"Saat akad dan kabul pernikahan terjadi suami istri sepakat bergandengan tangan melangkah mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga, jika saat pasanganmu menjauh dan melangkah ke jalan lain, tunggu dia, lihat dan rasakan masih adakah cinta sejati buatmu? Jika ada tunggu dan rebut dia kembali tapi jika tak ada cinta lagi, tinggalkan. Untuk apa bertahan kalau harus tersakiti terus menerus. Karena kau berharga dan berhak bahagia".
"Apa??!!" Aku terlonjak kaget dasar jalang!!
"Bagaimana papa dan mamamu mas?"
"Mama dan papaku apa juga sudah tau?"
"Oh Tuhan tekananan darah papamu."Papa mas andi punya riwayat penyakit darah tinggi, jantungnyapun juga sedikit bermasalah. Kami sekeluarga begitu berhati-hati menjaga asupan makanan untuk beliau apalagi kalau menyangkut dengan keseimbangan emosi beliau. Kabar-kabar yang sekiranya berat kami akan pelan-pelan mengabarkannya, mengingat papa pernah masuk rumah sakit karena serangan stroke ringan untung kami dengan cepat membawanya ke rumah sakit sehingga cepat tertolong.
"Yah, papa tadi yang menelfonku Yank."
"Papa marah sekali dan menyuruhku segera pulang untuk menyelesaikan masalah ini."
"Mama menangis saja tadi hanya bilang aku anak yang mengecewakannya."
"Aku salah, aku bodoh."
Mas andi berkata sambil memijat-mijat pelipisnya."Sudahlah, makanlah dulu Sayang, dari tadi pagi kau belum makan," kata mas Andi sambil melihat nasi di piringku masih banyak.
"Aku tak bisa menelan makanan mas, apalagi mendengar berita seperti itu?"
"Aku mengkhawatirkan kesehatan papa.""Aku suapin ya, buka haakk."
Aku melotot, "Mas malu." Kataku sambil menoleh kanan kiri.
Restoran ini tidak rame pengunjungnya tapi para pelayan sering berlalu-lalang. Aku jengah jika mereka melirik-lirik dan menahan senyum melihat kami berdua.
Mau tidak mau akupun membuka mulut untuk menerima suapan-suapan dari suamiku.
"Makanlah juga Mas."Mas Andi mengangguk, kami saling memandang, ada bayang-bayang air mata di bola matanya, akupun juga. Ach, kami masih saling mencintai.
Ku lempar senyum untuk menguatkan dia dalam menghadapi masalah ini.Dering gawai suamiku terdengar setelah kami selesai makan.
"Hallo..."Aku tak memperdulikan mas Andi dengan siapa dia berbicara.
Aku mengecek gawaiku sendiri ada pesan wa dari mama mertuaku.
"Sayang, bersabar ya, mungkin ini fitnah. Kamu pulang kita atasi masalah ini sama-sama." Diakhiri dengan emotion menangis dan ciuman.Aku langsung menelpon beliau,
"Ya Ma, tolong jaga emosi papa, Rina tidak apa-apa."Kudengar isak tangis lirih mama di telfon. "Kau tetap anakku Rin apapun yang terjadi nanti."
Kutahan air mataku biar tidak jatuh, ku tarik nafas berkali-kali agar tak terdengar isak yang keluar.
"Iya Ma."
"Jaga kesehatan Mama juga."
"Secepatnya Rina dan mas Andi akan pulang ke jakarta."Ku tutup telfonnya. Ku hirup nafas dalam-dalam. Aku harus bisa mengontrol emosiku ini masih tempat umum.
Ku minum es jeruk yang masih tersisa di gelas. Kesegarannya mengurangi sedikit sesak dadaku."Sayang, kamu ke kamar dulu ya, kita pulang 3 jam lagi, aku akan menemui klienku sebentar. Dia juga sedang ada di sini."
"Bersiap-siaplah setelah aku kembali kita langsung ke bandara." Mas Andi berdiri mengecup keningku dan berjalan tergesa-gesa keluar kafe.
Hmm, pertemuan itu pasti penting sehingga mas Andi mau menerima ajakan klien di saat kami terburu-buru mau pulang ke Jakarta.Kutinggalkan restoran setelah membayar di kasir. Langkahku langsung menuju kamar hotel, aku akan membereskan barang-barangku.
Beruntung aku hanya sedikit membawa barang dari rumah. Yah, honeymoon yang berantakan.
Aku salah perhitungan ternyata jalang itu pintar juga otaknya. Dia punya nyali datang ke rumahku, tak takutkah dia ku hajar bila yang membukakan pintu aku sendiri.Gawaiku berbunyi lagi, ku ambil dari atas ranjang hotel, dari mamaku.
"Iya ma."
Mamaku menangis diujung telfon, oh mamaku sudah tau juga rupannya.
"Ma?""Hallo Rin,"suara papaku terdengar mungkin papa merebut gawai mama ketika melihat mama hanya menangis menelfonku.
"Kami sudah tau Rin, kau tak apa-apa?"
"Semoga ini hanya fitnah nak, nak Andi suami dan laki-laki yang baik."
"Anggap ini sebagai cobaan rumah tanggamu, nak."Papaku orang baik hatinya tidak pernah berburuk sangka kepada orang lain.
"Suamiku bukan sepertimu Pah, dia bajingan yang berkhianat kepada anakmu ini." Bisik hatiku."Iya Pah, kami akan segera pulang menyelesaikan masalah ini, ini Rina sedang bersiap-siap do'akan saja kamu bisa menyelesaikannya."
Cepat ku akhiri pembicaraan ini dengan beralasan sedang bersiap-siap.
Padahal aku sudah tidak kuat menahan tangis yang mau meledak. Kutumpahkan tangis dengan tengkurap di atas ranjang. Aku bisa menahan sakit hatiku sendiri tapi melihat orang tuaku ikut bersedih aku tak terima.
Aku belum bisa membalas budi kepada mereka malah sekarang membuat sedih dengan masalahku."Marissa kau sumber masalah, jika anak yang kau kandung bukan anak suamiku, kupastikan kau akan membayar perbuatanmu dengan mahal.
Tapi jika anak suamiku, kau hanya akan jadi istri simpanan, itulah status yang pantas untuk wanita murahan sepertimu."
Pikirku geram."Aku tak akan mundur dan rasakan kecemburuan dan keirian hatimu melihat statusku yang sah sebagai istri mas Andi."
-------------------
779 kata.. kriting jari ini member kecehh.😄😄😄😄Loveee memberr ikutin terus yaaaaa😍😍😍😍😍
Oh iyaa ada yang mau ikut po novelnya gk yaa??
😍😄
YOU ARE READING
Pelakor
RomanceCerita perjuangan seorang istri untuk mempertahankan rumah tangganya yang sedang di uji dengan perselingkuhan yang di lakukan suaminya. Dilema antara bertahan dan menyerah ketika ternyata hantaman ujian mengiringi perjuangan mempertahankan rumah tan...