His Ex.

6K 765 86
                                    

Mark tak pernah main-main dalam melaksanakan suatu hal. Termasuk membawa Jaemin kembali ke dalam pelukannya. Ucapan Lucas beberapa tahun lalu tentang dirinya yang akan menyesal karena telah melepas Jaemin benar-benar terwujud.

Nyatanya. Bahkan setelah sekian lama mereka berpisah dan hilang kontak. Rasa rindu yang berusahan Mark abaikan tumbuh semakin besar.

Ia salah. Seharusnya ia bisa mempercayai Jaemin meskipun mereka sedang jauh. Seharusnya ia tak bersikap bodoh dengan berpikiran Jaemin mungkin saja bermain dengan orang lain ketika mereka jauh.

Perpisahan yang terjadi diantara mereka ternyata membawa dampak buruk berkepanjangan kepada diri Mark sendiri. Rasa rindu yang selalu ia rasakan setiap kali terbayang senyum manis Jaemin membuat segala yang ia kerjakan menjadi kurang memuaskan. Dirinya menjadi susah fokus.

Puncaknya 2 minggu lalu Mark mengakui kekalahannya. Ia kembali. Berusaha membawa Jaemin kembali kesisinya. Berusaha kembali merajut asa yang pernah ia hilangkan.




Mark berjalan dengan santai keluar dari lift gedung apartemennya. Ditangannya terdapat beberapa tas berisi belajaannya. Kakinya melangkah menuju salah satu pintu yang terletak diujung lorong.

Sesuai dengan niatnya untuk kembali mendapatkan Jaemin. Mark memutuskan untuk pindah di gedung apartemen yang sama dengan si mantan kekasih. Bahkan pemuda itu sengaja membeli unit apartemen yang letaknya tepat berhadapan dengan apartemen milik Jaemin.

Tepat beberapa meter dari pintu apartemennya, Mark menghentikan langkahnya. Tertegun saat melihat seorang pemuda yang keluar dari pintu apartemen si mantan kekasih.

Sama halnya dengan Mark. Pemuda asing itu juga tampak terkejut dengan kehadiran si pemuda Kanada. Beberapa saat mereka bertatapan hingga pemuda asing itu mengubah raut wajahnya dengan seringaian tepat ketika melewati tubuh Mark yang masih terdiam.




Jaemin sedang sibuk mengganggu Jeno dan Jisung yang sedang sibuk bermain game diapartemennnya. Beberapa kali Jisung mengamuk karena demi Tuhan, sejak tadi Jaemin menonyor kepalanya beberapa kali menggunakan kaki jenjangnya sementara ketika mengganggu Jeno pemuda manis itu malah bergelayut manja di lengan sepupunya. Jisung baru saja akan membuka mulutnya, lagi agar Jaemin berhenti. Namun bunyi bel apartemen Jaemin membuatnya terpaksa kembali menelan omelannya. Sementara Jaemin dengan tidak rela harus menghentikan kegiatan mengusili Jeno dan Jisung.

Beberapa kali Jeno melirik Jaemin yang berjalan kearah pintu apartemennya membuat Jisung yang berada di sebelahnya terkekeh pelan. Heran dengan kelakuan sepupunya.

Jaemin tertegun ketika menemukan pemuda yang pernah mengisi hari-harinya berdiri dengan senyum menawan di depan pintu apartemennya.

Reflek Jaemin langsung menutup pintu apartemennya ketika melihat Mark berusaha mengintip kedalam apartemennya. Lalu memasang senyum canggung kepada Mark yang kini mengerutkan keningnya melihat gelagat Jaemin.
Entah. Mungkin Jaemin tak mau Mark mengetahui keberadaan kedua pemuda beda usia di dalam apartemennya.

Jisung tertawa keras melihat sepupunya yang mendengus ketika pintu apartemennya ditutup Jaemin dari luar. Apalagi mereka sempat mengintip siapa tamu tak diundang yang berkunjung ke apartemen Jaemin.

Mark Lee.

Jisung memegang perutnya yang mulai kaku karena terlalu banyak tertawa sementara tangan satunya ia gunakan untuk menepuk pundak sepupunya yang masih setia menatap tajam pintu apartemen Jaemin yang sejak berapa menit lalu tertutup.

"Cemburu ya kak?"

Jeno menampar tangan Jisung yang berada dipundaknya.

"Gak usah sok tau,  bocah!


Friend With Benefit - NOMINWhere stories live. Discover now