Prolog

292 20 0
                                    

Di kediaman keluarga Stewert, dua anak balita sedang bermain di kamar lantai 2, balita yang perempuan berumur 7 tahun dan yang laki-laki 8 tahun. Mereka sedang asik dengan mainan yang berada ditangan mereka, yang perempuan sedang bermain boneka dan yang laki-laki sedang bermain dengan mobil-mobilannya. Saat anak laki-laki itu bermain dengan mobil-mobilannya, mainannya itu justru mengarah pada balkon kamar yang terbuka. Anak laki-laki tadipun berniat untuk mengambil mainannya itu.

"Kak jangan kesana lantainya licin, nanti kakak jatuh" kata sang adik yang memperingatkan kakaknya agar tidak menuju balkon yang lantainya licin akibat hujan yang deras.

Anak laki-laki yang dipanggil kakak oleh anak perempuan tersebut hanya mengabaikan apa yang adiknya katakan. Saat sedang berjalan anak laki-laki tersebut terpeleset dan jatuh ke bawah.

"KAKAK!!" Mendengar suara keras seperti benda jatuh dari ketinggian, seluruh anggota keluarga pun berlari keluar, alangkah terkejutnya mereka saat melihat anak mereka sudah bersimbah darah di teras rumah.

"RENALD!!! Kamu kenapa sayang, kenapa bisa seperti ini? hiks...hiks... Renald bangun sayang" tangis sang mami yang tak kuat melihat anaknya yang sudah bersimbah darah.

"Reno tahu ma kenapa semua ini bisa terjadi" jawab anak laki-laki lain yang ternyata adalah sulung dari keluarga tersebut.

"Apa yabg kamu tahu Reno?" Tanya sang papi pada anak sulungnya. Namun karena anaknya tak kunjung membalas pertanyaannya, sang papi pun mengikuti arah pandang si sulung. Dan betapa terkejutnya sang papi saat melihat sibungsu sedang berdiri ditepi balkon.

Karena amarah yang tak terbendung lagi, Reno pun pergi menuju lantai 2 tempat sibungsu berdiri. Dan saat dia sudah sampai disana dia langsung menarik si bungsu menuju teras. Saat sudah sampai dia langsung menghempaskan si bungsu yang sudah menangis dan berlari kearah kakak keduanya yang sedang terluka. Namun, sebelum dia menggapai kakaknya tersebut, dia sudah lebih dulu ditarik oleh kakak sulungnya.

"Kamu kan yang sudah mendorong Renald dari atas?!! Ayo ngaku!!" Tuduh sang kakak.

"Enggak kak hikss..., aku gak ngedorong kak Renald. Dia jatuh sendiri kak hikss..." Bela sang adik

"Jangan bohong kamu! Pasti hiks... kamu yang su hikss... sudah mencelakakan anak saya." Tuduh sang mami

"Enggak mi hikss..., Nia gak hiks... apa-apain kakak mi hikss....hikss...." Bela si bungsu lagi

"Diam kamu!!" 'PLAKK' suara tamparan yang cukup keras yang dilakukan oleh sang mami pun menyebabkan sudut bibir sibungsu terluka.

"Tapi hiks...aku gak salah mi hiks... Papi tolong kasih tau mami hiks...aku gak ngapa-ngapain kakak pi hikss..." Adu sibungsu pada papinya.

"DIAM KAMU!! Sekarang tinggalkan tempat ini, kamu sudah tidak punya hak lagi untuk tinggal disini!!" Marah sang papi. "DANU!!DANU!!" Teriak sang papi memanggil salah seorang penjaganya.

"Iya tuan." Kata sang penjaga saat sudah sampai dihadapan tuannya.

"Cepat kau bawa anak tidak tau diri ini keluar dari sini!!"

"Ta-tapi tuan, nona muda masih kecil" takut sang penjaga.

"Aku sudah tidak peduli lagi. Dan ingat posisimu disini Danu, kau hanya perlu melakukan apa yang aku perintahkan" ingat sang tuan dengan penuh penekanan.

"Papi jangan usir Nia, Nia gak salah Pi. Papi Nia mohon pi dengerin Nia dulu pi hikss...hikss...." Tangis Nia dengan memeluk kaki papinya.

"Dasar anak tidak tau diutung! Cepat pergi dari sini!" Marah sang mami.

"Mami hikss..." "Sudah kubilang pergi!!" 'PLAKK' satu tamparan lagi mengenai pipi gadis malang tersebut.

"Danu cepat kau bawa anak sialan ini pergi dari sini" titah sang papi

"Tapi tian, hujannya sangat deras tuan untuk membiarkan nona muda diluaran sana sendirian."

"Aku tidak peduli, sekarang cepat kau bawa anak sialan itu dari sini."

DUARRR!!!

"AAA!!"

Penasaran???
🤔🤔
Makanya vote dan koment guys
🤗🤗
Diminta votenya buat cerita pertamaku
😊😊

Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang