Harus bagaimana?

43 6 5
                                    

Happy Reading🌸

Malam itu menjadi malam terburuk yang pernah ia alami bersama kekasihnya, Hansol.Pukul 06.01 A.M, Naeun mendapati dirinya terbangun dipagi hari tanpa sehelai pakaian pun menutupi tubuhnya.Begitu juga dengan Hansol.Sambil memegang erat selimut yang menutupi tubuhnya, ia mulai menangis.Hansol kemudian terbangun karena mendengar suara tangisan nya.

"Naeun-ah? Kau kenapa?." Hansol membuka kedua mata nya perlahan.Karena rasa malu yang teramat sangat ia rasakan,Naeun sontak menampar Hansol.

"Apa yang sudah kau lakukan padaku,hah?!." Hansol memegangi pipinya yang memerah akibat tamparan Naeun.Mulutnya terdiam seribu kata, saat Hansol telah menyadari apa yang sebenarnya terjadi. "Ini tidak mungkin...tidak mungkin..."  Gumam Hansol sembari mengacak-acak rambutnya.

"Apanya yang tidak mungkin?! Apanya?!."

Naeun mendorong badan Hansol dan menangis lagi.

.

.

.

SKIP

Setelah keadaan perlahan kembali tenang, Naeun mulai bersiap pergi ke kampus.Sementara Hansol masih membereskan kamar tidur mereka yang berantakan.

"Naeun-ah, kau tidak mual-mual kan? Kepalamu tidak pusing kan?." Tanya Hansol.Naeun yang tengah sibuk bersiap, hanya menaikkan pundaknya pelan.Hansol menarik napas lega, lalu kembali membereskan tempat tidur.

"Lalu bagaimana jika aku hamil?." Mendengar perkataan Naeun, Hansol berhenti sejenak dari pekerjaan nya.Ia menatap Naeun dengan raut wajah kesal.

"Kau harus segera menggugurkan nya." Jawab Hansol.Dengan mata nya yang berkaca-kaca, Naeun berkata "Apa kau sama sekali tidak ingin bertanggung jawab? Setelah apa yang kau lakukan padaku?."

Hansol menunduk, seperti sedang menahan amarah.

"Aku belum siap menjadi seorang ayah! Kenapa sulit sekali memberitahukan nya padamu! Aishh..."

"Lalu bagaimana denganku? Dengan janin yang nanti nya aku kandung? Apa kau akan pergi begitu saja?."

Hansol mendatangi Naeun dan menjawab "Gugurkan saja! Aku tidak akan menikahimu!." Hansol pergi keluar, lalu menutup pintu kamar dengan kasar.Naeun hanya bisa menangis.Berharap semoga Hansol mau bertanggung jawab jika nantinya ia benar-benar hamil.

.

.

.

Kampus

"Naeun, bagaimana? Kabarnya Hansol kesini untuk melihatmu.Benarkah?." Tanya Kang Yejin, sahabat Naeun.

"Iya, itu benar." Jawab Naeun dengan wajah murung.

"Ya, kau kenapa murung begitu?." Naeun terdiam. "Biasanya kau suka coffe latte dipagi hari." Lanjut Yejin saat melihat Naeun sama sekali tidak meminum kopi miliknya.

"Aku mau ke kelas dulu." Kata Naeun sambil bangun dari duduknya.

"Ya, Naeun-ah tunggu aku."

Mereka berdua berjalan bersama ke kelas.Yejin menatap Naeun khawatir.Karena tidak biasanya ia jadi pendiam seperti ini.

"Naeun, kau yakin tidak ada masalah? Kalau ada, kau boleh menceritakan nya padaku." Ucap Yejin yang memegang pundak Naeun.

"Hansol...meniduriku.Dan, aku takut dia tidak mau bertanggung jawab jika aku hamil..." Naeun menangis dan memeluk Yejin.

Jangan lupa tinggalin jejak👣
Kritik dan saran sangat dibutuhkan oleh author🌸
Gomawo😚

Always YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang