14. BLANK

14 0 0
                                    

Lama banget update nya.
Happy Reading guysss....

Setelah mengambil cuti beberapa hari untuk melaksanakan pernikahan.
Akhirnya Risqi kembali pada rutinitas kampusnya.

"Selamat Pagi Pak", sapa para Mahasiswa dan Mahasiswi yang beberapa hari tidak ia lihat.

"Pagi", jawab Risqi dengan santun khas dirinya.

"Pengantin baru semangat sekali", tiba - tiba dari arah belakang  Fajar yang merupakan teman sesama dosen muda berkelakar.

"Ah,  kamu bisa saja Jar ,  seperti biasa  selalu bersemangat", timpal Risqi.

"Widiiww,  gimana nih pengalaman baru jadi pengantin", tanya Fajar lagi.

"Rahasia,  makanya cepetan nikah biar kamu tau pengalamannya"

Pengalaman yang mana harus ku ceritakan?
Mata Al yang selalu berbinar?
Perhatian Al yang sangat besar?
Aku bahkan bingung, aku dan Al saja bahkan tidak melakukan apapun yang identik dengan kata "pengantin baru"

Risqi berbicara pada dirinya sendiri.

"Sudah tau belum kampus kita hari ini kedatangan dosen baru?"

"Belum,  memang kapan ada pengumuman Jar? ", tanya balik Risqi pada Fajar.

"Eh iyaa,  itu kan waktu kamu menikah Qi".

"Pantas saja".

"Dosen muda juga,  rumornya sih most wanted di kampus sebelumnya karena kecantikannya"

"Yaelah Jar,  hari gini dengerin rumor, gebet sana gebet", Risqi berkelakar dengan jenaka.

"Singlelillah until Akad aku mah, kan pengen ngikutin jejak mu, tanpa ba bi bu,  lamar langsung"

Risqi hanya tersenyum simpul, karena memang dirinya tidak bercerita dengan siapapun perkara pernikahannya hasil dari perjodohan.

Mereka berdua sampai pada ruangan yang memang dikhususkan untuk para dosen.

Suara riuh membahana dari ruang dosen, mereka semua menyambut pengantin baru yang beberapa hari tidak menampakkan batang hidungnya.

Risqi hanya bisa tersenyum simpul sembari mengaamiinkan do'a yang terus mengalir untuk pernikahannya.

"Terimakasih untuk do'a bapak ibu dan teman - teman semua", ucap Risqi dengan sopan.

Setelah berbasa - basi, jam mengajar pun telah tiba, Risqi dan sebagian dosen yang punya kewajiban menyampaikan ilmu pada jam pertama pun bergegas menuju kelas masing - masing.

Sesampainya di ruang kelas tujuan, ia masih mendapatkan keriuhan, kejutatan berupa banyak sekali kado. serta ucapan untuk pernikahannya.

"Terimakasih.. Terimakasih", hanya itu yang mampu Risqi sampaikan kepada mahasiswa juga mahasiswi yang sangat peduli dengannya.

"Baiklah, mari kita mulai pelajaran yang tertunda sepekan ini", Risqi memulai pelajarannya.

"Baik Pak", jawab mereka bersamaan.

"Kita sampai pada Bab Entrepreneur", dengan sabar dan telaten Risqi menyampaikan ilmu juga pengalamannya.

                              *****

RISQI POV.

Jam mengajar untuk kelas pertama telah usai,  dan sekarang aku sedikit kerepotan membawa kado - kado dari para mahasiswi.

Mungkin sekitar 12 kado dengan ukuran yang terbilang besar juga berat.

Bahkan kado yang berdatangan dari teman Al juga kolega bisnisku belum terjamah tangan.

Alhamdulillah, sangat bersyukur bahwasannya banyak sekali orang yang peduli dengan kami.

Setelah selesai dengan kado aku masih punya waktu istirahat setengah jam,  untuk kelas selanjutnya.

Aku kembali menuju ruang dosen,  untuk mengambil beberapa file yang akan kujadikan bahan ajar untuk jam selanjutnya.

Dering ponselku berbunyi "AL" dua huruf nampak pada layar ponsel.

"Assalamu'alaikum Mas", salam dari suara diseberang.

"Waalaikumsalam Al,  ada apa? ", To the point banget ya aku,  wkwkk.

"Mas, punya alat berkebun nggak ya?,  kok Al nyari - nyari sampe keringat sebesar biji jagung masih juga nggak ketemu", cerosos Al dengan suara khasnya.

"Hahaha,  kamu bisa saja,  sudah lihat di gudang belakang kamar mandi belum ya? ", jawabku dengan iringan tawa yang spontan saja setelah mendengar suara melengking diseberang.

"Tadi punya firasat disitu,  tapi kok horor banget ya,  gudang kecil di belakang kamar mandi,  ih Mas desainnya aneh banget, oke jangan dimatiin dulu,  temenin Al,  meskipun hanya lewat telpon", mungkin ini kata - kata Al yang paling panjang menurutku.

"Iya, ini Mas temenin, kan sayang kalau masih bisa dimanfaatkan buat gudang dibiarin kosong mlompong Al,  mubazir juga dari pada di tempati kaya yg kamu tonton kemarin"

"Yahhh.. Yahhh.. Yaahhh..  mas gitu banget ngomongnya", pekikan suara  Al benar - benar memekakan telinga,  tapi selalu sukses membuatku tersenyum,  mungkin sifat ini yang membuatnya mudah bergaul dengan siapapun.

"Ketemuuuuu,,  yeeeayyyy, terimakasih Mas, aku tutup ya telpon nya,  aku mau jadi tukang kebun dulu,  semangat buat suamiku", bisa kupastikan bahwa saat ini mata Al begitu bulat dengan pancaran yang benar - benar meneduhkan,  dan apa?,  suamiku?. Abaikan,  tetapi ada sedikit desiran dihatiku saat Al memanggilku demikian.

"Al juga semangat, Assalamu'alaikum", salamku dan sesudahnya aku mengakhiri panggilan Al.

"Assalamu'alaikum",  suara lembut datang dari arah pintu mengintruksiku.

"Waalaikumsalam", jawab serempak semua orang yang berada diruang dosen.

Aku pun membalikkan badan dan hendak menjawab salam, sejurus kemudian.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Deg..deg..deg..

Salma.

Lidahku begitu kelu untuk sekedar membalas salam.

Kosong,  benar - benar kosong,  bahkan aku seperti tak mampu mendengar sekeliling.

Kesadaranku beralih dengan sosok anggun yang ada dihadapanku.

Wanita yang diami diamku.

Dia.

Salma Azzahra,  kau kah itu?

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang