Wajar Jika Dia Marah

28 4 4
                                    

Rumah Haejin

"Jelaskan padaku, apa yang sudah kau lakukan pada perempuan itu." Haejin menggenggam erat lengan Hansol.
"Janji dulu padaku, kalau kau tidak akan marah saat kau tahu yang sebenarnya." Hansol menunjukkan jari kelingkingnya.Namun Haejin kembali berkata "Biar kutebak.Kau menghamilinya?." Hansol mengangguk pelan.Kemudian Haejin menangis.Walaupun baru berpacaran dengan Hansol selama 3 bulan, tetapi Haejin benar-benar merasa disakiti dan dibohongi.

"Setega itukah? Kau menyakiti dua wanita sekaligus! Ya! Dimana hatimu?! Aku tidak ingin mendengar apapun darimu lagi.Kita putus.Dan aku mohon, bertanggung jawablah atas apa yang sudah kau lakukan." Jelas Haejin seraya terus menangis.Dia sangat mengerti bagaimana perasaan seorang Naeun.Maka dari itu ia memutuskan untuk putus.Meski memang sangat menyakitkan.

Back to Naeun
09.45 AM

Naeun tiba-tiba merasa mual dan pusing setelah makan malam tadi.Naeun semakin khawatir dengan kondisinya.Kemudian Naeun meminta izin pada ibunya untuk keluar sebentar membeli sesuatu.

20 menit kemudian...

Naeun muntah,kepalanya benar-benar pusing dan perutnya terasa sangat mual.Naeun mengunci pintu kamar mandi.Ia tak ingin orang tua nya tahu,apalagi ibunya.

"Aku...hamil?." Naeun terkejut bukan main saat melihat test pack tersebut menunjukkan hasil positif.Hatinya menjerit.Kini,didalam rahimnya ada seorang bayi yang tak berdosa.Ia kembali memikirkan kata-kata Hansol.Gugurkan saja.Namun,Naeun sungguh tak bisa melakukan hal itu.

"Naeun-ah! Naeun-ah! Kau sudah pulang?!." Teriak ibunya.Naeun seketika panik.Ia lalu keluar dan tanpa sengaja meninggalkan test pack tadi di tempat sabun.

"Ne,eomma? Aku,sudah pulang daritadi." Naeun berusaha menutupi apa yang terjadi.Tetapi Moonbyul tahu ada yang berbeda dari putrinya itu.

"Naeun? Wajahmu berkeringat dan pucat,kau kenapa?." Naeun hanya tersenyum miring.Sambil berusaha mencari alasan.

"Hmm...tadi,dikamar mandi...aku,melihat tikus.Makanya aku pucat begini."

"Sudahlah kalau begitu.Sana,masuk kamarmu dan istirahat." Naeun mengangguk.

"Moonbyul-ah! Apa ini test pack milikmu?." Tanya ayah Naeun yang melihat test pack tadi di tempat sabun.

"Test pack apa?." Moonbyul seketika kaget bukan main melihat test pack tersebut yang menunjukkan hasil positif.

"Appa...?." Naeun berdiri diambang pintu kamar mandi.Menatap kedua orang tuanya penuh rasa sesal.

"Naeun? Jelaskan pada kami,apa ini?!." Naeun langsung berlutut didepan ibunya dan menangis.Ia tak bisa mengatakan apapun.

"Ya! Jangan menunduk didepan eomma-mu! Berdiri,dan jelaskan test pack ini!."

"Eomma...appa...aku mohon maafkan aku...iya,memang benar itu adalah test pack milikku..." Jawab Naeun sambil menundukkan kepalanya.Karena kesal dan kecewa, Kim Hwan Jin, ayah Naeun sontak menamparnya.

"Kurang aja kau! Katakan padaku,siapa yang menghamilimu?! Katakan!." Hwanjin hendak menampar Naeun untuk kedua kalinya,namun tangan Moonbyul menahannya.Ia berusaha keras menenangkan suami nya itu.

"Hwanjin-ah,jangan tampar dia lagi.Aku mohon."

"Apa kau gila?! Kau masih saja mau membela anak kurang ajar ini?!."

"Ya! Dia ini adalah anak kita satu-satunya! Aku mohon tenanglah!." Moonbyul terus menahan amarah Hwanjin.Sementara Naeun hanya bisa menangis.

"Ini semua perbuatan Hansol..."

"Telepon Hansol sekarang! Atau aku akan mengusirmu dari sini!." Perintah Hwanjin dan Naeun berlari naik ke lantai dua menuju kamarnya.Diambilnya handphone yang berada di nakas.

"Telepon tidak terjawab...silahkan tinggalkan pesan..."

Setelah berkali-kali ditelpon,tetap saja hasilnya nihil.Panggilan nya tidak terjawab.Naeun semakin panik.Pikirannya kacau,bagaimana jika Hansol benar-benar pergi? Melepas semuanya tanggung jawabnya.Meninggalkan ia sendirian dengan beban yang sangat berat.

-TBC
Wajib tinggalin jejak👣
Gomawo😚

Always YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang