Rumit

11 3 0
                                    

Pukul 10.00 WIB

aku sudah siap dengan pakaian sederhana. Sebenernya aku malas pergi dengan kak Latif kenapa coba tiba-tiba kak Latif mengajak ku seperti ini. Setelah berkabar lagi tadi pagi ternyata kak Latif ingin di temani membeli buku. Oke lah tidak apa-apa, aku pun di rumah bosan jika sedang libur
Tidak lama kak Latif pun datang menggunakan mobil. Kami pergi ke toko buku

" kamu mau nyari buku apa sih kak? " aku kesal karena hampir satu jam kami di dalam gramedia, tetapi kak Latif belum dapat buku yang ia cari. Kak Latif sudah tau sifat ku, aku akan berisik jika sudah lelah " bawel banget sih kamu. Sabar dong " Satu jam setengah, akhirnya dia menemukan buku yang di inginkan. Hanya sebuah buku komik yang ia suka, tetapi hampir satu jam setengah kami mencari nya
" maaf ya Salma " aku hanya melirik kak Latif dan terus saja jalan " Sal. Ih jangan jalan duluan dong "
" kesel aku tuh. Kamu nyari komik ini doang satu sampe satu jam setengah "
" hehe.. kamu pasti laper. Makan yuk? " aku hanya mengangguk pelan

Kami makan di restoran korea, sembari menunggu makanan datang kami hanya saling diam. Ntah ingin berbicara apa, aku hanya bingung kami ini baru putus tapi cepat sekali kak Latif cair kembali kepada ku. Selepas kejadian hari itu.
" Sal " " kak Latif "
Kami memanggil nama secara bersama lalu kami tertawa " kakak dulu "
" ngga. Kamu dulu "
" kakak kenapa ngajak aku buat nyari buku? Bukan nya kakak udah punya pacar lagi? "
" pacar? Kakak belum punya pacar selepas putus dari kamu. Kakak tau kamu udah punya pengganti kakak kan? " aku hanya mengangguk kecil " cepet banget ya move on dari kakak "
" nggak juga. Butuh proses untuk nerima orang baru " kak Latif hanya terdiam. Kami saling diam, canggung

" meja 06. Makanan sudah siap semua ya "
" eh iya mbak. Makasih " Pelayan perempuan itu pergi setelah mengantar makanan ke meja kami " mending makan dulu " kak Latif hanya mengangguk kecil

                    °               °               °

Di luar hujan sangat deras. Jalanan macet hawa dingin membekap kami dalam sebuah mobil. Saling diam dan canggung

CTARR!
Suara gemuruh petir terdengar keras sekali, sangat kuat hingga membuat dadaku berdegup kencang. Aku takut petir
" gausah takut, ada aku disini " kak Latif mengenggam tangan ku dengan kuat. Ntah lah, aku tidak bisa membohongi perasaan ku bahwa aku masih sayang dengan laki-laki ini
Aku tidak bisa menahan perasaan ku, semua kenangan lama terputar kembali layaknya kaset rusak. Kenangan demi kenangan yang pernah kami rangkai saat itu. Benar kata orang, moveon itu bukan perihal melupakan tapi merelakan
Aku bisa melupakan kak Latif, aku bisa melupakan hal-hal yang kami buat bersama tapi perihal merelakan, aku belum bisa
Aku belum merelakan kisah ku berakhir, aku belum merelakan kak Latif untuk seseorang yang baru. Ah. Aku jadi teringat Dito, apakah kami akan seperti ini juga suatu saat nanti? Belum jadi saja sudah ada pertengkaran kecil
Lagi-lagi aku kembali terbawa dengan masalah ku dengan Dito. Air mata ku mengalir begitu saja, sadar bahwa aku menangis Kak Latif menariku hingga aku jatuh ke dada bidang nya
" hei dear? Are you okay? "
" ya. Im fine "
" kenapa kamu nangis? "
" petir nya gede banget, aku takut " aku terpaksa berbohong. Aku pun menyandarkan kepala ku ke pundak nya. Tak lama aku tertidur
" Maaf Salma. Gue mutusin lo bukan karena gue bosen sama lo. Gue masih sayang sama lo. Gue terpaksa mutusin lo karena gue mau kuliah di luar negeri. Gue gak mau buat lo nangis terus. Lo baik Sal gue yakin akan ada pengganti gue yang tulus sayang sama lo " aku mendengar itu. Semua sudah jelas, air mata ku semakin deras tetapi aku harus berpura-pura tidur seperti ini. Aku merasakan tangan nya mengelus pipi ku dengan halus. Perasaan ku kacau. Aku memaksakan tidur agar cepat sampai rumah

                °                 °                     °

" Sal. Bangun udah sampe " aku menggeliat dan membuka mata ku perlahan, sudah sampai ternyata. Aku merapikan barang-barang ku dan turun dari mobil
" thanks ya sal udah nemenin aku "
" iya kak sama - sama " aku masih menunduk, belum ingin menatap nya
" Sal? Liat gue dong " aku menatap nya lalu tersenyum " aku udah tau alesan kamu mutusin aku kak. Good luck untuk kuliah nya "
" k-kamu denger? Kamu gak tidur berarti?"
" tidur. Tapi setelah kakak bilang alesan itu"
" maafin aku Sal " aku berusaha menahan air mata agar tidak turun lagi, tetapi rasanya bendungan air mata ini tidak dapat di tahan
" gak perlu minta maaf, semua udah selesai. Udah jelas "
" aku merasa bersalah ngasih alesan putus nya bohong "
" aku kecewa sama itu. Seharusnya kamu jujur aja kak, ga perlu bohong kayak gitu " akhirnya air mata ini turun lagi, seperti hujan
Deras sekali. Kak Latif menarikku hingga jatuh dalam pelukan nya " maafin gue sal. Gue tau kalo gue salah. Gue gak mau buat lo nangis dengan alesan asli gue. Gue yakin- " aku menyudahi pelukan itu, dan menghapus air mata ku " aku masuk duluan ya kak. Makasih untuk hari ini, hati-hati di jalan " aku berlari masuk ke dalam rumah meninggalkan kak Latif. Maaf , bukan maksud ku seperti itu
Tapi aku hanya ingin menenangkan diri terlepas dari semua kejadian hari ini

             °                   °                     °

50 mised call
200 pesan

Aku baru membuka ponsel ku dan sudah banyak sekali pesan termasuk, terutama dari Dito. Aku tidak membaca satu pesan pun
Aku ingin istirahat.
Dito, maaf bukan aku mengabaikan mu tapi aku hanya ingin sendiri dulu

                    °               °               °

Apakah Dito dan Salma akan kembali lagi? Bagaiman perasaan salma setelah tau alasan sebenarnya dari kak Latif

Tunggu part selanjutnya yaa..

Enjoyy

-TuanHujan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

U S A ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang