1. Sebatas pandang

131 42 26
                                    

Tahun berganti tahun, bulan berganti bulan, hari berganti hari, tidak lupa juga dengan malam yang berganti dengan pagi.

Pagi ini, adel akan berangkat ke sekolah dan melakukan aktivitas sehari harinya.

Jam 06.15 adel sudah siap dengan seragam dan tas nya, dan segera menuju ke ruang makan untuk sarapan roti yang sudah tersedia di atas piring yang telah disiapkan oleh bi Narsih yaitu pembantu yang selalu mengurus kebutuhannya selama ini.

Setelah selesai menghabiskan sarapan, ia bergegas berangkat sekolah dan menuju pintu keluar yang kebetulan harus melewati ruang tamu terlebih dahulu.

Saat melewati ruang tamu, Adel melihat sosok pria paruh baya yang ia tidak sukai kehadirannya.
"Adel.." ucap seorang pria paruh baya tersebut tetapi Adel hanya melihatnya sebentar dan menghiraukanya begitu saja, tanpa menyapa ataupun berpamitan terlebih dahulu.

Adel langsung buru buru keluar rumah dan segera naik ke mobil pribadinya disertai supir yang Mamahnya siapkan untuk mengantar dan menjemputnya.

Adel melupakan kejadian tadi dan menenangkan pikirannya agar tidak menangis dan harus tetap ceria di pagi hari ini.

●●●●●

Setelah beberapa menit, mobil yang adel naiki berhenti di depan sebuah gerbang bangunan kokoh dan terdapat sebuah tulisan 'SMA PELITA' diatas gerbang itu.

Ia segera membuka pintu mobilnya

"Pak Toni nanti jemput Adel jam 3 sore aja ya" ucap Adel sambil keluar dari mobil dan menutup pintunya.

"Iya, non." Jawab pak Toni sambil tersenyum.

Adel langsung menuju ke kelasnya dengan santai. Saat ingin masuk kedalam kelas ia mendengar suara dari kejauhan yang memanggil namanya.

"Adellllll...... woy adell" ucap seseorang dengan teriak teriak yang memanggil namanya sejak dari lapangan.

Adel pun menengokan pandangannya menuju ke arah suara itu datang dengan ekspresi bingung. Dan ia mendapati salah satu sahabatnya yaitu Melody jovita.

"Woy! Lo adellia anantasya, dari tadi dipanggilin gak nengok nengok. Gue dari tadi lari lari ngejar lo." Ucap Melody sambil mengatur napasnya.

"Kenape lu? Kayanya ngefans bet yh lu sama gue? nyariin seorang Adella anantasya sampe lari lari ngejar gue, ulala beybeh" ucap adel dengat percaya diri dan agak sedikit alay.

"Iya nih, jarang jarang seorang Melody sangat ngefans banget sama lo anjayy! Lo cantik banget hari ini gilakk, sampe gue yang cewek terpanah sama lo luluh akohh luluhh" ucap Melody ada maunya.

"Uhhh jiji nyaa tapi makasih loh pujiannya, akoh jadi maloee. Btw gue masih normal dan gue gak mau ngasih contekan ke lo" ucap Adel mencium bau bau kurang enak dari sahabatnya yang begitu manis padanya.

"Hah? Kok tau?" Ucap Melody bingung disertai dengan kaget.

"Gue udah hapal yang begituan pasti ada maunya" ucap Adel sambil meninggal kan melody.

"Ihhh... Tunggu Adel yang imoet yang lucu" ucap Melody dengan terpaksa.

"Tolonglah temanmu yang malang ini, temanmu ini belum mengerjakan pr fisika karena otaknya sealu terisi dengan bang jep yang cakepnya kemana mana meleleh melumer lumer sampe ke ubun ubun"

"Alay lo, sempak kuda. Tapi gue tetep gak mau nolongin lo, kan you bukan temen ai"

"Alah bulepotan, ngomong dicampur campur dikira es campur kali yaa? Udah sini serahin semua buku fisika lo! Serahin bukunya apa gue bunuh diri?" Paksa Melody.

DARKSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang