Page 8

61 3 0
                                    

"Semesta tau kapan kita harus bahagia dan kapan akan terluka"
-Marsya Almahyra

-----
"Ga ada Marsya tuh samperin yuk," ajak Andrian ketika melihat Marsya yang baru keluar dari mobil.

"Kok dia ada disini ya mana cantik banget," ujarnya lagi. Aneh melihat keberadaan Marsya.

"Siapa?" tanya Gaga berat karena dia baru saja melihat ponsel nya.

"Itu si Marsya, cantik kan?" tunjuk Andrian dengan dagunya.

"Ngapain tuh cewek kemari?" tanya Gaga penasaran dia belum merespon apa yang di katakan Andrian.

"Mana gue tau" Andrian mengangkat bahu.

"Oh" setelah bergumam seperti itu Gaga melongos pergi.

"Eh Ga samperin yuk," ajak Andrian.

"Malas" Gaga masih lanjut berjalan.

"Ayo dong Ga sebentarr"

"Nggak"

"Ga ayo"

"Nggak"

"Ayo dong Mas Gaga yang tampan serta mempesona," Andrian tidak berhenti membujuk Gaga untuk menghampiri Marsya.

Gaga pun berhenti berjalan dia menoleh ke arah Andrian.

"Lo suka sama dia?" tanya Gaga sarkas.

"Ehh nggak lah ngapain gue suka sama dia," aku Andrian cepat menyanggah ucapan Gaga.

"Hmm," gumam Gaga tidak percaya.

"Hadehh kagak percaya amat sih, gue kan cinta nya sama bebeb Anggia aja kali" balas Andrian meyakinkan.

"Hubungan lo ngajak gue kenapa?" tanya Gaga dengan suara dingin nya.

"Pengen cuci mata aja, lumayan kan lihat yang bening" ucap Andrian yang tanpa basa basi langsung menarik tangan Gaga.

Marsya yang baru saja sampai di depan lobby hotel pun berhenti ketika melihat Gaga dan Andrian menghampirinya. Sedari tadi Marsya tidak henti-hentinya melihat ke arah Gaga, jika seperti ini ketampanan Gaga nambah dua kali lipat dari yang biasanya.

"Jangan lupa kedip," tegur Bramasta yang melihat Marsya menatap salah satu dari seseorang tersebut.

"Iih kak apaan sih," jawab Marsya malu karena ketahuan melihat Gaga.

"Hai Sya," sapa Andrian.

"Lo di undang juga?" tanya Andrian secara beruntun tidak ada malu-malunya.

"Hai," balas Marsya ramah.

"Iya ni," ujarnya lagi.

"Bisa aja lo Ga ngundang yang cantik," ucap Andrian.

"Tapi udah ada pawangnya tuh, lo telat si" bisik Andrian tapi samar-samar masih di dengar Marsya dan juga Bramasta.

"Ganteng kan pawangnya," imbuh Bramasta percaya diri.

"pacar lo ya Sya?" tanya Andrian langsung dia sangat penasaran apakah benar orang itu pacarnya Marsya.

Baru saja Marsya ingin menjawab pertanyaan Andrian, namun dari samping seseorang sudah menjawabnya terlebih dahulu yang tidak lain adalah Bramasta sendiri.

"Iya dan lo jangan dekat-dekat sama adek gue," peringat Bramasta dengan sorot mata tajamnya.

"Lah kok adek? Bukannya tadi pacar," tanya Andrian aneh otak dia yang terlambat mikir atau memang mereka berdua saudara.

GARAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang