kisses and midnight car ride

7.2K 801 167
                                    

Jeno benar-benar harus ekstra bersabar selama beberapa hari belakangan. Apa yang dikatakan Mark tentang usahanya untuk membawa Jaemin kembali ke sisinya secepatnya ternyata bukan omong kosong belaka.

Hampir setiap hari, saat dirinya mampir ke apartemen Jaemin. Yang ia dapatkan hanyalah kondisi apartemen Jaemin yang sepi. Lalu hampir tengah malam Jaemin baru akan kembali dengan baju santai.

Jeno tau. Mark selalu mencari-cari alasan agar bisa menghabiskan waktu bersama Jaemin. Entah sekedar berbincang santai di apartemen milik si pemuda Kanada atau bahkan hangout keluar. Dan Jeno juga paham, tak ada alasan bagi Jaemin menolak itu semua.

Sama halnya seperti sekarang, padahal ini akhir pekan. Seharusnya ia mendapati Jaemin sedang menonton tayangan kartun favorit si lelaki manis sebagaimana biasanya. Namun kenyataannya hanya kesunyian yang menyambut kedatangannya.

Jeno menghela napas.
Ia rindu menghabiskan waktunya dengan Jaemin. Meskipun setiap malam ia masih rutin mendekap lelaki manis itu sampai pagi menjemput. Namun Jeno merasa ada yang kurang.








Haechan tertawa cekikikan sementara Jaemin disampingnya sedang memberenggut kesal. Mereka baru saja bermain truth or dare. Dan Jaemin yang sok-sokan memilih dare harus menuruti kemauan Haechan untuk menggunakan foto Mark yang masih tersimpan di memori ponsel milik Jaemin sebagai lockscreen ponsel si pemuda Na.

Jaemin hanya bisa pasrah membiarkan Haechan membajak ponselnya. Jaemin mengembungkan pipinya sembari memandang pantai dihadapannya. Tangannya bersedekap seolah sedang merajuk. Mark dan Lucas memang membawa Jaemin dan Haechan untuk pergi bersenang-senang dengan teman-temannya di salah satu pantai.

Sementara Mark yang baru saja selesai bermain voly pantai dengan teman-temannya yang lain hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua pemuda manis yang duduk di kursi pantai tak jauh dari lapangan tempatnya bermain.

Setelah melemparkan sebotol air dingin kepada Lucas yang sedang duduk santai dipinggir lapangan, Mark melangkah mendekati kursi Jaemin.

Jaemin mendongak saat seseorang mencubit pipinya dengan gemas dan menemukan Mark yang sedang tersenyum kepadanya dengan keringat yang masih membasahi dahi.

"Kenapa sih? Kok cemberut mulu daritadi."

Mendengar pertanyaan Mark, Haechan sudah bersiap untuk mengadu perihal foro Mark di ponsel Jaemin. Namun batal karena Jaemin sudah melotot kearahnya. Percayalah, meskipun wajah Jaemin manis imut seperti anak kecil namun ketika sedang mengamuk benar-benar menyebalkan.

Mark mengambil sebuah handuk kecil dari tasnya lalu mendudukan dirinya disini Jaemin. Berharap Jaemin akan mengambil alih handuk ditangannya lalu mengelap keringatnya seperti dulu. Namun setelah beberapa saat berlalu Mark hanya bisa menelan kekecewaan. Karena Jaemin bahkan terlihat tak ada niatan untuk melakukan rutinitasnya seperti dulu ketika mereka masih bersama. Jaemin terlihat santai-santai saja duduk disampingnya dengan tangan kiri memegang gelas minumannya. Sementara tangan kanannya digunakan untuk menscroll layar ponselnya.

Haechan yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum getir.











Jeno menghisap rokoknya dalam-dalam. Memandang Guanlin dan Samuel yang sedang sibuk beradu game bola di PS milik Hyunjin. Sementara si pemilik apartemen, Hwang Hyunjin sedang duduk santai disamping Jeno sambil bermain ponselnya.

Beberapa kali Hyunjin mengomentari cara bermain Samuel yang menurutnya payah hingga beberapa kali Samuel yang tak terima memukul paha Hyunjin hingga si pemuda berbibir penuh itu mengaduh. Sementara Jeno hanya kalem, membiarkan teman-temannya ricuh sendiri.

Beberapa kali terkekeh melihat kelakuan temannya yang menurutnya sangat kekanakan. Hyunjin meletakkan ponselnya begitu saja disamping Jeno lalu sibuk saling membalas pukulan bercanda dengan Samuel. Membiarkan ponselnya yang sejak tadi membuka aplikasi instagramnya, lebih tepatnya snapgram dari orang-orang yang ia follow berjalan begitu saja.
Hyunjin yang bergerak terlalu aktif tanpa sengaja menyenggol ponsel miliknya hingga hampir terjatuh, namun Jeno dengan refleks langsung menangkap ponsel milik temannya itu.

Friend With Benefit - NOMINWhere stories live. Discover now