13. FIRST DATE?

17 0 0
                                    

Typo bertebaran, happy reading guys...
Vote nya jangan lupa.....

Rasa bahagia yang membuncah di hati Nizma, nampaknya menjadi dorongan yang kuat untuk terus belajar menjadi seorang istri yang baik bagi suaminya, sifat alami yang memang perhatian membuatnya mudah melakukan hal - hal kecil yang mungkin bagi sebagian orang itu terlihat begitu manis.

Seperti hal nya saat ini, meskipum masih dalam suasana pengantin baru, namun nampaknya ia tak mau berlarut dalam rasa asing yang ia sendiri sebenarnya merasakannya.

Maklum saja, pernikahan yang ia jalani terjadi begitu tiba - tiba.
Meskipun demikian, ia bertekad untuk membuat pernikahannya menjadi pernikahan yang baik, juga pernikahan yang bahagia.

Menunggu suaminya yang hampir 5 jam belum juga keluar ruangan. Ia berinisiatif untuk mengantarkan makan siang juga beberapa camilan.

Karena panggilan untuk makan siang beberapa saat yang lalu tidak dihiraukan sang suami.

Tok.. Tok.. Tok..

"Masuk", jawaban dari dalam sana.

Dan terlihat Risqi sedang melipat sajadah nya.

"Mas, dipanggil dari tadi nggak jawab, udah hampir jam satu, ini Al bawakan makan siang nya".

"Iya tadi kurang dikit desain nya Al, Mas makan siang diluar, sambil ketemu sama customer", jawab Risqi.

"Yah, berarti Al bawa balik dong ini, kasian banget nasinya", jawab Al dengan raut sedikit kecewa dan berbalik meninggalkan suaminya yang masih melipat sarung di dalam sana.

Ia pun kembali ke dapur dan lekas menyendokkan nasi yang ia bawa tadi untuk dirinya sendiri.

Risqi mengikuti Nizma ke dapur dan melihat sang istri memakan makanan yang dimaksudkan untuk dirinya tadi.

"Sini Mas bantu habisin, kayaknya ini bukan porsi kamu Al".

Nizma hanya diam saja karena mulutnya penuh dengan makanan.

Yah, berarti Al bawa balik dong ini, kasian banget nasinya.

Risqi hanya mengulum senyum mengingat bentuk protes pertama Nizma yang menurutnya lucu, tak tega ia pun menyusulnya.

Sepiring berdua?, tidak buruk bukan?
Malah terlihat romantis.

Mereka berdua makan dalam diam, sesekali Risqi melirik wanita dihadapannya yang makan dengab lahapnya.

Semoga ini awal untuk membentuk hubungan yang baik. Batin Risqi menyemogakan apa yang menjadi harapannya.

"Kenyaaangg", celetuk Nizma.

"Al udahan ya Mas", lanjutnya.

"Ya sudah biar Mas yang habisin", jawab Risqi.

"Yyyeeyyyyyy", jawabnya girang.

Lagi?
Batin Risqi, untuk hal sekecil ini, mata itu selalu berbinar dan membulat sempurna.

Risqi pun bergegas menghabiskan makanan dipiringnya karena empat puluh lima menit lagi ia harus sudah sampai di rumah makan yang menjadi tempat bertemu dengan customer setinya.

Usai ia menghabiskan makanannya, tak lupa ia mencuci piring sekalian.
Dan kini ia siap untuk berangkat.

Saat memasuki kamar untuk mengambil kunci mobil, ia melihat Nizma yang juga telah rapi dengan gamis merah muda juga hijab yang senada.

"Al, mau keluar? ", tanya Risqi.

"Yah, tadi kan Al udah izin mau beli bibit sayur Mas", jawab Al mengingatkan.

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang