Pelakor Bagian 4

4.3K 138 1
                                    

Ku akhiri mandi pagiku, badanku terasa segar. Mataku masih terang benderang meski aku tak tidur semalaman. Bagaimana bisa tidur kalau otakku panas terasa mau meledak.

Ku ambil baju olah raga, yah aku berniat menyegarkan otakku dengan berlari pagi di sekitar komplek.
Ku lirik suamiku yang masih tertidur pulas.
Dia memang begitu setelah hasratnya tersalur dia akan tertidur pulas seperti bayi.

Senyumku mengembang jika teringat kejadian dulu. Aku sering "menggodanya" di saat-saat yang tidak tepat.
Bayangkan aku tau dia akan ada pertemuan dengan klien satu jam lagi, aku malah berpakaian seksi, tersenyum nakal, berpose menantang.

Hati ku terkikik geli melihat wajahnya yang merah padam menahan hasrat.
"Oh sayang jangan, ini klien penting aku bisa di pecat bosku." Kata suamiku lirih.

"Yap sayang, tak apa pergilah kerja." Jawabku sambil berjalan mendekat memberikan ciuman di pipinya.

Dan aku tertawa penuh kemenangan saat dia tak melepas ku tapi malah membantingku dengan gemas di ranjang. Pagi itu terlewati dengan permainan panas yang memabukkan.

Oh ya bagaimana tanggapan bos suamiku saat dia mangkir kerja???
Si bos hanya bisa menahan marah tak berani memecat suamiku. Karena suamiku terbaik, puluhan kasus di menangkannya. Dia dengan otak pintarnya mampu mengucapkan kata-kata halus penuh intimidasi membuat lawan-lawannya tak berkutik di pengadilan.

Ku kuncir rambut panjangku, senyum simpul saat ku lihat bayangan tubuhku di kaca. Di usia kepala 3 ini badanku masih terlihat menawan. Aku rajin olahraga tiap pagi dan ini yang paling penting ketika aku sedang strees aku akan lampiaskan dengan berolah raga sampai aku kepayahan. Bukan seperti yang di lakukan banyak wanita di luar sana, stress di lampiaskan ke makanan yang membuat badan mereka semakin membulat.

Ku cari-cari hp suamiku yang ku lempar sembarangan tadi malam. Hpnya teronggok di bawah kaki sofa, suamiku tetaplah sama yang tak terlalu maniak gadget.
Bukankah seorang yang berselingkuh tak mau jauh-jauh dari hpnya? Dan ketakutan yang berlebihan ketika istrinya meminjam hp barang sebentar.
Tapi suamiku masih sama, cuek ketika aku pinjam hpnya kemaren untuk berbelanja di online store langgananku.

"Jalang aku akan mencari tau rayuan-rayuan apa yang kau kirim ke hp suamiku!"

Ku langkahkan kaki ke kamar Salwa gadisku masih tertidur pulas. "Sayang aku akan pertahankan papa untukmu." Bisikku sambil mencium pelan-pelan pipinya.

Ku tinggalkan rumah, masih sepi lingkungan kami padahal sudah jam 5 pagi. Ku berlari mengitari komplek, ku lempar senyum saat berpapasan dengan penghuni komplek lainnya.
Langkahku menuju taman dekat pintu masuk komplek perumahan elit ini. Ku selonjorkan kakiku di kursi taman.
"Ach, nyaman sekali."

Ku keluarkan hp suamiku, ku periksa pesan wa tadi malam dari jalang itu.
Foto profil khas wanita murahan terpampang. Ciihhh dasar sundal!!

Tak ada chatt selain pesan yang di kirim tadi malam. Oh berarti suamiku menghapusnya. Ku periksa riwayat panggilan telfon tak ada keterangan kontak mereka berdua di sana.

Otakku sibuk menerka-nerka kemungkinan-kemungkinan perselingkuhan mereka.

Ku kirim pesan ke grup keluarga.

Pagi yang cerah
Lagi suntukkk
Pengen honeymoon
Adakah yang mau di titipi Salwa????

Ku kirim foto selfiku sambil pasang muka bosan.
Tak butuh waktu lama balasan-balasan rame saudara-saudara dari pihak ku dan pihak suamiku berebut bersedia menampung Salwa.
Salwa ku yang cantik memang sangat menggemaskan tak heran ketika jadi rebutan.

Mertuaku menelpon,
"Iya ma?" Jawabku.
"Sayang, kamu mau berlibur kemana?"
"Berliburlah yang agak lama sayang, jangan kuatirkan Salwa."
"Kalian sudah lama tidak berlibur berdua, bawakan adik Salwa pulang berlibur nanti." Riang suara mertuaku menggodaku.

Aku tertawa geli, "iya Ma nanti aku bicara sama mas Andi."
"Ini kejutan."
"Oh ya Ma, bisa tolong hubungi kak Winda aku menyetujui babysitter yang kemarin dia rekomendasikan kepadaku."
"Aku ingin liburanku tenang Ma."

"Siap Sayang siap, bersenang-senanglah."

Kuakhiri telepon itu aku beruntung mempunyai mertua yang menyayangiku.
Aku lebih di sayang dari pada anaknya sendiri yaitu suamiku.

Ku cari kontak jalang itu ku pilih tombol blokir.
"Mampus kau, aku akan bawa suamiku liburan, dan kau akan kesal tak bisa menghubungi suamiku."

Ku telfon karyawan kepercayaan suamiku mengabarkan aku dan suami akan liburan.

"Kok mendadak Rina?" Tanyanya.

"Iya..., ini kejutan mas Rico tolong di handle ya selama kami pergi."
"Oh iya mas Rico tolong pecat pegawai baru itu!"
"Marissa ya namanya?"

"Iya..., Marissa, siap akan ku laksanakan." Jawabnya di seberang agak lama aku tau dia ingin tanya kenapa tapi tidak berani.

Mas Rico tau sifatku yang tak ingin di bantah. Mau cari mati berani membantah istri bosnya.

Bangkit aku dari kursi taman, bersiap mau pulang. Akan ku ajak suamiku liburan dan memperbaiki semuanya.
"Hanya ada kau dan aku suamiku." Pikirku senang.

PelakorWhere stories live. Discover now