Perhatian

44 6 0
                                    

  “ Sal bangun mau ikut ga jemput ayah? ”  Aku menggeliat di kasurku. Kakak ku itu memang menyebalkan. Aku baru tertidur beberapa jam karena semalam aku menangis “ Sal ayo lah jangan kaya kebo dong ” , akhirnya aku pasrah. Aku mendudukan diriku di atas kasur selama beberapa menit  “ lo semalem tidur jam berapa? ” Aku hanya diam 

“ Sal jawab! ” Aku melirik bang Sultan dan melirik jam yang berada di nakas
“ gatau. Malem intinya ”

“ lo nangis ya? Mata lo gede banget gitu ” Aku hanya menggeleng kepala ku. Aku berdiri dan bersiap untuk mandi

“ udah lo tunggu di bawah aja, gue mau mandi ” akhirnya aku meninggalkan Bang sultan sendirian di kamar ku

  Aku sudah siap dengan gaya yang sederhana dan sedikit polesan make - up yang tipis. Aku bergegas menuju halaman karena mama dan Bang sultan sudah menungguku “ ayo mah ”  aku hendak memasuki mobil “ itu ada temen kamu ga sopan ya udah di tungguin” 

  

Aku terkejut. Kenapa ada Dito di sini? Sejak kapan Dito ada di sini? “ D-dito?  Lo sejak kapan di sini? ” Akhirnya laki-laki itu menoleh menghadap ku “ eh Salma ”

“ lo ngapain? ”

“ gue tadinya mau ngajak lo jalan. Gue mau nyari buku kan lo suka buku jadinya gue mau minta tolong ”

“ tapi kan gue mau ikut jemput bokap- ” 

“ udah Salma kamu ikut Dito aja. toh ayah juga lama take off nya ” , percakapan ku di potong begitu saja oleh Mama. Sebenarnya aku sangat ingin menjemput Ayah di bandara, namun jika benar take off pesawat lama, aku pasti bosan “ mah, tapi kan Salma- ”

“ udah ikut Dito aja. Yuk sekalian jalan ” lagi - lagi ucapan ku di potong oleh mama. Sedikit kesal tetapi apa boleh buat. Akhirnya aku memasuki mobil Dito dan mama pergi menjemput Ayah. 

  Dalam perjalanan, aku lebih banyak diam karena aku tidak tau apa yang akan aku katakan kepada Dito. Pun dengan Dito, ia lebih fokus mengendarai mobil. Karena jenuh aku memilih memainkan ponsel. 

Aku membuka aplikasi Instagramku. Dan aku melihat sebuah insta story dari teman beda kelas ku. 

Aku buka, ternyata terdapat foto ia dengan seorang laki-laki. Aku sangat mengenal laki-laki itu

Ya , dia adalah seseorang yang berada di sampingku saat ini, Dito

   “ Sal ”Aku hanya menoleh tanpa bersuara

“ mata lo kenapa bengkak? ” Aku baru tersadar, efek mata panda ini terbilang lama mengempisnya

 “ gapapa ” Aku mengalihkan pandangan ku dan ingin terfokus saja pada ponsel , tetapi selalu saja Dito ingin tau “ Sal jawab lah itu kenapa? ”

“ gue bilang gapapa! ” aku sedikit meninggikan suara karena kesal
“ ye ngegas aja orang gue nanya doang ”

  Aku hanya diam. Dan berharap cepat tiba di toko itu. Bahkan berharap cepat tiba kembali di rumah

        °                         °                           °

Hampir 1 jam aku berkutik dengan rak buku fiksi.

Sedangkan Dito, ia sibuk dengan rak buku geografis di ujung sana. Kami memisahkan diri. Aku melihat beberapa buku keluaran terbaru. Dan seketika aku teringat dengan kak Latif. Aku selalu menghabiskan waktu dengan nya di toko buku

 Tetapi, tekatku sudah bulat aku harus melupakan dia

Aku tau, kenangan memang selalu hidup di mana-mana terlebih pada tempat yang pernah di kunjungi sebelumnya. 

U S A ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang