Part 9

3.3K 198 11
                                    

Naya dan Reval saling menjauh saat mendengar teriakan Nesa. Keduanya sibuk mengatur nafas mereka yang sempat terhenti karena saling kuasai satu sama lain. Rasa canggung kian menjelma saat kedua mata mereka saling bertemu, namun juga menyisakan rasa sesal karena kelewat batas.

Naya segera meraih tas dan menundukkan pandangan, berlari dari perpustakaan dengan disusul adik dan sahabatnya. sementara Reval menarik nafas dalam dan menyandarkan diri di dinding. Mencoba menyadarkan diri dengan apa yang telah terjadi. Nyatakah? Atau hanya mimpi?

"Gila lo, Kak!" teriak Nasya sambil bertolak pinggang.

"Please, Nasy ... kakak khilaf. Jangan kasih tahu mama sama papa, please," mohonnya dengan wajah panik.

"May got, eh gosh ... gue bener-bener ga nyangka Beuaty and The Beast main sosor-sosoran di perpus, kenapa ga di taman sih kaya di film?" Tanya Nesa malah keluar dari tema, alias membuat Nasya segera menyenggol lengannya dengan keras.

"Kak, malu donk ama jilbab lo. Apa kata orang kalo ada yang lihat? Bisa viral dan merusak imej orang yang berjilbab. Kakak kan tahu netizen itu merasa maha benar, satu yang salah ... imbasnya bisa semua. Duh, sumpah ..., masih syok nih." Nasya mengatur nafasnya yang naik turun. Meski keluarga mereka tidak terlalu relijius, tapi untuk masalah norma dan adat, masih sangat kental dan tentu hal-hal seperti ciuman masih sangat tabu jika dilakukan di luar pernikahan.

"Oke, aku jelasin dulu alasannya. Kenapa bisa senekat itu," ujar Naya dengan menarik nafas pajang, "Prof. Revaldi ... adalah Philein. Dan Please rahasiakan ini dari siapapun!" Naya munatap dua orang gadis di hadapannya yang menganga karena kaget. Tidak percaya, bahkan menganggap Naya hanya mengada-ngada.

Naya membuka facebook, menunjukkan status Philein dan mengaitkannya dengan apa yang dia kenakan. Dari mulai baju hingga kedekatan mereka tadi, bahwa status itu ditulis karena sang penulis misterius tengah ada di sisinya, dan tulisan itu ditujukan pada Naya.

Bukan cuma itu, Naya juga memberitahu tentang halaman facebook Philein yang ada di gawai Reval. Dia melihatnya sendiri, bahkan sempat membuka hingga ke pengaturan untuk mengecek keaslian halaman itu. Dan benar, halaman itu telah bercentang biru. Tidak mungkin palsu.

"Tapi bukan berarti boleh main cium aja kan?" Nasya mendelik kesal.

"Namanya juga spontan, saking kaget dan bahagianya, juga karena selama ini kakak tahu dia tuh menderita banget sama wanita di masa lalunya. Dan sekarang tiba-tiba dia memiliki harapan akan cinta, dan itu aku ... aku yang juga memuja dia, jadi wajar kalau kebablasan." Naya terus membela diri.

Sementara Philein menyaksikan diskusi ketiga gadis itu dari balkon dengan senyuman. Dia tidak menyangka, bahwa wanita kedua yang dia dapatkan bibirnya adalah gadis belia yang tak pernah diduga sama sekali. Bahkan sempat membuatnya jengkel karena pernah tersandung kakinya hingga harus menggendong hingga klinik. Tapi mungkin itu adalah cara Tuhan menyatukan mereka.

Naya terus memohon pada adik dan sahabatnya agar tidak diadukan pada orang tuanya. Karena jika papa tahu, sudah pasti Reval akan dipaksa ke rumah untuk menjelaskan status hubungan mereka. Bukan tak mungkin disuruh menikah dengan segera.

"Kalau ga mau disuruh kawin ya mending jauh-jauh deh dari cowok, bukan malah sosor-sosoran. Di perpus pula. Kebayang ga kalau yang mergokin mahasiswa lain? Bisa viral kalian berdua! Bisa merusak imej orang lain juga." Nasya masih ngomel seolah dialah ibu dari Naya.

"Udah, nanti bahas lagi. Kalian jangan dulu pulang ... please. Aku ke kelas dulu, nanti kita bahas lagi." Nafas Naya masih naik turun karena panik.

"Awas di kelas kissu-kissu lagi, Nasya tahu kok sekarang jam dia? Si Beast," omel sang adik seolah tak ada habisnya.

Naya menepis angin, dia berlari menuju kelas. Dan benar saja, Reval sudah ada disana. Keduanya tampak kaku dan tegang, padahal diantara mahasiswa di ruangan itu tak ada yang tahu aksi mereka. Namun tak bisa dipungkiri perasaan malu dan gerogi menghantui keduanya.

PHILEIN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang