"Bangkit itu adalah setelah kita merasakan rasa sakit bukan berdiam untuk meratapi nasib"
---
Gaga duduk di warung belakang sekolah tempat biasa dia dan teman-temannya ngumpul atau sengaja membolos jam pelajaran.Selepas kejadian tadi di kantin dia tidak kembali ke kelas karena baju sekolah yang dikenakannya basah.
Gaga membuka baju sekolahnya dan menyisakan baju kaos hitam polos yang pas di badan besarnya.Drrtt Drrtt
Suara ponsel Gaga bergetar menandakan ada pesan masuk, lalu dia beralih mengambil ponsel di saku celana nya dan melihat siapa yang mengirim pesan.
One message from Andrian
Andrian
Lo dimana?
Cabut kagak ngajak-ngajak sherlock cepetGaraga
Warung bu InahAndrian
OkeeeGaga meletakkan kembali ponselnya di atas meja lalu meminum air yang di pesannya tadi pada bu Inah, dia duduk dengan rokok ditangannya yang tadi masih hidup.
Tidak lama setelah itu dari arah depan datang Andrian bersama Raka dan Arvan dengan napas ngos-ngosan seperti habis lari marathon. Bahkan tadi Andrian hampir terjatuh tidak melihat ada bangku di depannya, Gaga hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka.
"Huff Pak Wahid ngejar nya kenceng banget ya padahal udah tua juga," ucap Raka yang telah duduk di samping Gaga.
"Lo sih Yan tadi kenapa juga harus nyenggol tong sampah kan ketahuan sama tuh guru," Arvan menyalahkan Andrian mengingat kejadian tadi saat mereka mengendap keluar kelas saat Pak wahid sedang berjaga di luar dan Andrian yang tidak sengaja menyenggol tong sampah sehingga mereka tertangkap basah oleh Pak Wahid.
"Engga sengaja gue,"
"Lagian siapa juga yang pindahin tong sampah kesitu kurang kerjaan, kemarin nggak ada disitu kan Ka?" ujar Andrian lagi meminta persetujuan Raka.
"Iya emang nggak ada tapi setidaknya lo harus liat-liat dulu lah," ucap Raka ikut menyalahkan Andrian.
Bagaimana tidak, hampir saja tadi mereka di telan mentah-mentah oleh Pak Wahid akibat kecerobahan Andrian, guru dengan predikat terseram di SMA Permata itu tidak main-main jika memberi hukuman pada siswa nakal seperti mereka.
"Iya gue salah," serah Andrian mengakui kesalahannya.
"Bu Inah pesan es marimas satu ya," teriak Andrian dari luar.
"Ga lo udah lama disini?" Tanya Raka pada Gaga karena sehabis istirahat dia tidak melihat Gaga masuk kelas.
"Iya," jawab Gaga seadanya.
"Baju sekolah lo mana?" Tanya Andrian menyadari Gaga yang tidak menggunakan baju sekolah hanya memakai celana abu-abu dan baju kaos hitamnya.
"Basah,"
"Kok bisa baju lo basah?" Tanya Arvan penasaran.
"Ketumpahan air, " ujar Gaga pada Arvan.
"Makanya pelan-pelan kalo minum, tumbenan banget lo bisa basahin baju udah kayak anak kecil aja" ujar Raka mengingatkan dia juga heran kenapa Gaga bisa seperti itu .
"Bukan gue yang numpahin nya," jelas Gaga pada ketiga temannya.
"Lah terus siapa?" Tanya Andrian menggeserkan bangkunya lebih menghadap ke arah kipas angin karena kepanasa.
"Marsya," ucap Gaga menyebut nama cewek yang di tabraknya tadi.
"Marsya anak baru itu?" Tanya Raka lebih memperjelas lagi.
"Iya," ujar Gaga dengan suara yang tenang.
"Kok bisa? Dia sengaja ya nabrak lo biar bisa kenalan," Andrian dengan mulut rempongnya sudah suudzon duluan.
"Gue yang nabrak dia," koreksi Gaga cepat karena memang benar dia yang salah.
"Oh gitu berarti lo yang sengaja biar bisa kenalan" kata Andrian, secepat itu membalikkan ucapan.
Dari arah tempat duduknya Gaga menatap Andrian dengan tajam sehingga membuat Andrian langsung diam di tempat, dia salah ngomong bisa-bisa habis ini hanya nama yang tertinggal. Andrian merutuki mulutnya yang selalu tidak bisa di rem seharusnya tadi dia memilih kata terlebih dahulu sebelum berbicara.
"Mulut lo Yan memang perlu di plester," ujar Arvan dengan membekap mulut Andrian.
"Plester aja Van atau di jahit sekalian biar nggak ngomong sembarangan," ujar Raka ikut menyudutkan Andrian.
"Psychopat sekali anda," ucap Andrian bergidik ngeri.
"Gue emang psychopat kalau sama lo," ujar Raka menatap Andrian sinis.
Tidak lama setelah itu ponsel mereka sama-sama berbunyi menandakan ada pesan masuk, hampir bersamaan mereka mengecek ponselnya hanya Gaga saja yang tidak sebab dia masih duduk tenang dengan menghisap rokoknya.
Mereka sama-sama terkejut dan saling menghadap satu sama lain kemudian beralih melihat ke arah Gaga dengan tersenyum jahil, Gaga yang merasa dirinya di lihat oleh teman-temannya pun bertanya.
"Kenapa?" Tanya Gaga dengan suara beratnya.
"Cek deh ponsel lo," suruh Raka masih dengan senyumnya.
Gaga tidak banyak bertanya dan dia langsung mengecek ponselnya dan ada pesan yang di kirim seseorang di dalam grup Angkatan 33 SMA Permata. Disitu terdapat foto dia sedang mengusap punggung seorang cewek di kantin dan itu adalah Marsya dengan rambut terurai namun di selip sedikit di telinganya, di bawah foto itu bertuliskan CAUPLE BARU SMA PERMATA.
Grup angkatan mereka mendadak heboh melihat foto tersebut bermacam komentar muncul seperti
Itu siapa sih kok Gaga nyentuh-nyentuh dia
Baru aja senang Gaga putus ama Kayla eh sekarang udah ada saingan aja
Oh dia anak baru yang di kelas IPA 2
Cantik boss sayang pawang nya Gaga
Haha Kayla bye bye
Masih banyak lagi komentar mereka, tidak ambil pusing Gaga mensilent ponselnya dan menaruh di atas meja.
"Jadi ini kejadian di kantin tadi," ucap Andrian menjahili Gaga.
"Sampe baju nya kebahasan," ujar Arvan ikut menimpali.
Gaga diam mendengar candaan yang mereka lontarkan padanya, di sekolah Gaga selalu menjadi topik hangat untuk di bicarakan terlebih lagi ada rumor seperti ini.
"Jangan berlarut sama masa lalu, lo berhak bahagia" ujar Raka menepuk pundak Gaga ketika melihat Gaga yang hanya diam dari tadi.
Gaga melihat ke arah Raka dalam hati dia membenarkan apa yang di katakan sahabatnya ini, dia hanya butuh waktu untuk pulih dari luka kemarin.
"Iya gue tau," balas Gaga pada Raka.
HAI SEMUA
Gimana kabarnya?
Semoga selalu baik:)Makasih buat kalian semua yang udah baca cerita GARAGA❤
Tetap stay ya sama cerita GARAGA❤
SARANGHAE❤ buat kalian semua
Semoga suka sama chapter ini see you in next chapter:)
-MilMil
KAMU SEDANG MEMBACA
GARAGA
Teen Fiction"Jangan kau anggap aku seperti Invisible di matamu,tetapi anggap lah aku sebagai bayangan yang tidak pernah meninggalkan mu walaupun sedang dalam keadaan terluka" Marsya Almahyra "Terkadang seseorang butuh kaca untuk menilai dirinya sendiri" Garag...