Pelakor bagian 6

8.5K 223 16
                                    

Kumantapkan hatiku untuk memaafkan suamiku. Suamiku berhak untuk dapat kesempatan kedua. Kasih sayang, cinta dan tanggung jawabnya masih tercurah untuk aku dan Salwa.
Seorang ustad pun pernah berbuat salah lalu siapakah suamiku hanya lelaki biasa yang bisa sewaktu-waktu terjatuh dalam lumpur dosa.

Dan aku sadar manusia tidak ada yang sempurna.
Bisa saja aku mencari pengganti di luar sana tapi tidak ada yang bisa menjamin aku mendapatkan ganti suami seperti mas Andi. Salwa yah gadis kecilku tak kan kubiarkan kehilangan kasih sayang seorang ayah.

Lamunanku terhenti saat tubuhku di peluk suamiku. Aku sedang menata pakaian dan barang-barang yang di bawa untuk liburan nanti.

"Sayang, tak perlu banyak-banyak baju ganti, kita tidak akan memerlukan banyak baju ganti di sana." Pipiku di cubitnya gemas.

Aku tertawa lirih, pura-pura mengambil sesuatu di kamar mandi padahal aku malu, pipiku panas aku laksana perempuan ABG yang baru mengenal cinta.

"Jangan ciptakan jarak dengan suamimu walaupun jauh, terus jagalah komunikasi jangan biarkan "Marissa-Marissa" jahanam masuk ke dalam ruang kosong yang tercipta antara kau dan suamimu."

Vote yang ku lupa, lagi-lagi karena Salwaku yang ku cinta.

Dan aku tak mau bertanya kepada suami kenapa dia berselingkuh?
Aku tak mau suamiku mencari-cari kesalahanku, membanding-bandingkan aku dengan jalang itu. Aku tidak mau bila bertengkar akan terucap kata perpisahan, cukup aku tau dia berselingkuh dan aku berusaha memperbaiki diri.

Mertuaku sudah datang bersama babysistter yang akan bekerja mengasuh Salwa.
Ku berikan rincian pekerjaan yang harus dia lakukan.
Menu-menu makanan yang harus di siapkan untuk Salwa serta makanan dan minuman yang di larang di konsumsi gadisku.

"Sudahlah Rina sayang, kamu jangan kuatir mama dan papamu akan tinggal di sini selama kamu pergi, iya khan Pa?"

"Iya, pergilah dengan Andi, suamimu itu memang butuh hiburan." Papa mertuaku bilang sambil melirik suamiku.

Suamiku terkekeh, "aku pekerja keras karena menirumu Pah."

"Aku ingin sukses seperti Papa, mantan Jaksa Agung, wow keren!!"

Papa hanya tersenyum tipis, beliau sangat berwibawa dan aku menyayangi beliau seperti ayahku sendiri.

"Rin, Orang tuamu sudah kau kasih tau?"

"Sudah Pa, mungkin besok mereka bisa ke sini hari ini m
ama masih ada jadwal cek rutin ke dokter."

"Hmm, baiklah."

Setelah selesai semuanya kamipun berangkat, kami menuju bandara mengendarai taksi online.
Hatiku sesak teringat saat pamit dengan Salwa tadi. Dia seperti mengerti kami akan meninggalkannya.

"Mama yang mama yang" celotehnya. Aku tersenyum mama sayang itu maksud gadisku.

Tangan suamiku menggenggam erat tanganku. Entah cuma perasaanku saja sejak bicara dengan mas Rico tadi pagi gelagat suamiku berubah.

Sering memandangku diam-diam sambil melamun. Sering memelukku seakan-akan gestur tubuhnya mengucapkan permintaan maaf kepadaku.

Ku balas pelukannya seakan aku menjawab permintaan maafnya. Aku juga punya andil di dalam perselingkuhan mu mas, bisik hatiku.

Bali sudah ada di hadapanku , ku edarkan pandanganku banyak bule-bule berlalu lalang.

Ku sunggingkan senyum sudah ku bayangkan bermain-main dengan air pantai, berjemur,  menanti matahari tenggelam sambil berpelukan dengan suamiku.

PelakorWhere stories live. Discover now