"Morning babe!"
Sapa Jeno ketika Jaemin membuka matanya. Jaemin tersenyum manis dengan wajah mengantuknya. Mendekatkan wajahnya dengan milik Jeno, memberi kecupan selamat pagi dibibir pemuda Lee sebelum menjawab ucapan selamat pagi Jeno.Jaemin mendudukkan tubuhnya, diikuti Jeno yang langsung melingkarkan tangannya dipinggang ramping Jaemin. Sementara yang lebih muda meraih ponsel miliknya dimeja dan seketika terkejut saat jam diponselnya menunjukkan pukul 8.30 sementara jadwal kuliahnya pukul 9.10.
Secepat kilat Jaemin langsung melompat dari pelukan Jeno. Mengecup pipi pemuda Lee sekilas sebelum berlari menuju kamar untuk bersiap-siap. Sementara Jeno hanya terkekeh melihat tingkah Jaemin.
Baru saja Jeno berniat menyusul Jaemin menuju kamar untuk bersiap-siap mengantar Jaemin ke kampus sebelum bel apartemen Jaemin berbunyi.
Jeno mengerutkan dahinya, siapa yang bertamu pagi-pagi begini? Dengan langkah malas, tanpa peduli dengan kondisi tubuh bagian atasnya yang tak tertutupi apapun dan hanya mengenakan celana jeans hitam miliknya Jeno berjalan menuju pintu.
Jeno menatap datar pemuda yang kini berdiri di depan pintu apartemen Jaemin. Mengabaikan seberapa tajam Mark menatapnya. Masa bodoh dengan wajah keras pemuda blasteran itu ketika mendapati Jeno yang membuka pintu apartemen Jaemin.
"Jaemin lagi sama gue. Udah ya pergi aja sana."
Ujar Jeno dengan santai."THE FUCK-"
BLAM
Jeno dengan seenaknya langsung kembali menutup pintu apartemen Jaemin. Tak peduli dengan kemungkinan Mark yang mengamuk atau melakukan hal gila lainnya. Pemuda berkulit pucat ini mengendihkan bahunya acuh sebelum berbalik dan menemukan Jaemin yang baru saja keluar kamar menatapnya dengan ekspresi bingung.
"Habis ngapain sih?"
Tanya Jaemin ketika Jeno berjalan kearahnya. Jeno tak menjawab dan malah memberikan kecupan di kening Jaemin.
"Nothing, udah siap? Gue anterin ya."
Jaemin hanya mengangguk saja sebagai jawaban.
"Are you fucking kidding me? He drove you to college?"
Jaemin mengangguk cepat berkali-kali dengan lucu mendengar pertanyaan Haechan yang kini berdiri disampingnya. Mereka sedang menunggu pesanan kopi didepan kasir.
"Bitch, is he in love with you now?"
Tanya Haechan sembari menatap Jaemin dengan wajah penasaran. Mereka sudah lama sekali tak saling curhat tentang Jeno karena Mark dan Lucas selalu berada disekitar mereka.
"Jeno? Hahahahaha"
Haechan mengerutkan keningnya heran menatap Jaemin yang malah tertawa.
"Of course He's not."
Jaemin menghela napas sejenak. Ekspresi wajahnya tak lagi seceria sebelumnya.
"He always do this to me, Echan. Again and again. Bikin gue baper, akhir-akhirnya bakal minta gue buat gak jatuh sama dia."
Jaemin tersenyum kecut ketika mengingat kembali kata-kata Jeno agar tak jatuh cinta kepada si pemuda Lee beberapa waktu lalu.
"Lo pernah gak sih, Chan. Mikir kalo Jeno sama gue cuma gara-gara dia suka sama fisik gue doang?"
Haechan terdiam. Menatap sahabatnya yang sedang terkekeh menertawakan dirinya sendiri dengan sendu.
Jeno meneguk ludahnya kasar mendengar pembicaraan dua pemuda manis yang berdiri dua baris didepannya sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/165258441-288-k205693.jpg)
YOU ARE READING
Friend With Benefit - NOMIN
FanfictionPertemuan tak terduga diantara Jeno dan Jaemin ternyata membawa mereka dalam sebuah hubungan yang rumit. boyxboy JENxJAEM bahasa tidak baku dan kasar