VIEW 4

133 17 5
                                    

 Tiga puluh menit yang lalu mereka sudah berhasil keluar dari hutan. Dan sejak tiga puluh menit yang lalu pula, mereka duduk di pinggir jalan, menanti kendaraan yang mau ditumpangi.

"Snow, kalo tampang lo begitu mana ada yang mau tumpangin!" seru Sky yang duduk di bawah pohon, bersama yang lain. Berbeda dengan Snow yang berdiri di pinggir jalan, di bawah terik matahari yang menyengat. Mengulurkan tangan di tiap mobil yang lewat.

"Emang kenapa tampang gue?" sahut Snow dingin. Ia melirik teman-temannya sinis. Mereka asik mengipasi wajah mereka dengan tangan guna mengusir panas, sedangkan ia berdiri di pinggir jalan menantang panas.

"Jutek!"

"Nyolot!"

"Ngajak ribut!"

Seru ketiga temannya bergantian.

"Muka gue emang gini dari pabriknya," jawab Snow jengah. Sudah ribuan kali ketiga temannya itu mengatakan bahwa wajah Snow 'bikin emosi', padahal perempuan itu hanya diam. Tapi Cloudy, Rain, dan Sky tidak pernah bosan mengatakan itu berulang kali.

"Yaudah sini, gue aja yang cari," Sky beranjak dari tempat duduknya. Berniat menggantikan Snow untuk mencari tumpangan.

Sky mendorong Snow unuk duduk bersama yang lainnya, lalu ia menggerak-gerakan tubuhnya melakukan pemanasan. "Perhatiin! Kalo cari tumpangan tuh harus gini."

Ia menunjuk sebuah mobil angkut barang yang berjalan ke arah mereka dengan dagunya. Dan semua refleks mengikuti arah tunjuk Sky.

Ketika mobil itu semakin dekat, Sky mengibas rambut panjangnya ke kanan dan kiri, menghapus keringat di wajahnya dengan gerakan sensual namun sebelah tangannya masih setia terulur untuk menghentikan mobil tersebut.

Mobil angkut barang itu tidak berhenti di depan Sky. Tapi mobil itu berhenti beberapa meter dari tempat mereka duduk.

"Berhasil kan," Sky mengangkat kepalanya tinggi. "Ayo!"

 "Ayo!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💎💎

Mereka berhenti tepat di depan sebuah desa, entah desa apa. Tidak ada keterangan nama tempat atau apapun di sekitar mereka. Tapi yang jelas tempat itu sepi walau banyak rumah-rumah pemukiman.

"Haus nggak?" tanya Cloudy pada semuanya.

"Banget!" seru Sky. Sepertinya energi perempuan itu tidak pernah habis walau sudah berjalan jauh di hutan dan diserang teriknya matahari.

"Yaudah ayo," ajak Cloudy. Kali ini dia yang memimpin jalan.

"Kemana?" tanya Kibum, mewakili kebingungan keempat temannya.

"Kan tadi di hutan lo ngeluh haus, yaudah sekarang kita cari minum," jelas Rain.

Tanpa banyak pertanyaan lagi, mereka bersembilan kembali melanjutkan langkah mereka. Sampai mereka bertemu sebuah minimarket yang berada di ujung jalan.

SHINee STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang