🍃3🍃

2K 259 2
                                    

Yah, jelas pada kasus ini Krystal memberi pilihan ke tiga pada Johnny,
Membuangnya.

.
.
.
.
.

"Pengumuman, pesawat tujuan Skotlandia akan segera berangkat dari gerbang 39"

"Kemari.." ucap Krystal sambil memelukku.
Oh ayolah, Ayahku tidak tahan dengan suasana haru seperti ini.

"Hei, kau butuh majalah. Kami akan segera kembali" ucap Ayahku sambil menarik Renjun meninggalkan aku dan Krystal yang sedang berpelukan.

Lalu, tidak lama Krystal melepaskan pelukannya

"Kau akan baik-baik saja?" Hei, itu pertanyaan apa sebuah pernyataan?

"Apakah benar-benar kau harus memilih kuliah di tempat yang sangat jauh? Dengan siapa nantinya aku akan makan siang!?" Ucapku sebal sambil menghentakan kedua kakiku cukup keras

"Kupikir kau harus lihat ini sebagai kesempatanmu untuk bergaul. Carilah teman baru!"

Aku menggelengkan kepalaku "tidak.. tidak"
Krystal memutar bola mata "kau tidak akan tau apa yang akan terjadi"

"Itulah yang aku khawatirkan" akupun menundukan kepalaku ke bawah sambil sesekali memainkan jari jemariku. Krystal yang melihatku seperti itupun tersenyum sembari menangkup kedua pipiku hingga membuat mataku berhadapan langsung dengan matanya
"Jika kau membutuhkanku, kau bisa menghubungiku lewat Skype"

"Kapan? Sebelum kau pergi ke klub? Atau saat kau makan haggis dengan teman-temanmu dan melupakan kami semua?" Ucapku sambil merotasi bola mata

Krystal terkekeh setelah mendengar ucapanku "aku janji aku tidak akan pernah... makan haggis" katanya sambil menaik turunkan alisnya

"Kami tidak dapat memilih, jadi kami membeli semuanya" ucap Renjun yang sudah kembali dari membeli majalah untuk Krystal sambil terengah akibat berlari

"Itu Road and Track. Tidak begitu menarik, tapi jika kau terus.. ah, kemarilah" ucap Ayahku tanpa menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba memeluk Krystal. Aku dan Renjun pun ikut memeluk keduanya.

Krystal pun melepas acara peluk berpelukannya "baiklah semua, aku harus pergi"

Kemudian melangkah pergi sambil melambaikan tangannya. Aku, Ayahku dan Renjun pun ikut melambaikan tangan menyambut kepergiannya.

"Apakah dia akan berbalik kebelakang?" Tanya Renjun

"Tidak. Krystal tidak seperti itu" jawabku sambil mengelus punggung Renjun. Krystal pun sudah semakin jauh hingga punggungnya pun sudah tidak terlihat lagi.

"Bisakah kita pelihara anjing sekarang?" Ucapan random Renjun keluar lagi tiba-tiba.
Aku mendengus malas, sedangkan Ayahku terkekeh sambil kemudian mengacak surai Renjun "tidak. Tapi ide yang bagus"

.
.
.
.
.

Sesampainya dirumah, akupun langsung bergegas untuk membenahi kamar yang sudah terlihat tidak manusiawi ini.

Awalnya sih bingung mau membereskan dari bagian apa dulu, lalu akhirnya akupun memulai dari memasukan barang-barang yang sekiranya tidak dipakai lagi kedalam kotak yang semalam Krystal berikan padaku untuk aku sumbangkan ke yayasan nantinya.

Sambil beberapa kali aku memberi jeda berbenah dengan merebahkan tubuhku dikasur karena sungguh kawan, ini melelahkan dan membuat sekujur tubuhku pegal.

Setelah dirasa sudah mendingan, akupun melanjutkan aksi benah-berbenahku.

.
.
.
.
.

✅ To All The Boys I've Loved Before (Jaedo ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang