"Arghhh"
Sedari tadi Gaga mengamuk tidak jelas dia benar-benar sedang kacau hari ini. Semua barang yang ada di sekitarnya habis di berantakan, kursi dan meja yang semula sudah tersusun rapi kini berserakan dimana-mana. Beruntung sekali orang-orang sudah pulang mungkin hanya tersisa beberapa orang lagi di sekolah.
Sampai saat ini dia tidak percaya bahwa sahabat dirinya sendiri bahkan sudah dia anggap sebagai saudara ternyata diam-diam menjalin hubungan dengan kekasihnya.
Mengapa harus dia? Mengapa harus sahabatnya?. Dari tadi kata-kata itu yang terus di pikirkannya semakin dia berusaha untuk tidak mengingatnya semakin pula kata-kata itu terlintas dibenaknya.
"Bruk bruk bruk"
Kursi dan meja kembali berjatuhan kelantai suasana di dalam kelas terasa semakin panas. Buku-buku tangan Gaga sudah tidak dapat dijelaskan lagi,darah merembes kemana-mana sudah tidak dapat di gambarkan keadaan kelas sekarang seperti apa. Gaga jika sudah marah tidak dapat mengontrol emosinya, memukul dinding sudah berapa kali dia lakukan namun bukannya berhenti dia tetap berulang kali melakukannya hingga siapapun berada disitu pasti ngilu mendengar suara tangan Gaga bersentuhan dengan dinding sekolah.
Raka dan Andrian memang sengaja mengacuhkan Gaga, tetapi makin lama Andrian semakin tidak tahan dengan perbuatan Gaga sekarang. Sudah cukup dia membiarkan Gaga berbuat sesukanya, takut nanti jika dibiarkan terlalu lama mengundang orang kesini untuk melihat kejadian ini.
"Ga udah, lo nggak boleh kayak gini" Andrian mengampiri Gaga yang sudah seperti kesetanan lalu menepuk-nepuk pipi Gaga, menyadarkannya untuk segera berhenti.
"Iya Ga udah lo harus sadar nggak semua masalah bisa lo selesain kayak gini, buktiin ke dia kalau lo mampu tanpa dia bukan jadi pecundang kayak gini" ungkap Raka di sebelah Andrian.
Gaga terdiam, dengan tubuh besar yang berisi dia duduk di atas bangku menatap kosong ke arah lantai dengan pandangan dinginnya. Apa yang di liatnya hari ini benar-benar kejadian buruk, bahkan sekarang Gaga sangat membenci dirinya yang masih mencintai Kayla walaupun sekarang cewek itu bukan kekasihnya lagi.
"Gue ngerti kondisi lo sekarang, tapi lo harus sadar bahwa apa yang lo lakuin saat ini salah," sentak Raka lagi ketika melihat Gaga yang hanya diam duduk di kursi sekolah.
"Apa yang di bilang Raka benar Ga, udah nggak usah di pikir kita urusin dia nanti" ujar Andrian .
"Besok, gudang belakang sekolah. Gue tunggu dia disitu," ucap Gaga dengan suara berat pada kedua sahabatnya.Tidak lama setelah itu dia bangkit dari duduknya mengambil tas di atas meja beserta jacket yang biasa dia pakai.
"Mau kemana lo?" Tanya Andrian.
"Cabut," ujar Gaga mulai berjalan keluar kelas tidak peduli dengan keadaannya yang jauh dari kata rapi. Mulai dari baju sekolah besar di tubuhnya yang berisi itu serta rambut acak-acakkan yang mulai panjang sungguh membuatnya sangat tampan bahkan ketika dia menyampirkan tas ke pundaknya dia masih sempat merapikan rambutnya kebelakang hingga jidat paripurna itu kini sudah terekspos sempurna.
Raka hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Gaga dia berani bertaruh jika saja di kelas ini masih ada para siswi pasti mereka sudah berteriak histeris sekarang melihat kapten basket kebanggaan mereka bertingkah seperti itu.
"Ayo dah sesak napas gue disini lama-lama," ucap Raka mulai mengipasi dirinya dengan kertas yang dia ambil di atas meja guru tadi.
"Gue kasi tau deh kalau sesak napas gitu enaknya liat yang seger-seger," ujar Andrian merangkul Raka untuk meninggalkan ruangan itu menyusul Gaga yang sudah terlebih dahulu keluar.
"Gini nih modelan buaya sekarang kalau di kasi nyawa," ungkap Raka berjalan di sebelah Andrian.
"Jangan salah paham dulu walaupun gue gini tetap pulangnya pasti ke bebeb Giaa," Andrian tersenyum ketika mengingat nama Anggia cewek cantik dan sabar di kelasnya yang menjabat sebagai bendahara kelas.
"Bulshit, gue yakin kalau Anggia yang dengar langsung pasti bakalan ilfeel dengar lo ngomong gitu" tutur Raka pada Andrian.
"Nggak gitu juga kali konsepnya Ka," sanggah Andrian tidak menyetujui penuturan Raka.
"Terus gimana?" tanya Gaga ikut menimpali dan sekarang posisi mereka masih berjalan di koridor sekolah hendak menuju parkiran.
"Emm..... " Andrian mendadak memegang tengkuknya. Melihat itu seketika tawa Raka pecah.
"Hahaha" tawa Raka di koridor ketika melihat eksperesi Andrian saat ini, ditanya Gaga seperti itu Andrian mendadak salah tingkah dia tidak tau harus menjawab apa. Rasanya Raka ingin mengabadikan komuk Andrian. Gaga juga sama dia tertawa melihat tingkah Andrian sekarang.
"Haha ditanya gitu aja kicep duluan, pengen gue foto deh muka lo Yan haha lucu banget anjir," ujar Raka tertawa dengan memegang perutnya.
"Diem lo," tunjuk Andrian pada Raka kemudian dia melangkah pergi meninggalkan Gaga dan Raka yang masih tertawa karena tingkahnya terlebih Raka dia sangat puas ketika melihat Andrian seperti itu.
Gaga kembali menatap lurus kedepan hari ini dimana dia harus merelakan kekasihnya, harus menerima kenyataan bahwa tidak semua teman dapat di sebut sahabat dan dia sadar bahwa kelvin benar-benar menghianatinya hingga tadi dia melihat sendiri kejadian di taman sekolah saat Farel dan Kayla sedang bersama layaknya orang yang sedang jatuh cinta. Sungguh itu adalah hari terburuk bagi hidup Gaga.
HAI SEMUA
Gimana kabar kalian?
Semoga selalu baik:)SEKEDAR INFO!
Jadi cerita GARAGA akan di rombak ulang ada beberapa part yang di hapus dan diperbarui juga nanti ada nama yang diganti jadi Milda harap semuanya tetap stay ya di cerita GARAGA tetap enjoy membaca cerita ini okay.
Salam sayang dari Milda
Tetap jaga kesehatan ya kalian semua
Sampai bertemu di chapter selanjutnyaa
BYEBYE:)
-Milmil
KAMU SEDANG MEMBACA
GARAGA
Teen Fiction"Jangan kau anggap aku seperti Invisible di matamu,tetapi anggap lah aku sebagai bayangan yang tidak pernah meninggalkan mu walaupun sedang dalam keadaan terluka" Marsya Almahyra "Terkadang seseorang butuh kaca untuk menilai dirinya sendiri" Garag...