eleven

60 14 2
                                    

.
.
.
"Jiwon-ah,  saranghae" ucap Junhyung lembut kepada dirinya sendiri, lalu ia merebahkan kepalanya di tepi tempat tidur sambil tangan yang masih digenggam Rize,  Junhyung membalas genggaman itu.
.
.
4 jam telah berlalu semenjak kejadian itu yang berarti,  sekarang sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Rize bangun dengan membuka sedikit matanya.  Rize bangun dari tempat tidur sambil menggosok matanya dan juga meregangkan tubuhnya.

Dia berusaha mengumpulkan kembali nyawanya. Sambil terdiam,  dia turun dari tempat tidur dan berdiri sambil terhuyung-huyung.  Kepalanya masih pusing karena wine semalam...  Tunggu,  wine?. Rize mencoba mengingat apa yang terjadi semalam.

"Ah... Aku minum dan aku mabuk" guman Rize tidak jelas.  Dia berjalan menuju kamar mandi, rize langsung menyambar gagang pintu kamar mandi dan yang dilihatnya seorang namja sudah telanjang dada berada di dalam kamar mandi. Rize yang awalnya tidak menyadarinya ikut masuk ke kamar mandi, mungkin karena kepalanya masih sangat pusing.  Namja yang berada di dalam kamar mandi itu belum mengetahui bahwa ada seorang yeoja masuk.

Saat Rize menoleh ke belakang bersamaan dengan namja itu,  mereka terkejut satu sama lain sambil berteriak.

"Yak!  Mengapa kau masuk sini?!!" Teriak Junhyung sambil mencoba menutupi dadanya.  Saat melihat pemandangan itu, Rize buru buru keluar dari kamar mandi sambil mencoba menutupi matanya.

"Ka.. Kau kenapa berada disitu" tanya Rize balik dengan nada tinggi.

"Kenapa kau bertanya balik?  Ini kamarku" Sambar Junhyung tidak kalah tingginya .
.
.
.
"Jadi,  kau sudah ingat apa yang terjadi kepadamu? " jelas Dujun kepada yeoja yang tengah duduk di depannya ini

Rize tidak menjawab,  sedangkan Junhyung sudah menyilangkan kedua tangannya ke depan dadanya.

"Bagaimana kau bisa mabuk hanya karena minum wine?!" tanya Junhyung spontan membuat Rize bergedik terkejut.

"I... Itu...  Karena,  sepertinya enak. Kau meminumnya dengan.. Sangat mudah" jawab Rize gugup.

"Mwo?  Kau meniruku? Neo phabo aniya?! Aku yang paling hebat urusan minum di highlight, mengapa kau meniruku?!  Kau bahkan tidak pernah minum sebelumnya.  Kau bilang aku tersungkur dihadapanmu tapi sekarang kau yang tersungkur di hadapanku" bentak Junhyung tidak sabaran.  Rize hanya tertunduk sambil mengepalkan tangannya.

"Junhyung ahgeumanhae.  Kau susah terlalu kasar kepadanya." lagi lagi Dujun menjadi penengah diantara mereka.

"Kau selalu saja membelanya. Aiish jinja" bentak Junhyung lalu bediri meninggalkan kedua orang ini.
.
.
"Rize,  neo gwaencahana? junhyung memang seperti itu.  Mungkin dia sekarang sedang PMS" hibur Dujun, Rize hanya tertunduk.  Tiba tiba air mata membasahi pipinya.

"Rize jangan menangis, dia tidak bermaksud seperti itu"

"Mianhae oppa,  aku tidak bermaksud seperti itu. Ah,  aku sepertinya lemah sekali. Padahal hanya dibentak seperti itu tapi kenapa aku langsung menangis" hibur Rize kepada dirinya sendiri.

"Kau tidak salah,  dia juga tidak salah.  Ini hanya salah paham belaka.  Jangan dimasukkan ke hati eoh?

"Arraseo"

"Baiklah, persiapkan dirimu.  Hari ini kita akan pulang"
.
.
.
hari ini walaupun selalu berada di ruang yang sama,  Rize dan Junhyung merasa sangat jauh. Jangankan untuk bertegur sapa,  kontak mata pun tidak ada. Bukannya Rize yang mementingkan egonya, hanya saja Rize tidak berani untuk mendekati Junhyung.

"Rize,  kau ingin jalan jalan?" tanya Dongwoon saat Rize melamun ke satu arah membuatnya terkejut.

"Ah, oh,  oppa...  Mau kemana? "

"Ya...  Jalan jalan"

"Arraseo" mungkin kalau jalan jalan,  bisa meringankan bebannya saat ini.
.
.
"Panas ya..."keluh Dongwoon saat berjalan jalan di taman.

"Haha tentu saja.  Inikan negara tropis"

"Ingin rasanya aku melepas maskerku

"Eoh,  kita duduk di bawah pohon itu saja bagaimana?  Disana kau bisa melepas maskermu" ajak Rize sambil menunjuk sebuah pohon besar di ujung taman.

"Baiklah"
.
.
"Kenapa hari ini kau sering melamun dan kelihatan tidak senang?"

"Ah?  Ah....  Gwaenchana"

"Jinja? Bukankah kau sedang berkelahi dengan Junhyung Hyung?"

"Bagaimana kau tahu... Ups"

"Benar kan,  kenapa kau berkelahi dengannya?"

"Sebenarnya... Aku malam tadi mabuk di jam 3 pagi dan menggedor pintu kamarnya.  Lalu aku bilang aku menyukainya.  Saat pukul 7 aku tidak sengaja melihat dia mandi dan dia mengungkit kejadian kemarin ... Agghhh betapa bodohnya aku...gara gara kartun yang paling aku sukai aku malah dibenci oleh CEO ku sendiri" Kesal Rize sambil mengacak acak rambutnya.

"Oh,  kau bilang kau menyukainya?"

"Sebenarnya aku tidak ingat cuman... Begitulah yang diceritakan Dujun oppa kepadaku"

"Apa kau sekarang sedang menyukainya?"

"Aku tidak yakin tapi, saat bersamanya entah kenapa jantungku berdegup kencang hingga rasanya hampir lepas.  Aku sebenarnya tidak terlalu tahu mengingat aku tidak pernah suka dengan seorang namja sebelumnya ahahhahaha.... Apa aku bodoh?"

"Ya,  kau sangat bodoh" jawab Dongwoon dengan wajah yang datar

"Ne?, ahh...  Iya mungkin aku memang bodoh.  Banyak yang bilang aku seperti mempunyai kepribadian ganda.. Terkadang aku senang..  Terkadang aku sedih... Dan sebagainya.  Moodku sering berubah dengan cepat.  Apa aku gila oppa?"

"Mwo? Gila?  Tentu saja tidak. Siapa yang berani mengataimu gila?! Jika dia mengataimu gila,  berarti dia yang gila"

"Hahahahha,  gomawo oppa... Aku jadi lebih semangat sekarang"

"Kau tidak mau menceritakannya kepadaku? Baiklah tidak apa apa.  Aku tidak akan memaksamu" Rize hanya tersenyum mendengar perkataan dongwoon yang menurutnya itu menenangkan pikirannya.

"Oh,  oppa bukankah kita ingin pulang ke korea?  Ayo kita bergegas... Jangan melamun"

"Ah,  iya"
.
.
.

Setelah bersiap siap,  Rize dan para Highlight telah berada di bandara Seokarno Hatta Jakarta. Seperti yang kalian ketahui tentu saja banyak yeoja yeoja telah menunggu mereka. Sebenarnya Rize masih tidak tahu seberapa populer grup highlight hingga mempunyai banyak fans seperti ini.  Sepertinya Rize memang bodoh, dia bahkan tidak bisa menganalisis keadaan yang tengah berada di depan matanya sendiri.

Sedangkan Dongwoon dari tadi hanya diam. Padahal dia sangat periang sebelumnya namun entah kenapa setelah jalan jalan ke taman bersama Rize, hatinya terasa sakit saat yeoja itu bilang bahwa dia menyukai Junhyung bahkan sampai saat ini rasa sakit itu belum hilang.  Apakah dia menyukai Rize?

"Yak Dongwoon-ah, kenapa kau melamun" tegur Junhyung

"Gwaencaha hyung" ucap dongwoon, junhyung Hanya mengangguk

"Baiklah"

.
.
.
Tbc

Yak genggs aku minta maaf yang sebesar besarnya karena kalian sudah menunggu sangat lama ternyata yang update sangat sedikit.

Jujur saja aku hampir tidak punya waktu untuk menulis ff.. Kusempatkan untuk update walaupun hanya sebanyak upil semut.  Hahhahaha

Sebagai gantinya aku membuka sesi tanya jawab yeayyy
Bagi kalian yang penasaran dengan cerita ini bagaimana nantinya atau ada kurang dipahami atau kalian ingin bertanya tentang author ( apakah author masih jomblo atau enggak 😂😂) silahkan bertanya.
Aku akan berusaha update minggu depan dan mempost semua jawaban dari pertanyaan yang kalian berikan..

Ngomong ngomong tanggal 29 oktober highlight comeback yah...
Wah aku dujun dujun...

See you there
See you later

Tourist In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang