Jaemin terbangun saat jam menunjukkan pukul 3 pagi. Tubuhnya sedikit tersentak hingga Jeno yang sedang mendekap tubuhnya ikut terbangun.
"babe, are you okey? "
Jaemin mendongak menatap wajah Jeno yang menatapnya khawatir. Jaemin terdiam sejenak.
"yeah! "
Jeno menyernyit mendengar suara Jaemin yang serak.
"mau gue ambilin minum? "
Jaemin hanya mengangguk lemah sambil berbisik terimakasih. Jeno mengecup kepala Jaemin sejenak sebelum beranjak keluar kamar menuju dapur.
Jaemin hanya terdiam menatap punggung tegap Jeno yang kian menjauh dengan tatapan sendu.
Bagaimana mungkin ia merasa setakut ini hanya karena bermimpi Jeno meninggalkannya?.
Seperti biasa, Jeno dan teman temannya sedang berkumpul di kafe dekat kampus sehabis jam kuliahnya.
Sedikit refreshing setelah semingu penuh berkutat dengan rancangan gedung dan berbagai hal yang berkaitan dengan tugas akhir semesternya.Selama itu pula dirinya tak bertemu dengan Jaemin. Si manis itu juga sibuk menghadapi praktik praktiknya. Hingga secara tidak langsung mereka tak punya waktu untuk bertemu.
Mereka pernah menghadapi waktu semacam ini sebelumnya. Bahkan pernah lebih lama karena Jaemin harus melakukan study tour juga saat itu.Seharusnya Jeno merasakan biasa saja sebagaimana waktu-waktu yang telah berlalu. Namun entah kenapa Jeno merasakan sesuatu yang meluap-luap yang kadang membuatnya sulit fokus.
Jeno tak bodoh, ia tau betul yang ia rasakan sekarang adalah ia -sangat-merindukan Jaemin.
Tapi kenapa? Bukankah ia tak memiliki perasaan apapun kepada Jaemin? Lalu kenapa ia harus merindu pada sosok manis itu?
Tanpa sadar Jeno mendengus, hingga Hyunjin yang duduk disampingnya bertanya dengan khawatir. Well, akhir-akhir ini Jeno lebih sering diam dan terlihat seperti menahan sesuatu. Bahkan bisa dibilang akhir-akhir ini Jeno sering uring-uringan sendiri.
Namun jawaban yang keluar dari mulut Jeno setelahnya sukses membuat Guanlin dan Hyunjin yang sedang meminum kopinya tersedak secara bersamaan.
"Njin, menurut lo kalo gue kangen banget sama seseorang itu wajar nggak? "
.
Jaemin memasukkan jas labnya kedalam loker miliknya. Jaemin meregangkan tubuhnya yang terasa pegal karena seminggu penuh menghadapi berbagai praktikum tiada henti.
Jaemin berjalan menghampiri teman-temannya yang sudah berkumpul didepan pintu labolatorium. Tubuh kurusnya sedikit oleng ketika Haechan tiba tiba memeluk pundaknya hingga Jaemin mengeplak kepala Haechan pelan.
Setelah semuanya berkumpul, mereka pun berjalan menuju pub terdekat dengan kampus mereka. Sedikit bersenang-senang setelah berperang selama seminggu penuh tidak masalahkan?
Jaemin cukup tau diri untuk tak minum terlalu banyak. Toleransi alkoholnya rendah. Terakhir kali dirinya mabuk, ia menemukan dirinya awut-awutan penuh aroma seks dikamar mandi sebuah pub. Ya meskipun sejujurnya Jaemin bersyukur karena hal itulah ia bisa bersama Jeno seperti sekarang.
YOU ARE READING
Friend With Benefit - NOMIN
FanfictionPertemuan tak terduga diantara Jeno dan Jaemin ternyata membawa mereka dalam sebuah hubungan yang rumit. boyxboy JENxJAEM bahasa tidak baku dan kasar