Let's not fallin in love

8K 901 176
                                    

Dipagi harinya, Jaemin tak terkejut saat merasakan beban dipinggangnya. Tangan Lee Jeno. Memang siapa lagi yang suka menyelinap diapartemennya hanya sekadar numpang tidur.

Bagaikan kebiasaan. Jika Jaemin pulang ke apartemennya sendiri maka Jeno akan dengan senang hati membuat rusuh apartemen Jaemin.

Namun jika Jaemin menginap diapartemennya maka dengan senang hati pula ia akan membiarkan Jaemin membuat rusuh isi apartemen mewahnya.

Tak masalah. Asalkan ia bisa memeluk Jaemin ditidurnya.

Pernah suatu hari Jaemin bertanya kenapa?

Lelaki sipit itu hanya tertawa pelan, mengusap rambut Jaemin dengan sayang dan berlalu begitu saja.

Karena sejujurnya Jeno juga tak mengetahui alasannya. Ia hanya merasa nyaman setiap Jaemin berada dalam dekapannya.

Pernah suatu kali, saat itu kakak Jaemin yang memarantau ke Kanada pulang dan menginap di apartemen Jaemin yang menyebabkan si manis tak bisa menemaninya selama beberapa hari.

Maka selama beberapa hari itu pula Jeno tak bisa tidur dengan baik. Yang ia lakukan selama berjam jam di kasurnya adalah berguling kesana kemari, namun matanya tak kunjung terpejam.

Keesokan harinya ketika Jaemin mengunjungi apartemennya untuk numpang bermain game. Maka saat itu juga Jeno baru bisa tidur secara nyenyak. Dengan tangan yang melingkar pinggang Jaemin yang sibuk beradu game bola dengan Jisung, sepupunya.

.

.

.

.

Jeno tersenyum, memandangi Jaemin yang sejak tadi melamun. Gemas sekali dengan wajah bangun tidur Jaemin yang-demi Tuhan-sangat manis.

Tangannya terukur untuk menarik pipi Jaemin dengan gemas.

"Imut banget sihhh"

Jaemin mengaduh ketika merasakan tarikan dipipinya.

Sedikit terkejut. Sejak kapan Jeno bangun?

"Tau kok kalo gue ganteng. Natapnya biasa aja dong sayang. "

Jaemin mendengus saat Jeno mengacak rambutnya.

"Gantengan juga tampang gue kemana-mana. "

Desis Jaemin sebal.

Jeno hanya terbahak kencang. Mengikuti jejak Jaemin yang kini mendudukkan tubuhnya.

"Ganteng darimananya coba. Cantik gini."

Jeno berujar dengan tangan yang mengelus surai Jaemin dengan lembut. Oh jangan lupakan senyum bulan sabit diwajahnya.

Baru saja Jaemin akan melemparkan protesannya. Namun segala protesannya seolah olah tertelan mentah mentah saat Jeno menatapnya dalam dengan senyum manisnya yang sialannya selalu berhasil membuat jantung Jaemin berdetak dengan gila gilaan.

.

.

.

.

.

Jeno sedang nongkrong dengan teman temannya di kafe dekat kampus mereka saat tiba tiba Guanlin, salah satu temannya berseru dengan spontan.

"Wih, cantik banget tuh. "

Jeno yang sejak tadi menunduk, sibuk dengan ponselnya pun tanpa sadar mengikuti arah pandang teman temannya.

Friend With Benefit - NOMINWhere stories live. Discover now