereka kalau saya sudah pulang ya pak" ujar Kania yang ingin memberi kejutan pada keluarganya.

"Siap non" ujar satpam tersebut mengiyakan perintah nona mudanya.

"Yaudah kalau gitu saya ke dalam dulu ya pak" pamitnya

"Baik non. Oh iya, kopernya ditinggal aja dulu non, nanti saya minta pak Anto untuk mengantarkan koper nona ke dalam"

"Oke deh kalau gitu, makasih ya pak nanti kopernya taro di kamar tamu aja" tambahnya.

"Iya non" ujar satpam tadi

Kania pun langsung menuju kamarnya yang berada di lantai 2 untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk tidur dengan segudang mimpi indahnya, karena sudah tidak sabar untuk melihat ekspresi terkejut dari seluruh anggota keluarganya.

Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang