18. KENYATAAN

35 1 0
                                    

Nizma kini telah kembali ke dunia kerja dan disibukkan dengan beberapa file yang sudah menunggunya untuk membubuhkan tanda tangan.

Dengan cekatan ia membaca setiap file, yang ia rasa tidak ada masalah, ia berikan tanda tangan, dan beberapa yang dianggapnya kurang meyakinkan ia tanyakan lagi kepada bagian yang terkait.

Seperti pengeluaran yang ia rasa nilainya fantastis, ia tinjau lagi, sehingga dikemudian hari tidak meninggalkan masalah seperti penyalahgunaan anggaran misalnya.
Ketika sudah berkonsentrasi, ia begitu cermat dan detail.

Jam istirahat tiba, Nizma bergegas untuk menunaikan kewajibannya sebagai muslimah.

Bersama dengan Via, ia segera mengambil wudhu dan menyusul di Shaf yang masih kosong.

Keluar dari mushola, ia bertemu dengan Anan.

"Niz, ada proposal di meja saya, bulan depan kita adakan gathering, sudah lama juga kita tidak mengadakan acara itu"

"Waahh.. yang benar Pak?, asyik"

"Iya, sekalian kamu bulan madu", jawab Anan dengan cengirannya.

"Yaah.. itu kan beda Pak, oh ya kalau bulan depan kan Pak Anan tidak bisa ikut? ", tanya Nizma

"Memang saya tidak berencana ikut Niz, nanti akan dipandu sama dokter Azmi"

"Dokter Azmi? "

"Iya, dia kan tergabung dalam grub pecinta alam, jadi sudah biasa dengan agenda seperti itu"

"Wihh, keren juga, ya sudah Pak, habis makan siang nanti proposalnya Nizma ambil"

"Oke, saya duluan, assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam", jawab Nizma.

*****

Hari yang ditunggu - tunggu Nizma juga teman - temannya telah datang.

Bersama dengan keluarga karyawan ada sekitar 300 orang.

Masih ada beberapa yang belum datang, karena Nizma memilih datang lebih awal untuk memastikan semuanya benar - benar lengkap.

"Dev, bisa tolong ambilin daftar hadir di meja aku", pinta Nizma.

"Udah aku kasihin ke Dokter Azmi Niz"

"Ciiyee.. Semangat banget kalau udah dengan Dokter Azmi"

"aaaa... ", jawab Devita dengan wajah merona.

"Oh iya Niz, Dokter Azmi sama ibunya juga lo".

"Benarkah? "

"Iya, tadi aku sudah sempat salaman juga, beliau sangat hangat, cantik, mungkin ketampanan Dokter Azmi nurun dari Ibunya"

"Bisa jadi", Jawab Nizma.

"Aku sendiri yang nggak bawa keluarga", tiba - tiba suasana berubah jadi sendu.

"Kan masih ada Via Mbak", sahut Via yang baru datang.

"Kamu sendirian?", tanya Devita memastikan.

"Iya Mbak, ibu dapat pesanan catering untuk acara hajatan, jadi ya aku sendiri"

"Kita couple ya Vi".

"Heem Mbak, perasaan merana banget ya kita"

Nizma hanya bisa geleng kepala melihat kelakuan kedua temannya.

"Mohon perhatian, pastikan anda mengingat siapa yang disebelah anda, pastinya keluarga bapak - Ibu sekalian bukan, nha ketika nanti turun dan memasuki bus lagi, pastikan tengok kanan kiri", suara Azmi menggelegar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang