Desember

19 5 3
                                    

Naeun dan Hansol bersiap untuk pulang ke Seoul.Mereka bersiap pagi-pagi sekali agar tidak ketinggalan pesawat.Salju masih turun sedikit demi sedikit.Namun cuaca telah menjadi sangat dingin.

"Jangan lupa bawa hadiah pemberian Paman Han tadi." Ucap Hansol mengingatkan.Paman Han memberikan sebuah bingkisan untuk Naeun.Katanya sebagai buah tangan setelah pulang dari Amerika.

"Iya, pasti akan kubawa." Naeun kembali melanjutkan mengemasi barang-barangnya.Namun sedetik kemudian "Hansol-ah." Hansol langsung menoleh. "Iya?."

"Ada yang...ingin aku tanyakan padamu." Naeun sedikit ragu untuk bertanya.Takut akan sisi sensitif Hansol yang bisa saja muncul ketika ia menanyakan perihal kejadian itu.
"Apa?." Hansol sesekali menatap Naeun sembari tetap mengemasi barang.Naeun menghela napas panjang, keraguan nya semakin menjadi tatkala Hansol menatapnya.Ia menggigit bibir bawahnya, melihat sekeliling.Memastikan bahwa tidak ada Paman Han.

"Aku sudah telat datang bulan selama hampir 2 minggu, apa mungkin aku ha--" Ucapan Naeun menggantung saat Hansol berkata "Bukankah wajar jika seorang wanita mengalami telat datang bulan?." Hansol menyangkal semua kebenaran yang mereka berdua ketahui.Hansol tak ingin ambil pusing, dia terus saja mencari alasan yang bisa membuat Naeun tenang dan tidak bertanya hal-hal yang bisa membuat amarahnya timbul.

"Tapi, bagaimana kalau aku hamil?."
"Gugurkan saja jika kau hamil.Aku tidak mau ambil pusing dengan semua itu." Bisik Hansol tepat ditelinga kanan Naeun.Sebelum Paman Han datang dan mendengar percakapan mereka, Hansol segera meminta Naeun untuk mandi duluan dan bersiap.

Terdengar suara handphone berdering.Tapi Hansol tidak melihatnya.Dia melihat kesana-kesini untuk menemukan handphone tersebut.Dan benar saja, handphone tersebut berada di tumpukan kain yang belum dilipat.

"drttt...incoming call...eomma😘"

"Yeoboseyo eommanim?."

"Yeoboseyo? Nuguseyo? Dimana Naeun?."

"Aku Hansol eommanim, pacarnya Naeun.Dia sedang mandi sekarang."

"Ah, kau Hansol ternyata.Mianhe, aku tadi tidak mengenali suaramu."

"Gwenchanayo eommanim, apa ada sesuatu yang ingin disampaikan pada Naeun?."

Tiba-tiba Naeun muncul dikamar.Dia melihat Hansol menelpon seseorang menggunakan ponselnya.Naeun memukul pelan pundak Hansol.
"Itu siapa?." Tanya Naeun sedikit berbisik.Hansol lalu menjauhkan ponsel itu dari wajahnya.
"Eomma..."
"Ya, berikan padaku." Hansol memberikan ponsel itu kepada Naeun.

"Eomma? Eomma? Yeoboseyo? Ini aku Naeun."

"Naeun-ah? Oh...putriku sayang, bagaimana kabarmu?."

"Kabarku baik.Eomma dan appa bagaimana?." 

"Kami berdua sehat, kapan kau akan pulang? Kami merindukanmu."

"Hm...hari ini aku akan pulang."

"Woah, jinjja? Kalau begitu semoga perjalananmu lancar.Dan kalian berdua sampai disini dengan selamat."

"Ne,baiklah eomma aku tutup..."

Telepon pun berakhir.Satu kebohongan lagi tercipta.Aku baik.Naeun tak ingin pulang, namun ia merindukan kedua orang tuanya.

TBC guys😭😊

Wajib tinggalin jejak👣
Saran dan kritik sangat dibutuhkan oleh author🌸
Gomawo😘

Always YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang