4. PERTEMUAN

32 0 0
                                    

Happy Reading Guyss..😊

Nizma POV

Seperti hal nya hari - hari yang telah berlalu, aku berkutat dengan segudang aktivitas yang menuntut untuk segera ku selesaikan.

Jajaran angka menghampar nan panjang didepan sana.
Dan masih banyak data yang harus ku input.
Tapi pekerjaan hari ini sedikit terkendala karena tangan kanan ku terluka akibat pergulatan hebat dengan preman mabuk minta tidur.

Eh?
Emang ada gitu orang mabuk minta tidur ?
Entahlah.

"Dek, kenapa tanganmu berdarah",
Panik Mbak Safa melihat tanganku berdarah lagi.

"Aduh Mbak ini gimana dong, mana kerjaan masih segudang".

Mbak Safa ini adalah senior se divisi dengan ku.

"Aq telpon bagian kesehatan, kamu yang kesana atau mereka yang kesini, staff kesehatannya ada di ruangan sebelah Dek".

"Ya udah sekalian biar kesini aja Mbak"

"Kemarin kamu ngapain sih kog bisa kena pecahan kaca sampai diperban gitu?"

"Hihihi.. Jadi pahlawan kesiangan itu Mbak", Devita menyela.

Devita ini adalah partner kerja yang mendampingiku juga Mbak Safa.

Dia inilah yang menjadi biang humor yang di ruangan kami,  karena memang aku dan Mbak Safa memiliki sifat gang hampir sama, yaitu pendiam,  kadang kalau tidak ada Devita rasanya kayak dikuburan sepi tanpa suara.

"Pahlawan kesiangan?", tanya Mbk Safa yang belum mengerti duduk permasalahan nya.

"Iya Mbak, jadi kemarin aku enggak sengaja pergi ke pasar baru dipinggiran kota, waktu aku selesai beli kecap, eh ada Ibu2, ya mungkin sumuran dengan Ibu ku, lagi ditodong pisau sama preman, dan parah nya orang - orang disekeliling tidak ada yang berusaha menolong ibu itu,  akhirnya aku pun mulai berjalan kesana dan saat langkahku belum sampai,  lreman itu sudah menyerang ibu tadi,  menggores sampai luka tangan si ibu panjang banget Mbak", ceritaku perihal kejadian kemarin,  sebenarnya aku sudah semat cerita ke Devita,  tapi hanya intinya saja.

"Terus kenapa kamu yang terluka?", Devita membulatkan mata seperti mendapat dongeng malam.

"To be Continued", ucapku acuh tak acuh.

"Yaaaaa, Nizma jelek ih, enggak sembuh tujuh turunan tuh luka, baru tau rasa",  tujuh turunan ?

Amit - amit jabang baby.

"Suka - suka aku dong, toh yang punya cerita aku, kenapa situ yang ribet", jawabku menjahilinya.

"Demi langit dan bumi, aku kutuk lukamu jadi sembuh"

"Aamiin Dev, Aamiin", ada ya kutukan begitu?

Ha ha ha ha ha.

"Lanjutin enggak?, kalau kamu enggak lanjutin aku mogok makan tahun depan".

"Nona Devita, kenapa ngambek nya sekarang, mogok makan nya tahun depan ya?".
Mbak Safa menengahi perdebatan kami, memang Mbak Safa yang paling dewasa diantara kami, saat ini beliau sedang mengandung anak pertama yang pasti unyu banget ngeliat Mbak Safa yang mungil dengan kulit putih dan mata bulat serta bibir yang sangat tipis.

"Kan hari ini udah pasti hari terlapar Mbak", Devita cekikikan, mungkin memikirkan kata - kata nya.

"Iya Niz, kenapa yang kena pukul preman tapi yang terluka kamu?"
Mbak Safa penasaran juga rupanya.

"Jadi si preman setelah kena timpuk, masih sempet dorong aku Mbak, smpek tersungkur kena pecahan beling yang berceceran"

"Untung langsung pingsan deh setelah dorong aku, mungkin minta bobok kali Mbak, kan habis mabuk, kena pukul juga"

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang