Awal bulan september. Jaemin ingat saat itu dirinya merupakan seorang mahasiswa baru, Jaemin merupakan seorang yang easy going tak heran dalam waktu dekat ia bisa mendapatkan banyak teman.
Seminggu setelah perkuliahan dimulai Jaemin menyanggupi ajakan temannya Haechan untuk pergi menemaninya ke sebuah club. Jaemin bukanlah remaja yang kaku, bukan juga remaja yang bebas. Ia berpikiran terbuka, menurutnya apa yang ia lakukan sekarang merupakan salah satu bentuk dari cara bersosial yang baik . Apalagi mengingat dirinya sekarang yang bukan lagi seorang remaja ingusan tentu menyoba hal baru seperti pergi ke club dengan teman teman baru merupakan salah satu hal yang menarik.
Lalu semua berjalan dengan begitu saja. Jaemin yang tak mau terlihat cupu diantara teman temannya pun menenggak beberapa gelas minuman yang disediakan disana. Tanpa sadar membuat dirinya setengah mabuk. Lalu saat ia baru saja keluar dari salah satu bilik kamar mandi seseorang menariknya.
Kondisi tubuhnya yang setengah sadar membuat dirinya tak bisa berfikir logis. Menerima begitu saja saat orang asing yang menariknya mulai menjamah tubuhnya. Bahkan dengan gilanya Jaemin membalas setiap cumbuan yang dilakukan orang asing itu.
Lalu semua berjalan begitu saja. Dipagi harinya Jaemin terbangun seorang diri dengan posisi terduduk di bilik kamar mandi yang semalam. Ia mendengus saat menyadari bajunya yang berantakan dan bau sperma dimana-mana.
Jaemin bukanlah lelaki polos. Dulu bersama dengan mantan kekasihnya ia juga sering melakukan hal semacam ini. Meskipun begitu ia tak menyangka ternyata ia akan berakhir seperti ini dikunjungan club untuk pertama kalinya.
Seperti jalang saja. Astaga. Batin Jaemin sembari merapikan bajunya.
Meskipun Jaemin tak terlalu mengingat apa saja yang semalam ia lakukan dengan orang asing itu. Namun ia mengingat betul wajah tampan orang yang menikmati tubuhnya semalam. Jaemin ingat betul bagaimana tatapan tajam itu menatapnya, ia ingat betul bagaimana ia mengecupi rahang tegas orang asing itu dengan mesra.
2 minggu setelah kejadian hari itu Jaemin dibuat terkejut saat tanpa sengaja ia bertemu dengan orang yang sama dikampusnya. Nampaknya hal yang sama juga terjadi pada orang tersebut saat tanpa sengaja mata mereka bertatapan ketika berpapasan.
Lee Jeno.
Jaemin mengetahuinya karena tepat setelah mata kuliahnya terakhir seseorang menarik tangannya ketika ia baru saja melangkah keluar kelas.
Jaemin nampak tenang, meskipun sebenarnya hatinya gusar ketika Jeno mengunci dirinya didinding koridor yang sudah sepi. Namun nyatanya Jaemin membiarkan saja saat Jeno mulai mencium bibirnya dan berakhir bergumul di apartemen lelaki bermata sipit itu.
Jaemin tak pernah mengira bahwa setelah pertemuan itu ia dan Jeno menjadi lebih dari sekedar dekat. Begitu sering ia menghabiskan malam malamnya menginap diapartemen Jeno pun Jeno melakukan hal yang sama di apartemen Jaemin.
Namun intensitas kebersamaan mereka selama hampir 2 tahun lebih itu tak membuahkan hasil apa apa pada hubungan mereka selain teman dekat.
Mungkin lebih tepatnya teman tidur.
Jeno merupakan lelaki dengan latar belakang broken home. Kedua orang tuanya bercerai saat ia masih kecil sehingga membuat hidupnya menderita sejak kecil. Hubungan yang mengikat seperti menikah atau mungkin berpacaran menurutnya hanya akan menghasilkan beban dan membuatnya tak merasa bebas.
Sementara Jaemin tak terlalu memikirkan perihal hubungan mereka berdua. Toh Jeno bukanlah lelaki kerdus yang doyan flirt sana sini. Lagi pula itu bagus karena Jaemin yang memang tak suka terkekang bisa berbuat sesukanya meskipun nyatanya selama ini hanya Jeno yang bisa membuatnya betah.
YOU ARE READING
Friend With Benefit - NOMIN
FanfictionPertemuan tak terduga diantara Jeno dan Jaemin ternyata membawa mereka dalam sebuah hubungan yang rumit. boyxboy JENxJAEM bahasa tidak baku dan kasar