9. Dia disini?

48 20 3
                                    

"Jangan berhenti tersenyum yah mah" ucap Adel ke mamanya.

Lucy yang mendengar perkataan anaknya itu, langsung mengerutkan keningnya heran. Senyuman dibibirnya pun hilang.

"Kenapa?" Tanya Lucy bingung.

"Mamah.... Adel kan tadi bilang jangan berhenti terseyum" rengek adel sambil menarik pipi lucy membentuk senyuman "senyum ajah yah mah".

"Aneh kamu" ujar Lucy tersenyum.

"Mamah cantik yah" ucap Adel memandangi lucy sambil senyum.

"Ya dong, siapa dulu gitu lohhh"

"Tapi masih cantikan anaknya lahh..." canda Adel dengan lucy. Momen momen seperti ini lah yang ia harapkan. Tenang tanpa ada pengganngu. Lucy selalu sibuk kerja bahkan sering pergi ke luar kota. Ia sangat senang jika sekarang bisa bersama dengan orang yang ia sayang.

"Kata siapa...? Ohhhh kata si gi..gi.." tanya mamah Adel sambil mengingat orang yang pernah suka Adel yang setiap harinya pasti mengirim bunga ke rumahnya.

"Ehmm gi siapa yahh? Emmm.... oh GILANG si Gilang itu yah?" Tebak Lucy.

"Apasih mah, males ih ngomongin si Gilang. Adel gak pernah suka sama Gilang, Gilangnya aja yang ngejar ngejar Adel mulu" ucap Adel sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kasian tuh Gilangnya haha..." ledek Lucy.

Adel berdecap pelan
"Adel gak suka mah!! Dia gak cape apa ngejar Adel mulu dari smp sampe sekarang. Emang sendalnya gak putus ngejar adel mulu? Cewe tuh banyak kali di dunia. Sayang duitnya setiap hari beli bunga cuma buat Adel. Dikira Adel udah mati kali yah dikirim bunga mulu" Ucap Adel kesal.

Lucy yang mendengar celotehan anaknya itu hanya bisa tertawa karena sifat anaknya yang mulai berlebihan begitu.

"Ya iyalah dia gak sayang buang buang duit cuma buat beli bunga untuk kamu, kan dia sayangnya cuma sama kamu" goda Lucy

"Apaan sih mah? enek Adel dengernya. Hihhh geli..masih kecil tuh gak boleh pacaran" ucap Adel yang mulai kekanak kanakan.

"Halah kamu, kalo kamu suka sama orang nanti kamu beliin mamah rumah yah" canda Lucy

"Dih, kalo gitu caranya nanti Adel jadi perawan tua dong mah" Adel cemberut.

"Hahahaha kamu percaya ajh, udah yuk udah sore. Nanti masuk angin lagi" Lucy berdiri dari duduknya dan memberi tangannya kode agar Adel bangun.

Adel pun menggapai tangan mamahnya dan langsung berdiri, pergi meninggalkan jejak jejak telapak kaki di pasir pantai.

Matahari yang tergelincir bertukar tugas dengan bulan yang akan mengisi keindahan malam. Tidak lupa dengan bintang bintang sebagai penyempurna lukisan indah di langit malam.

Senja pun berganti malam.....

"Mah kita makan di cafe dihotel ini yuk" ajak Adel.

"Yuk... kayanya enak enak makanannya" setuju Lucy

Ibu dan anak pun pergi ke sebuah cafe di hotel itu. Di cafe itu Adel memilih tempat duduk yang dekat jendela luar agar bisa memandang indah laut malam.

Saat sedang menikmati hidangan makan malam mereka. Mereka sambil menikmati hiburan di cafe tersebut. Menambah suasana yang membuat moment sepeeti ini jarang sekali terjadi pada Adel dan mamahnya.

Setelah selesai makan Adel sibuk memainkan hpnya tetapi tetap berada di cafe itu. Ia memamerkan liburan ke dua sahabatnya siapa lagi kalo bukan Melody dan Gizelle.

"Ada yang mau mengisi hiburan di sini dengan bernyanyi atau pun memainkan musik?" Ucap salah satu kordinator hiburan di cafe itu.

Lalu ada seorang pria naik ke atas panggung dan memainkan piano.

DARKSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang