Suamiku melangkah masuk ke kamar, tanganku semakin mengeraskan kepalan.
Berjuta bayangan berputar-putar di bagian mana yang aku dahulukan untuk ku hajar.Suamiku berjalan melewatiku di hampiri Salwa yang telah tertidur pulas. Di perbaiki selimut yag sedikit tersingkap. Di ciumnya pelan pipi kiri dan kanan Salwa.
Ya Tuhan hatiku mencelos, aku masih melihat suamiku seperti dulu sayang dan cinta kepada Salwa.
Kasih sayang dan kelembutannya pun masih sama kepadaku.
Tapi pesan tadi??Suamiku berbalik menujuku, tersenyum manis, memelukku dan berbisik," Sayang, tidurlah Salwa anak kita akan baik-baik saja."
Nafasnya menderu dengan lembut suamiku menciumku.
Aku tau dia bernafsu. Entah kenapa aku hanya diam terpaku sambil menatap matanya. Ya Tuhan mata itu masih sama mata yang penuh cinta kepadaku seperti saat kami pertama bertemu.Karena tak ada penolakan dari ku. Suamiku lantas membopongku ke kamar kami. Dengan beringas melucuti pakaianku dan aku?
Dengan tak tahu malu akupun melakukan hal sama, penuh nafsu.
Aku benci suamiku, benci jalang itu. Ku lampiaskan menghajar suami dengan mendominasi permainan.
Suami tersenyum senang, yap matanya berbinar-binar menatapku. Di akhir permainan aku di rengkuhnya ke dalam pelukannya.
"Aku merindukan saat-saat seperti ini sayang," bisik suamiku.
"I love you" sambil mengecup dahiku.Dengkuran halus suamiku terdengar, aku beringsut menjauh. Kakiku melangkah ke kamar mandi. Ku putar air hangat di shower ku arahkan membasahi kepalaku, badanku melorot duduk memeluk kakiku.
"Aku penyebab suamiku berselingkuh!!"
"Aku istri yang egois!"
Ku bentur-benturkan kepalaku di tembok kamar mandi.Dulu sebelum hamil Salwa aku keguguran 2 kali. Aku frustasi dan bersedih kala itu. Sampai suami ku membawaku ke psikolog untuk mengobati rasa bersalahku karena tidak bisa menjaga kandunganku dengan baik.
Setelah hatiku tenang aku memulai lagi program kehamilan. Kali ini aku betul-betul dalam pengawasan dokter kandungan terbaik di kotaku. Akhirnya aku hamil dan aku memilih sering berada di rumah demi menjaga kandunganku agar tetap sehat.
Tapi belum genap 8 bulan aku pendarahan yang mengakibatkan aku di secar. Babyku keluar dengan bobot yang sangat kecil. Salwa lahir prematur yang mengharuskannya tinggal di inkubator.
Ibu mana yang tega dan tidak teriris hatinya melihat bayi yang sangat kecil badannya di penuhi kabel-kabel untuk menyelamatkan hidupnya.
Sejak saat itu aku sibuk dengan Salwa, anak yang lama aku harapkan. Aku kira suamiku akan mengerti dengan sikapnya yang tetap diam saat aku tak lagi bisa mendengarkan keluh kesahnya tentang pekerjaannya.
Tetap diam ketika aku kadang-kadang menolak ajakannya untuk bercinta. Tetap diam dan mengerti aku begini karena aku fokus merawat buah cinta kami Salwa.
Aku mengaku salah, aku yang lalai pada suamiku sehingga suamiku tergoda jalang genit di kantornya.
"Apa yang harus aku lakukan saat ini?"
Mempertahankan pernikahan ataukah mengakhirinya?
"Aku benci bayangan suamiku dan jalang itu saling bermesraan!!!!"
YOU ARE READING
Pelakor
RomanceCerita perjuangan seorang istri untuk mempertahankan rumah tangganya yang sedang di uji dengan perselingkuhan yang di lakukan suaminya. Dilema antara bertahan dan menyerah ketika ternyata hantaman ujian mengiringi perjuangan mempertahankan rumah tan...