fourteen

37 6 7
                                    

"Kau sudah baikan?" Tanya Junhyung sambil mengusap rambutnya yang basah dan menunjukkan badan kekarnya.

"ugh, dimana ini? Jam berapa sekarang?" tanya Rize yang masih menormalkan pandangannya

"Kau di apartemenku, kau sudah tertidur cantik sekitar 20 jam-an.. Mungkin " jawab junhyung dengan pandangan ke arah layar handphone miliknya

"lalu, jam berapa sekarang"

"6 pagi"

"ugh" Rize mencoba bangun dari kasur dengan kepala yang masih pusing

"hei, hei, hei, kenapa kau bangun? Kau masih belum pulih" cegah junhyung cekatan sambil menahan pundak rize

"aku, harus bekerja"

"tidak usah, toh aku sudah memecatmu"

"apa" mata Rize membelalak saat mendengar kata "pecat". Dia merasa seluruh hidupnya hancur dalam sekejap. Yah.. Mungkin ini kelemahan Rize, dia sangat workaholic sehingga mungkin dia bisa bunuh diri lagi saat tidak bekerja, "mungkin"

"kau tidak pantas untuk menjadi tour guide, karena kau lebih pantas menjadi gadisku"

"tunggu, kenapa kau ada disini?" Dengan pikiran yang sudah melayang kemana mana karena bergikir bagaimana kehidupannya setelah dia dipecat, dia terhentu saat menyadari ada kejanggalan yang terjadi disini

"untuk apa kau bertanya lagi? Inikan rumahku" jawab junhyung dengan cepat

"kenapa? Kau tidak menyukainya? Atau aku harus membungkam bibirmu itu?" lanjut junhyung dengan penampilan yang sangat menggoda semua wanita

"apaa?!?! Tu...Tunggu...."

"Terlambat"

"tidakkkkkk"

"hmmmpphh"
.
.
..
.
.
..
.
.
"tidakkkk!!!!!" Rize seketika berteriak sambil bangun dari tidurnya

"hah???? Kenapa kau??" tanya Yejin kebingungan, jujur saja, disaat kamar yang sangat tenang, bahkan setitik debu pun tidak bersuara.. Dikejutkan dengan suara teriakan wanita dengan tiba tiba seakan akan telah terjadi pembunuhan. Percayalah, jantung Yejin mungkin tak bisa sehat mulai dari sekarang

"Dimana Junhyung oppa?" tanya Rize spontan setelah bangun dari tidurnya

"Haaaaa??? Mengapa kau mencari Junhyung oppa sekarang? Dirumahku??? Jangan jangan...." Yejin yang awalnya marah langsung meredam kekesalannya mendengar Sahabatnya itu sedang khawatir dengan seorang 'pria' yang tidak ada disana. Smirk menyebalkan Yejin pun keluar

"Yak!!! Aniya... Aku pasti hanya bermimpi" Rize mencoba menepis kesalahpahaman Yejin

"hmmm?? Apa yang kau mimpikan??? Kau memimpikan Junhyung??? Wahhhh.. Ada hubungan apa kau dengannya??"

"Ti...tidak..hanya mimpi buruk yang membuatku membencinya"

"Hati hati, saat kau membencinya kau akan suka kepadanya"

"apa maksudmu?" Rize membelalakkan matanya

"entahlah...lihat saja nanti" Yejin terkekeh geli

"ngomong ngomong, jam berapa sekarang???" Tanya Rize mengalihkan pembicaraan

"6 pagi, kau sudah baikan?"

"Heh, setelah menggodaku kau baru saja bertanya?" Rize meninggikan sedikit suaranya

"cih" Yejin berdecak kesal karena kelakuan temannya yang jutek ini, padahal dia yang merawatnya selama ini

Oke itu terlalu berlebihan menyebut "telah merawatnya selama ini" yah setidaknya dia sudah merawatnya saat rize sedang tak sadarkan diri dan ini yang didapatkannya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tourist In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang